Sudah pukul 6 sore, senja baru saja bangun setelah beres beres rumah 2 tingkatnya ini. Dia menggeliat lalu menatap buma yang masih tertidur, kasian lelaki itu mengerjakan setengah pekerjaan rumahnya.
Senja mengusap pipi buma. Lalu melepaskan pelukannya perlahan.
"Hmm apa sayang" leguh buma mempererat pelukannya.
"Lepas dulu, gue mau mandi" ucap senja menarik tangannya.
Buma membuka matanya.
"Jam berapa?" Tanya buma dengan suara serak bangun tidur.
"Jam 6.30, bangun gue harus masak juga" titah senja.
Cup
Buma mengecup singkat bibir senja lalu menggendong senja seperti koala dan naik keatas.
"Apasi bum, turunin ish" kesal senja.
"Sekalian sayang" buma tersenyum, senja hanya bisa pasrah.
Buma menurunkan senja dikamarnya, sedangkan dia berbaring lagi dikasur king sizenya senja.
"Ada kasur empuk gini malah tidur disofa bed" ucap buma berguling disana.
Senja segera melakukan ritual mandinya, tidak ada waktu berendam karena pasti buma akan mandi.
Setelah selesai dia keluar dengan handuk yang hanya dililitkan ditubuhnya.
"Alah asu segala lupa bawa baju, cuek aja ga si" inner senja.
Buma yang melihat itu tersenyum jahil.
"Ekhem by, udah siap punya anak?" goda buma.
Senja menatap sinis.
"Mata lo meletus, sana mandi, gue siapin bajunya" sewot senja lalu masuk kedalam wardrobe nya.
Buma terlari masuk kamar mandi sebelum serangan maut datang.
Senja segera memakai celana dan piyama oversize nya. Piyama oversize dengan celana setengah paha, huft jangan ditanya bagaimana seksinya senja saat ini.
Dia mengeringkan rambutnya lalu mencepolnya, tak lupa sedikit memakai pelembab karena wajahnya yang kering.
Baju buma dia ambil punya ayahnya dulu, lalu dia segera kedapur.
"Masak apa ges" senja menggesek gesek tangannya satu sama lain sambil melihat isi kulkas yang baru diisi.
Jangan memasak yang memakan waktu lama.
Senja menjentikkan jarinya. Dia mengambil ayam dan teman temannya.
Ayam suir pedas manis mungkin akan cocok malam ini. Cocok ga cocok makan adalah hal utama.
"By, badan papa lo segede gini dulu"
Senja yang sedang meracik bumbu menoleh kearah buma. Baju papanya sangat membentuk tubuh buma yang kekar.
Siapa yang tau model tubuh mereka bisa sama gitu.
"Iya, sukanya baju begitu soalnya badannya sama kayak lo dulu" kekeh senja lalu kembali melanjutkan kegiatannya.
Buma tersenyum tipis lalu mendekat.
"Ada yang bisa dibantu?" Tanya buma melihat pekerjaan senja.
"Engga, gue cuman masak ini doang, gapapa ya" jawan senja.
Cup
"Gapapa sayang, selama itu masakan lo" ucap buma mengecup singkat pipi senja.
"Bisa buat jus ga?" Tanya senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
|| Study For You || End ✔
Teen FictionJudul sebelumnya : 𝐁𝐮𝐦𝐚𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 & 𝐒𝐞𝐧𝐣𝐚 📌 𝙲𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚑𝚒𝚋𝚞𝚛𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚊𝚝𝚊. 📌 𝙼𝚞𝚛𝚗𝚒 𝙵𝚒𝚔𝚜𝚒. . [ END ] . When buma yang otaknya kecil sekecil udang bahkan lebih kecil lagi, dituntut untuk pin...