tiga puluh lima 🐣

82 18 0
                                    

☆࿐ཽ༵༆༒ 𝑽𝒐𝒕𝒆 𝒄𝒐𝒎𝒎𝒆𝒏𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓𝒔༒༆࿐ཽ༵☆
☆࿐ཽ༵༆༒ 𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 ༒༆࿐ཽ༵☆
__________________________________________

Beberapa hari buma sudah disibukkan dengan belajar, belajar, dan belajar. Sampai dia sendiripun bingung, kenapa dia rela seperti ini hanya untuk senja.

"Aarrghh senjaa, lo dunia guee!" teriak buma dikasurnya. Dia bucin? Ya dia bucin, bahkan sangat bucin pada gadisnya.

Tok tok tok

Buma menatap pintu kamarnya, ayolah, dia malas.

"Siapa?!"

"Ini papa" buma menghela nafas pelan.

"Ga buma kunci paa, masuk ajaa"

Eden masuk dengan berkas ditangannya. Buma yang melihat itu semakin melengguh lelah.

"Pa, buma udah cape" ujar buma memelas.

"Papa ga nyuruh kamu belajar sekarang" buma sontak menatap eden.

"Kenapa gitu banget liatinnya? Papa tau papa tampan" buma mendelik malas.

"Yaudah buma mau kesenja, kangen senjaa" buma hendak bangun.

"Keluar selangkah, jangan harap bisa liat senja lagi" buma berhenti dan kembali membantingkan tubuhnya dikasur.

"Papa apaan sih, serius banget nanggapin omongan senja" ucap buma.

"Janji tetap janji" ucap eden datar.

"Tapi pa..."

"Kamu udah berhasil kemarin, kamu tinggal pertahanin potensi itu"

"Iya, tapi k...."

"Oh iya, papa juga udah mendaftarkan kamu ke dua kampus" buma lagi lagi menoleh kearah eden.

"Buma mau sama senja" ucap buma.

"Satu disini, dan satu dikamus tempat papa kuliah dulu, kamu akan bisa disini kalau nilai kamu sempurna, dan akan merantau sendiri jika nilai kamu dibawah senja" buma mengusap wajahnya.

"Pa, papa niat nyiksa buma?"

"Ini buat kebaikan kamu"

"Papa ga pernah rasain apa yang buma rasain, ini beban buat buma"

"Ini belum seberapa, kalau kamu berkeluarga nanti, akan lebih beban daripada ini, gausah banyak ngeluh, kamu hanya terus belajar" eden menyimpan berkas dimeja belajar buma lalu keluar.

Buma mengambil ponselnya, of course untuk menelepon senja.

"Hai by"

"Udah sampe?"

"Udah sayang, kamu lagi ngapain?"

"Lagi nonton"

"Kamu nonton, aku belajar, ga boleh gitu sayang"

Buma cemberut walau senja tak melihatnya.

"Hm? Kamu masih belajar?"

"Aku mau nilai bagus"

"Aku yakin nilai kamu pasti bagus kayak kemarin"

"Tak segampang itu"

"Ku mencari penggantimuuuu"

"Kok malah nyanyi, aku serius juga"

"Lagian kamu alay"

"Malah ngatain"

|| Study For You || End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang