Karena Lo Lemah

3.4K 182 29
                                    

Selamat baca

U 'ᴥ' U

Jeno menatap adiknya yang sedang duduk dengan santai di kursi terbengkalai. Mereka sedang ada di gudang tua yang pintunya sudah tak ada, cukup jauh dari gedung tempat mereka belajar.

"Adek.." Jeno menegur pelan begitu melihat Jisung menghisap batang nikotin yang dia nyalakan.

Jisung menatap Jeno dengan sebelah alis terangkat-menatap penuh tanya pada Jeno, meski samar-samar, dia tetap dengar Jeno memanggil namanya tadi.

"Adek.. Jangan ngerokok.." Jeno mencoba mendekati Jisung, remaja dengan seragam khas anak ekskul lukis plus topi baretnya itu menggeleng kepada Jisung.

"Di sana aja, kak. Gue mau ngerokok, nanti lo bengek," katanya, membuat Jeno menghentikan langkahnya.

Wajah Jeno jadi murung, bibirnya turun ke bawah karena sedih mendengar perkataan Jisung. Laki-laki itu tanpa sadar menunduk, kebiasaan ketika merasa sedih dengan sesuatu.

Jisung peka, sadar sekali malah. Dia kan menghisap rokok sembari menatapi Jeno. Melihat si Kakak yang dirundung sedih, Jisung berdecak keras. "Lo tuh! Dibilangin fokus aja sama ekskul, ngapain kabur ke sini sih?!"

Jeno agak tersentak mendengar Jisung berkata begitu, kadang Jisung yang pendiam jauh lebih baik daripada Jisung yang banyak bicara ketika dirundung amarah.

Jeno akhirnya melangkah mundur, "Y-yaudah, Adek di sini aja. Kakak balik lagi," katanya sambil berjalan menjauh.

Laki-laki berpakaian serba hitam itu wajahnya makin merah-makin marah, terlihat dari caranya menghempas rokok dan menginjaknya dengan sepatu hitamnya, padahal rokoknya baru beberapa kali dia hisap. Tangannya juga segera meraih jaket kulit berwarna hitam yang tadi dia lempar. "Kak!" Jisung memanggilnya.

Bagaimanapun dia khawatir pada Jeno. Selalu.

Mendengar panggilan Jisung, Jeno malah berlari agar semakin jauh dan tak tertangkap. Itu makin memicu amarah Jisung.

"Kak! Lo tuh punya bengek, jangan lari!"

"YAUDAH ADEK JANGAN KEJAR!" Jeno berujar dengan berteriak juga, nafasnya sudah agak berat. Jeno benci keadaannya.

Bahu Jeno langsung ditarik Jisung sampai Jeno menabrak dada Jisung, tubuh Jeno direngkuh dengan usapan di punggung. "Jangan lari, nanti lo makin sakit," nada bicaranya melunak, kalimatnya terdengar lembut.

"Kan udah sakit," kata Jeno sembari bersandar di dada Jisung dan menetralkan nafasnya yang memburu. Dadanya mulai sakit omong-omong.

"Makanya gue bilang 'makin'," jawaban Jisung itu buat Jeno memukuli dada adiknya.

"Dada lo sakit, kak?"

Pertanyaan Jisung yang tiba-tiba stelah beberapa saat hening itu diangguki Jeno, nafasnya sudah membaik sedikit meski pusing tetap menjajah. "Y-ya.."

"Fuck!" setelah mengumpat, Jisung segera menggendong Jeno dan berlari menuju unit kesehatan. Terlalu jauh untuk pergi ke lantai tiga di gedung sekolah mereka dan mengambil inhaler Jeno di tasnya.

"Tenang, nafas yang bener!" tegur Jisung saat berlari menuju unit kesehatan.

Jeno malah terkekeh, merasa lucu melihat Jisung panik begini. "Adek yang jangan panik.. Tenang.." katanya dengan pelan.

"Arghh! Lo diem! Mending nafas yang bener!"

Jisung dibuat makin panik ketika Jeno malah memejamkan matanya. Bahkan pintu unit kesehatan itu dia tabrak dengan bahunya, untung langsung dibukakan oleh orang dari dalam sana-sebelum Jisung hancurkan dengan kekuatannya.

Shorts: Lee Cute Jeno [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang