🥀 FRIENDZONE 19

37 11 6
                                    

"TEO, cantikan ini? Apa ini?" Tanya Cindy kepada Teo sambil melakukan video call, terkait pakaian ngedate-nya nanti.

"Warnah putih pink itu cocok buat lu babe." jawab Teo sambil tersenyum.

"Wah yang bener?" Tanya Cindy memastikan.

"Iya dong, siapa dulu, pacar gua gituloh." jawab Teo sambil cengengesan.

"Hahaha ihh Teo, apaan sih lu. Kan baper gua." sambil memalingkan wajahnya karena malu-malu kucing.

"Hahaha jadi lu ngaku baper nih?" Timpal Teo.

"Ihh ngak kok." jawab Cindy tambah dibuat salah tingkah oleh Teo. Dia tak sadar mengucapkannya secara lisan.

"Boong ah, tadi jelas-jelas gua dengar loh." Timpal Teo kembali.

"Lu salah dengar itu."

"Hahaha lu malu kan ngaku?"

"Ihh dibilang enggak."

"Hahaha iya iya."

🥀

Mereka akhirnya tiba di tempat ngedet itu, pasangan yang pertama di tempat adalah Dimas dan Olivia. Yang disusul oleh pasangan Cindy dan Teo.

"Benaran lu ngak apa babe?" Tanya Teo meyakinkan.

"Hmm, of course" jawab Cindy dengan mantap.

"Ya udah kita masuk yah, kodein gua kalau lu ngak nyaman" tawar Teo.

"Hmm iya ayang" jawab Cindy sambil menggenggam tangan Teo.

"Cie panggil ayang nih." Teo cengegesan sampai dibuat salah tingkah. Cindy hanya tersenyum dan masih setia menautkan tangannya dengan Teo.

Cindy semakin mempererat genggaman tangan Teo, sambil menghentikan langkahnya, matanya mulai berkaca-kaca, pandannya menghadap ke depan seolah-olah ada yang membuat hatinya sakit.

Teo pun dibuat bingung oleh tingkah Cindy, Teo menelusuri kemana arah mata Cindy memandang. Di dapatinya Cindy ternyata tengah menatap Dimas yang tengah berciuman mesra dengan pacarnya Olivia.

Teo paham Cindy masih mempunyai rasa kepada Dimas. Dia mulai merangkul Cindy, membawanya ke mobil mereka. Tak rela melihat Cindy menangis, Teo pun menghapus air mata Cindy dan memeluknya dalam dekapannya, sambil mengelus lembut rambut Cindy.

"Babe, udah yah ngak usah nangis lagi, udah dong kan ada gua disini."

"Maaf Teo, lagi-lagi gua ngak mempertimbangkan perasaan lu."

"It's okey, ngak apa-apa kok, move on kan butuh waktu, gua paham, gua bisa ngertiin lu." jawab Teo penuh kasih sayang.

Cindy dibuat hanyut oleh perilaku lembut Teo. Dia menatap Teo lama, tatapannya penuh kekaguman. Bagaimana bisa cowok tampan di depannya ini sungguh lembut, terlebih dia adalah pacarnya. Beruntung sekali Cindy dibuatnya, itulah yang Cindy pikirkan.

Teo pun dibuat perpaku pula oleh kecantikan Cindy. Dia tak mengedipkan matanya. Tatapan mereka bertemu. Mereka saling menatap dalam. Tangannya berhenti mengelus rambut Cindy, dia kini fokus menatap betapa cantiknya pacarnya Cindy.

Adengan tatap-tatapan itu berlanjut, sampai Cindy mendaratkan ciumannya ke pipi Teo. Teo pun di buat kaget oleh perbuatan Cindy.

"Cindy apa yang lu lakuin? Gua mohon berhenti sekarang, atau kita nikah aja yah sekarang, gua gak tahan kalau lu terus-terus begini Cindy, jangan pancing-pancing gua please" Teo memelas, jelas dia tak ingin melanggar janjinya kepada Cindy, dia tak ingin membuat Cindy kecewa, tapi Cindy malah menyulut nafsunya. Meski sebenarnya Teo masih kaget dengan ulah Cindy ini, tapi dia berusaha berpikir waras.

FRIENDZONE [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang