DI pojok kelas itu, terlihat 2 orang yang tak bergabung dalam merayakan hari jadian Teo dan Cindy. Mereka adalah Dimas dan Olivia.
"Hummm ternyata mereka juga jadian yah kemarin?" Tanya Olivia keheranan.
"Gua juga baru tau, Cindy gak cerita apa-apa selama ini" Jawab Dimas tak percaya dengan pendengarannya sendiri. Dia juga terlihat sedikit kecewa dengan Cindy, karena tak memberitahunya apa-apa, padahal Dimas selalu menceritakan orang yang disukainya yaitu Olivia.
"Iya yah sayang sekali, padahal kalian sahabatankan dari SMA kan?" tutur Olivia memanasi.
"Yahhh, doaian aja sih semoga langgeng" jawab Dimas.
Gua sih ngak rela kalau Teo terus pacarana sama Cindy yang munafik itu. Gua harus hancurin hubungan mereka. Gumam Olivia.
"Hey sayang, lagi mirikin apa sih? Serius banget, jadi kamu juga mau rayain gak hari jadian kita?" tanya Dimas kepada Olivia.
"Yah boleh juga sih" jawab Olivia seadanya."Kok ngak semangat gitu sih sayang?" tanya Dimas.
"Yah habisnya gua juga kecewa sama mereka, bikin badmood aja, kok bisa Cindy gak anggap lu sebagai sahabatnya sih, main rahasia-rahasiaan segala, tiba-tiba aja udah jadian, aneh sih mereka, kapan yah mereka PDKT-nya" kesal Olivia kepada Cindy.
"Heyyy sayang, ingat yang jalin hubungan kan mereka, jadi itu urusannya mereka, yah lagian mungkin Cindy belum mau cerita juga, ingat itu haknya Cindy mau cerita ataupun enggak, dia ngak ngerugiin kita kok sayang dan gua juga ngak apa-apa kok, tenang aja, udah yah jangan marah lagi sama Cindy" jawab Dimas menjelaskan dengan lembut.
"Hmmm iya sayang"
"Hehe gitu dong" sambil mengelus puncuk kepala Olivia.
🥀
"Udah? Kenyang Babe?" Tanya Teo kepada Cindy yang telah menghabiskan semangkok baksonya, sambil menyeka keringat Cindy yang telah bercucuran.
"Hmm iya, gua udah kenyang Teo, thanks yah traktirannya hehe, lain kali gua loh yang traktir" ucap Cindy sambil tersenyum manis.
"Hmm iya Babe, next time yah....."Sambil mencubit pipi Cindy karena gemas.
"Uhuk uhukkkk, wah kite-kite jadi nyamuk yah disini, kalian kalau mau romantisan jangan di depan para jumblo dong, nyesek tau ngak ada ayang kitee" Sindir April yang diikuti oleh anggukan kepala Nurul.
"Yah siapa suruh jomblo, makanya kalian jauh-jauh sana husttt hustt ganggu aja" jawab Teo sambil mengibas-ngibaskan tangannya kepada sang penutur tadi.
"Cindy putusin dia deh sekarang, dia tambah nyebelin tau, belagu banget dia, baru juga sehari pacarannya" pinta April kepada Cindy.
"Iya Cindy putusin aja, gua ngak jadi restuin kalian" pinta Nurul juga kepada Cindy dengan mata yang berbinar-binar.
"Enak aja, udah gua traktir juga tuh kalian, mentang-mentang makanan kalian udah masuk perut, seenaknya aja nyuruh Cindy putus sama gua, ngak pokoknya ngak ada kata putus, sampai mati pun gua ngak mau putus sama Cindy" protes Teo.
"Yah makanya traktir kami lagi dong, gua belum kenyang ini" pinta April yang diikuti anggukan kepala lagi oleh Nurul.
"Ya udah nih, cukup kan?" sambil mengeluarkan uang merah 5 lembar dari dompetnya.
"Wah gini dong, kalau gini kami restuin kalian deh" Tutur Nurul sambil mengambil uang dari Teo, dengan mudahnya berubah pikiran. Dasar mereka mata duitan.
"Hehe lebih dari cukup ini mah, yaudah sana-sana pergi, kami mau makan lagi, kalian lanjutin aja ngebucinnya" Timpal April sambil mendorong Teo kearah Cindy, sehingga bahu mereka saling bersentuhan, tatapan mereka pun saling bertemu dan membuat keduanya salah tingkah karena berada dengan jarak sedekat itu.
"Okey deh bye, kami duluan yah, jangan iri loh!!!" teriak Teo pergi menjauh dari mereka sambil menarik tangan Cindy dengan lembut.
"Iya bucin, sana-sana gua alergi sama orang bucin" tutur April, Nurul hanya tersenyum menyaksikannya, didalam hati Nurul benar-benar bersyukur sahabatnya Cindy telah mencadat pengganti Dimas.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [TERBIT]
RomansaHarapan-harapan itu kian menghampiri dari waktu ke waktu. Jika dibiarkan terlalu lama akan menyakiti diri sendiri. Itulah akibat dari hubungan bernama Friendzone yang entah akan menemukan ujungnya atau tidak. ...