Berdasarkan request di atas, semoga suka:) Ini random pair. Jangan buat war sana-sini kalo gak suka pairnya. Ini fiksi tok, ok? Komen juga dong, biar aku gak hapus chap yang ini hehe
U 'ᴥ' U
Katanya, Jeno itu permata. Tapi ini adalah kata yang faktual, lihat saja bagaimana sedari kecil Jeno begitu dijaga, hingga detik di mana dia sudah menikahpun Jeno tetap dimanja.
Tingkah Jeno tak pernah berubah sejak kecil, selalu suka merengek dan kekanak-kanakan. Lagi, sampai sekarang, tidak ada yang keberatan.
Mama dan Papa, istri serta anak dari Jeno tetap menjaga kepolosan dan keluguan Jeno agar melekat dalam diri lelaki itu. Penjagaan Jeno super ketat, putera bungsu Mama dan Papa itu bahkan tidak dibiarkan bekerja. Perusahaan keduanya diteruskan oleh putera sulungnya yang juga sama protektif pada Jeno, makanya dia setuju saja. Demi keamanan Jeno.
"Mamaa!"
Masih pagi, baru pukul 6 namun Jeno sudah berteriak heboh hingga ke kamar sebelah, kamar tempat Mama dan Papa terlelap.
Maka Mama tak bisa tetap tenang, dia berjalan tergesa meski sedang berdandan. "Kenapa, Adek?!" Mama panik, dia menatap Jeno dengan cemas.
Mata Jeno berembun, tangannya lalu menurunkan kerah piyamanya, menunjukkan merah-merah yang ada pada leher dan sekitar tulang selangka.
"Nyamuk gigit Nono! Besar-besar, Mama!" Jeno merengek, mata dengan binar polos dari pria yang hampir berkepala empat itu sudah berkaca-kaca, siap menangis.
Mama menghela napas lega begitu dengan pasti mengetahui apa yang dimaksud si Bungsu. Dia terkekeh, hanya beberapa kissmark yang nampak masih segar. Mama lalu mendekati Jeno, "Ututu, Adek digigit nyamuk besar? Sini Mama liat," ujarnya sembari duduk di pinggir kasur.
Jeno lantas berangsur mendekat, dia duduk di depan Mama, "Ini, Mama. Takut," Jeno akhirnya menangis juga. Dia terisak dengan kencang, ruam merah yang begitu kentara dan kontras dengan kulitnya itu membuatnya ketakutan. "N-nanti berdarah, Mama!" dia begitu khawatir jika nanti dari tiap ruam itu muncul darah.
Mama menggelengkan kepala, dia mengelus kissmark yang dibuat oleh menantunya, "Nggak akan, Adek. Mama bisa sembuhin, tapi Adek diam dulu. Nanti Mama nggak mau bantu kalau Adek nangis terus," ujar Mama.
Jeno menatap Mama dengan wajah penuh air mata, "I-ini hilang?"
Mama tersenyum gemas, menggigit pipi bagian dalamnya, anaknya sudah menjadi seorang ayah bagi seorang remaja, tapi masih saja sama cengengnya. "Hilang, nanti Mama sembuhkan. Berhenti menangis dulu dong," ujarnya.
"Loh? Mama? Adek kenapa? Adek kok nangis? Ada yang sakit?" tanya seorang wanita secara beruntun, dia baru saja selesai dari kamar mandi. Terlihat dari bathrobe yang melekat di tubuh itu. Rupanya wanita ini tak mendengar suara Mama dan Jeno karena sibuk mandi sembari bernyanyi. Lagipula ruangannya memang kedap suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shorts: Lee Cute Jeno [Selesai]
FanfictionCerita pendek perihal kesayangan kita semua, Lee Jeno yang terlalu lucu dan menggemaskan. Makanya harus diabadikan. Kalau mau request, komen di bagian 'Lapak Request', nanti diusahakan untuk buat sesuai request kalian! Tolong requestnya di bagian La...