☆࿐ཽ༵༆༒ 𝑽𝒐𝒕𝒆 𝒄𝒐𝒎𝒎𝒆𝒏𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓𝒔༒༆࿐ཽ༵☆
☆࿐ཽ༵༆༒ 𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 ༒༆࿐ཽ༵☆
__________________________________________Disini mereka berada, dikelas bersama para orang tua yang menunggu giliran anak anaknya. Yap, ini adalah hari pembagian rapor.
Buma menatap senja yang duduk di depannya. Tangannya terulur menoel bahu senja.
Senja menoleh.
"Apa?" buma menyengir dan menggeleng. Senja mengerutkan keningnya, kembali menghadap kedepan.
Eden yang melihat itu menoleh pada buma.
"Ngapain kamu?" tanya eden.
"Papa ngapain sih duduk sama buma? Liat senja sendiri" ucap buma menatap sebal eden.
"Yang ambil rapor kamu itu papa, bukan senja" malas eden.
"Papa pindah kedepan sana, senja duduk disini"
Senja merutuki buma dalam hati, apa apaan kelakuan bocah satu ini. Malu maluin.
"Loh, kamu ngusir papa?" eden melepas kacamatanya.
"Iya, buma mau sama senja" eden mendengus dan pindah disisi senja.
Senja terkejut dan menoleh kesisi kanannya, dia tersenyum kikuk.
Eden menatap senja penuh arti.
"Kamu diem disini" ucap eden menatap senja.
Buma melotot.
"Pa, kok..."
"Diem, papa lagi nyimak" ucap eden memotong ucapan buma.
Buma mendengus, kenapa jadi dia yang duduk sendiri. Lagian apa apaan papanya malah menyuruh senja diam.
"Modus ni bapak bapak" inner buma.
"Bumantara charlesion agatha" eden langsung notice dan berdiri maju kedepan.
"Ga nyangka mami, kamu bisa sekelas sama anak kanglomerat" bisik mami melly. Melly mengerutkan bibirnya.
"Anaknya pacar senja" mami melly terlihat terkejut dengan pernyataan melly.
"Oh jadi dia buma buma pacar senja" mami melly menganga sembari mengangguk.
"Gausah mangap dong mi, malu" mami melly mengatup bibirnya rapat.
"Beruntung bisa pacaran sama anak pengusaha" ucap mami melly. "Bagus nasib senja"
"Tyas ga kalah cakep kok" ucap melly melipat tangannya.
"Iya? Kamu belum ngenalin tyas ke mami, dah berapa lama pacaran sama dia?" melly menaikkan sebelah alisnya seolah berpikir.
"Berapa ya? Sebulan? Dua bulan? Aku lupa" jawab melly.
"Kenalin ke mami nanti"
"Iya, nanti aku kenalin pulang ambil rapor" ucap melly pasrah.
Senja menyatukan tangannya gugup, eden dan buma sedang didepan mengobrol dengan guru.
"Harusnya dia bisa" gumam senja menempelkan tangannya didepan bibir.
Senja menghela nafas panjang melihat eden yang berjalan me dekatinya.
Dia mendongak menatap buma, namun buma hanya diam duduk dikursinya. Kemudian dia menoleh menatap eden.
"Gimana om?" tanya senja pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
|| Study For You || End ✔
Novela JuvenilJudul sebelumnya : 𝐁𝐮𝐦𝐚𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 & 𝐒𝐞𝐧𝐣𝐚 📌 𝙲𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚑𝚒𝚋𝚞𝚛𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚊𝚝𝚊. 📌 𝙼𝚞𝚛𝚗𝚒 𝙵𝚒𝚔𝚜𝚒. . [ END ] . When buma yang otaknya kecil sekecil udang bahkan lebih kecil lagi, dituntut untuk pin...