tiga puluh sembilan 🐣

69 17 0
                                    

☆࿐ཽ༵༆༒ 𝑽𝒐𝒕𝒆 𝒄𝒐𝒎𝒎𝒆𝒏𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓𝒔༒༆࿐ཽ༵☆
☆࿐ཽ༵༆༒ 𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 ༒༆࿐ཽ༵☆
__________________________________________

Melly menganga terkejut. Hah? Saudara angkat?

"Maksudnya?" senja mendelik malas.

"Bapaknya nikah sama cewe janda beranak, ini anaknya, jadi saudara angkat kan namanya?" jelas senja.

Melly mangut mangut.

"Kok lo tau?"

"Gue tau semua tentang buma, ya ga semuanya tau sih" ucap senja.

"Dah dalem banget keknya hubungan lo sama buma" senja tersenyum tipis. Ya, hubungannya sudah dalam, bahkan senja berenang terlalu jauh dikehidupan buma.

"Mmgghh... Aawsh" melly dan senja menatap lelaki itu.

"Minum dulu" melly memberikan segelas pada satya, satya duduk dan menerimanya.

"Thanks, gue dimana?" tanya satya mengerutkan keningnya.

"Di apartemen gue" satya membuka matanya menatap senja.

"Lo?"

"Senja, cewe buma kan?"

"Bagus deh lo inget" kekeh senja. "Bentar, dikit lagi ini"

Senja menekuk lutut, dia menempelkan kapas dan hansaplast dibeberapa luka diwajah satya.

Satya memejamkan matanya, wajahnya terasa nyut nyutan.

"Dah"

"Jadi? Kenapa lo bisa babak belur gini?" tanya melly yang sudah penasaran.

"Lo siapa?"

"Oh iya lupa belom intro" melly menepuk jidatnya. "Gue melly, temennya senja sama buma, lo sodara buma kan?"

Satya berdehem.

"Saudara tiri"

"Iya sabodo gue, jawab pertanyaan gue tadi"

"Apa?"

Melly menahan dirinya agar tak mencomot wajah babak belur itu.

"Kenapa lo babak belur gini? Dipojokan lagi, malem malem lagi" ucap melly.

"Bukan urusan lo, gue mau balik" ujar satya yang sudah berdiri.

"Gue tau badan lo masih sakit, istirahat dulu disini" ucap senja menatap satya.

Satya menggeleng.

"Gue gapapa, sorry ya ngerepotin lo" senja tersenyum tipis, melly mendengus, tadi kedia judes, kesenja langsung mesem gitu.

"No prob, lo sodaranya buma, gausah makasih segala"  satya mengangguk singkat.

"Gue balik dulu, sekali lagi thanks"

"Serius?" tanya senja ragu.

"Iya, motor gue..?"

"Ada dibawah"

Satya mengangguk. Senja mengantar sampai lorong pintu. Dirinya bingung, namun enggan bertanya karena mereka tak begitu kenal.

"Huh, batu banget jadi anak" cibir melly.

"Lanjut ga nih nontonnya?" tanya senja.

"Dah malem, mending tidur" jawab melly berjalan keatas.

"Jajanannya?"

|| Study For You || End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang