Before You Go (Fear pt.2) ⚠️

1.8K 147 21
                                    

⚠️adegan kekerasan, kalimat kasar dan hal buruk lainnya ada di bagian ini. Jangan ditiru.

U ´ᴥ' U

Sekarang ini Jaehyun sepenuh hati menangisi adiknya, adik satu-satunya yang sudah dia abaikan karena pernyataan sang Mama setahun lalu. Kalimat Mama tentu berenang dalam rungu Jaehyun, terkemas dengan baik hingga dia ingat setiap katanya.

"Dia bukan anak Mama, Jae! Dia anak haram! Papa kamu selingkuh di belakang Mama, lalu wanita jalang itu melahirkan di hari yang sama dengan Mama, di rumah sakit yang sama.."

Suara Mama yang menangis hingga meraung-raung terputar lagi di rungunya Jaehyun. Waktu itu, Papa mencoba menjelaskan semuanya namun wanitanya terlanjur tutup telinga. Dan semuanya kacau.

Mama merasa terkhianati dan pergi entah ke mana. Ketika Papa menjadi satu-satunya harapan Johnny, Jaehyun dan Jeno, pria itu malah pergi juga. Tapi Jaehyun tahu, Papa tak pergi begitu saja sebab uang dalam rekeningnya selalu bertambah tiap bulan dengan catatan 'untuk jajan'. Tapi di mana, Papa? Jaehyun butuh Papa. Sudah cukup dia berpura-pura merasa paling bisa bertahan selama ini, sudah cukup. Jaehyun sudah di ambang batas, Jaehyun sudah terlalu keras.

Bahu Jaehyun bergetar di depan ruang IGD, Jaehyun sudah tak peduli jika Jeno memang adik beda ibunya. Bagaimanapun Jeno masihlah satu ayah dengannya. Jaehyun juga lelah dibalut benci setiap hari, rasanya berat, wajahnya jadi kaku karena tak pernah lagi tersenyum. Biasanya Jeno yang bertingkah konyol dan membuatnya tertawa.

"Adek.." Jaehyun terus memanggil Jeno, dia ingin mengulang semuanya. Dia tak ingin semuanya jadi seburuk ini.

"Abang.."

Rungu Jaehyun mendengar sesuatu. Sebuah suara yang selalu dia rindu, sosok yang dia butuhkan sejak dulu tapi pergi begitu saja. Netra Jaehyun yang basah menatap sosok di depannya dengan pupil bergetar.

"P-Pa.." tangan Jaehyun bergetar, ingin menggapai sang Papa yang terasa nyata.

Pria yang dipanggil Papa itu lantas memeluk Jaehyun dengan erat, mereka sama-sama menangis di depan IGD. Hatinya dibanjiri rasa bersalah tiada henti, keluarganya makin hancur setelah dengan bodohnya dia memilih ikut pergi, berharap hatinya membaik dan dapat memperbaiki hubungan dengan sang Istri.

"A-adek, P-pa.. K-kata dokter kritis.. Dan dokter ngga keluar-keluar," Jaehyun mengadu dengan suara lirih.

Terselip berbagai pertanyaan yang ingin Jaehyun ajukan, tapi hatinya masih terlalu takut perihal keadaan Jeno. Papa pun nampaknya masih terlalu terkejut.

Pelukan itu dilepas ketika pintu ruang IGD dibuka, lalu dokter itu menghampiri keduanya. Mengatakan sesuatu yang membuat Jaehyun dan Papa mati rasa.

U 'ᴥ' U

Tangan bergetar Jaehyun menggenggam tangan milik Jeno yang ringkih dan terasa dingin. Dokter bilang jantung Jeno berhenti berdetak tadi, maka Jaehyun benar-benar merasa berterima kasih ketika rungunya mendengar suara detak dari monitor jantung di ruangan ini, meski lemah dan kadang tak teratur. Jaehyun mengecupi tangan Jeno, "Makasih udah bertahan, adek.."

Air matanya tak terbendung lagi, dia menangis sembari menggenggam tangan Jeno yang seakan tak bergerak.

"Adek.. Bangun ya? Jangan pergi.. abang mau perbaiki semuanya..

Abang salah, adek.. Maaf..

Maaf udah biarin adek selama ini berjuang sendirian, maaf ngga pernah peluk adek lagi. Tapi jangan pergi dulu ya? Abang mohon, kasih abang kesempatan untuk perbaiki semuanya, adek.. Kasih abang kesempatan.."

Shorts: Lee Cute Jeno [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang