Sibuk, Sendirian, Sakit

5.3K 258 8
                                    

Berdasarkan requestan di atas, semoga suka! Tapi yang ini sibuk e boongan😀🙏 semoga suka, maaf ya, masih jelek soalnya🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berdasarkan requestan di atas, semoga suka! Tapi yang ini sibuk e boongan😀🙏 semoga suka, maaf ya, masih jelek soalnya🙏

U ´ᴥ' U

"Hyung! Ayo main!" Jeno berlari ke arah Mark yang sedang duduk di depan laptopnya, dia lalu menatap Mark dengan penuh harap.

Mark mendongak sekilas, lalu memilih kembali fokus pada laptopnya. "Gak, Hyung sibuk," ujarnya singkat.

Senyum Jeno memudar, namun segera saja anak itu kembali mengukir senyumnya meski tak selebar tadi. "Hyung sibuk apa? Mau Jeno bantu?"

Jeno baru saja akan mendudukkan diri, tapi kalimat penolakan Mark dengan nada yang tak enak didengarnya malah meluncur begitu mulus, "Gak perlu tau, Hyung bisa sendiri."

Maka, Jeno tak bisa untuk tetap menampilkan senyumnya. Bibir bawahnya dia gigit keras, berusaha mencampakkan rasa sakit yang menjalar di dada. "O-oke, Hyung. Maaf, Jeno ganggu ya?"

"Itu tau," kalimat Mark berhasil membuat Jeno undur diri dengan sakit hati. Otaknya bertanya-tanya, apa yang salah dalam dirinya? Ah, tapi mungkin saja Mark sedang banyak kerjaan dan tidak ingin diganggu. Jeno mengangguk, membenarkan sugesti sepihaknya, benar, mungkin Mark Hyung sedang sibuk dan tak ingin diganggu, dia saja tadi sendirian. Lagian, mana mungkin Mark Hyung benci Jeno, iya .. kan?

Mengenyahkan kalimat terakhir dalam otaknya, Jeno lalu berjalan menuju kamar Chenle dan Jisung. Mereka adalah harapan terakhir Jeno untuk hari ini, mengingat Jaemin, Haechan dan Renjun sedang pergi sejak pagi tadi. Katanya sih mau latihan di gedung agensi. Tangan Jeno terangkat untuk mengetuk daun pintu itu, "Chenle? Ji? Halo, apa kalian ada di dalam?"

"Kenapa Hyung?! Kami sibuk, maaf!" teriakan Jisung dari dalam itu membuat tangan Jeno yang hendak meraih kenop pintu kembali ditarik. Dia ditolak, lagi. Untuk ke-sekian kalinya.

"Yak! Yak! Jisung pabo, kau harusnya ke arah sana! Biar aku urus area ini," suara Chenle terdengar sampai ke telinga Jeno, senyum tipis Jeno terbit. Sibuk bermain game, ya? Apa Jeno tidak boleh bergabung?

Lalu, terdengar decakan keras Jisung, "Chenle! Kenapa mati?!" Setelah itu Chenle mengerang kesal.

Jeno makin murung, bahunya sudah merosot lesu. "Jeno mau gabung juga," lirihnya dengan pelan.

U ´ᴥ' U

Ditolak itu menyakitkan. Sangat.

Dan hari ini, Jeno sudah ditolak berkali-kali dengan nada dan kalimat yang bervariasi. Pagi tadi, saat Jaemin, Haechan dan Renjun hendak pergi, Jeno meminta untuk bergabung karena tak memiliki agenda di hari libur ini, berbeda dengan mereka yang katanya akan menggunakan waktu libur untuk latihan. Tapi, pagi-pagi itu Jeno sudah mendapat penolakan, dia ingat betul kalimat Jaemin dengan nada lembutnya, "Baby, kami akan latihan. Lebih baik Baby istirahat, ya? Nanti kalau ikut malah kelelahan," Jaemin bahkan mengelus surainya penuh sayang.

Shorts: Lee Cute Jeno [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang