8.

214 13 0
                                    

Farrel duduk di kursi yang ada di ruang osis. "gue ada salah apaan ama Devano? Kok kayaknya dia gasuka gitu kalau ada gue?" monolog nya sembari memainkan pensil nya.

"Devano arutala? Anak 11 ips 2?" sahut Bryan yang ada juga Disana.

Farrel mengangguk sembari memijat pangkal hidungnya. "dia kalau ketemu gue bawaannya pengen nonjok gue kayaknya."

Bryan menggeser kursinya mendekat ke meja Farrel. Kebetulan kursi itu ada rodanya. Jadi mudah jika ingin berpindah tempat. "lo bikin kesalahan apa?"

Farrel menggeleng. "gabikin kesalahan apa apa."

"lo pernah meggang tytyd nya?"

Farrel terkejut lalu memukul wajah Bryan menggunakan berkas yang tadi dia tanda tangan ni. "goblok. Kagak lah!"

Bryan meringis. "lo pernah nge hukum dia?"

"pernah lah. Dia aja bikin kesalahan. Ya gue hukum."

tok! tok! tok!

Setelah ketukan pintu. Seseorang lelaki masuk dengan baju yang lumayan berantakan.

"numpang ngadem." ucapnya setelah duduk di kursi Depan meja Farrel.

"Angga! lo habis di kejar maling apa gimana sih?! Sragam lo basah gini." tanya Bryan yang melihat sragam osis Angga yang basah di bagian Dada hingga Perut.

Oh iya. Ruangan osis ini di sediakan Ac brodi. Dulunya ini perpustakaan. Tapi di alih fungsi kan menjadi ruangan Osis.

Angga menggeleng sembari menggusar rambut mangkoknya kebelakang hingga memperlihatkan Dahi mulusnya. "engga. Gue tadi habis bersih bersih UKS. Gile. Kotor banget dah. Apa faktor kagak ada yang pernah pingsan jadi kotor begitu." diapun melepas dasinya dan membuka 3 kancing bagian atas sragamnya.

"lo gabikin jadwal piket buat bersihin UKS?" tanya Farrel sembari menaikkan kacamatanya.

Angga mengangguk. "Udah njir. Gue dah bikin. Tapi beberapa malah pada nyepelein. Terutama yang cowok cowok."

tok! tok! tok!

Mereka bertiga sontak menatap pintu.

"masuk." ucap Farrel.

'kamu dulu yang masuk.'

'kok aku?! Kamu ajadeh! Aku malu!'

"suara itu..." Angga mencoba mengingat suara yang terdengar dari luar itu.

'yaudaahhh iya! Aku dulu! Tapi jangan di tinggal!'

'iya iyaa!'

Ceklek!

Seorang lelaki pendek-tidak pendek banget sih. Berdiri di depan pintu ruang osis dengan tumpukan berkas di tangannya.

"em.. Kak Farrel..."

Merasa namanya di panggil. Farrel menaikkan satu alisnya sembari menatap kedua lelaki yang masih berdiri di depan pintu. "masuk aja." suruhnya.

Dengan perlahan. Daniel menginjakkan kaki keruangan inti pengurus osis. Di ikuti Devano dari belakang.

Saat sudah sampai di depan meja Farrel. Daniel menaruh berkas itu di meja. "em.. Ada titipan dari pak Sultan. Katanya ini disuruh serahin ke kak Farrel." ucapan Daniel agak bergetar karena atmosfir di ruangan osis yang terasa sangat mencekam.

Devano yang ada agak jauh dari Daniel bergidik ngeri.

Daniel juga merasa di perhatikan orang ada ada di samping kiri nya. Dia sedikit melirik orang itu sembari membenarkan kacamata nya.

Falling in love with an upperclassman[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang