"PLAK" pipi Teo ditampar oleh bundanya.
"Bunda...." Teo memegang pipinya yang terasa perih.
"Kamu kenapa nak cium anak orang? Mau tanggungjawab kamu?" Tanya bundanya Teo yang nampak heran dengan perilaku anaknya. Dia tak menyangka anaknya akan hilang kendali.
"Iya bunda, Teo mau kok, Teo juga udah lamar Cindy, Cindy juga udah setuju" pungkas Teo.
"Plakkk" pipinya mendapatkan tamparan lagi dari bundanya.
"Kamu gak maksa Cindy kan?"
"Ngak kok bunda." tuturnya singkat sambil menundukan kepalanya, tak melawan.
"Umur kamu berapa Teo?"
"19 bunda."
"Usia segitu bisa nikah?"
"Bisa bunda."
"Usia Cindy berapa?"
"Baru menginjak 18 bunda."
"Usia segitu bisa nikah?"
"Belum bunda."
"Jadi kapan boleh nikahnya?"
"Tahun depan bunda."
"Solusinya apa jadinya?"
"Nikah agama dulu bunda, tahun depan baru bisa daftarin pernikahan di KUA" tuturnya menjawab pertanyaan dari bundanya.
"Kamu siap nikahin Cindy?" Tanyanya memastikan kepada anaknya sebagai keputusan akhir.
"Siap bunda, Cindy gimana? Siap juga?"
"Iya bunda, Cindy juga setuju."
"Huhh, ganti pakaianmu, kita kerumah Cindy melamarnya, kamu nikah malam ini, ada-ada aja kamu, sekalinya buat masalah malah segede ini, pusing bunda dibuatnya" celoteh bundanya, pasalnya Teo tak pernah sekalipun terlibat masalah apapun, dia selalu jadi anak kebanggaan keluarga, giliran dihadapkan dengan cinta, matanya menjadi menggelap, tak tau benar dan salah, dia telah dibuat gila oleh Cintanya itu, lihat saja rencananya menikahi Cindy malam ini akan menjadi kenyataan, meski harus kena tamparan atau pukulan sekali pun.
🥀
"Brakk" pintu terbuka kemudian tertutup kembali dengan sangat keras.
Itu adalah ayah Teo, yang terpaksa pulang dari tugas luar kotanya, akibat mendapat kabar mendadak ini. Dengan berusaha menahan emosi dia mencari keberadaan anaknya Teo. Tak menyangka anaknya akan bertindak memalukan begini.
"Teo...... keluar kamu."
"Ayah sabar yah, tenangin dulu emosinya."
"Anak kamu itu, berbuat tak senonoh begitu, malu ayah mendengarnya, setidaknya diberi pelajaran anak itu, Teo....." emosi ayah Teo semakin memuncak.
"Iya Ayah kenapa?"
"Kamu bilang kenapa hah? Kenapa? Ngapain kamu cium cium anak orang? Kebelet nikah kamu?"
"Bukkhh"
"Bukkhh"
"Bukhhh"
Ayah Teo memukul anaknya, menghujamnya dengan kepalangan tangannya, tampak bibir sang anak pun menjadi berdarah
"Plakk"
"Bukhhh"
"Bukhhh"
"Plakkk"
"Ayah sudah, kasian Teo, nanti wajahnya bengkak ayah." Bunda Teo memisahkan ayah dan anak tersebut, agar Teo tak semakin babak belur.
"Nak, lain kali kalau bertidak berpikir dulu yah, jangan gegabah kayak sekarang nak." nasehat bunda Teo kepada sang anak sambil memeluknya.
Sejujurnya Teo tak masalah jika harus mendapatkan perlakuan ini semua, toh Teo tau ini resiko dari perbuatannya, makanya dia harus menanggung ini semua. Teo lebih tak rela jika Cindy menikah atau dekat dengan cowok lain, dia lebih rela dipukuli habis-habisan begini, asalkan tujuannya tercapai.
🥀
Keluarga Teo telah sampai di rumah Cindy, begitu pun dengan Teo. Mereka disambut oleh keluarga Cindy. Berbeda dengan Teo yang mendapat pukulan, tamparan, dan amarah. Cindy hanya mendapat amarah dan nasehat saja dari orang tuanya, pasalnya ayah Cindy tak mungkin tega memukul anaknya. Tapi tindakan Cindy tentu membuat mereka merasa kecewa. Bagaimana tidak ini adalah kali pertama anaknya pacaran, baru saja kemarin ayah Cindy mengetahui perkara anaknya yang pacaran, sekarang anaknya sudah mau menikah saja.
"Mohon maaf pak, seperti yang bapak tau, kami datang kesini untuk melamar Cindy. Resepsi akan diadakan malam ini pak, kami telah menyiapkan resepsinya di hotel keluarga kami." tutur ayah Teo menjelaskan.
"Sebelumnya saya mohon maaf sebesar-besarnya pak atas ulah anak saya, kalau bapak berkenan bapak boleh memukul anak saya sepuas bapak" sambung ayah Teo.
"Tak apa pak, mereka berdua yang bersalah, bukan hanya Teo saja, saya sudah mendengar cerita dari anak saya, katanya memang dia duluan yang memulai, jadi keduanya sama-sama salah pak. Langkah menikahkan mereka adalah pilihan terbaik pak, agar anak-anak kita terhindar dari bahaya zina yang marak terjadi di zaman sekarang ini pak." tutur ayah Cindy menjelaskan.
"Iya pak, saya juga setuju, ngomong-ngomong untuk pernikahan mereka pak, tahun depan baru bisa didaftarkan ke KUA, mengingat bahwa Cindy masih menginjak usia 18 tahun pak" timpal ayah Teo menjelaskan baik-baik.
"Iya pak, tak ada pilihan lain juga, kita doakan semoga mereka langgeng yah pak, menjalani rumah tangga sakinah mawaddah warahma, aamiin ya Rob." tutur ayah Cindy mendoakan pernikahan anaknya.
"Aamiin ya Rob" mereka serentak mendoakan.
"Mari pak, kita ketempat resepsinya" tutur ayah Teo mengarahkan.
"Iya pak, mari" balas ayah Cindy
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [TERBIT]
RomanceHarapan-harapan itu kian menghampiri dari waktu ke waktu. Jika dibiarkan terlalu lama akan menyakiti diri sendiri. Itulah akibat dari hubungan bernama Friendzone yang entah akan menemukan ujungnya atau tidak. ...