Malam ini, Farrel tengah terduduk di kursi sofa rumah Angga. Dia memperhatikan Angga yang tengah mabar PS 5 bersama Bryan.
"Rell. Gue mau nanya ke lo." ucapan Bryan menarik perhatian Farrel dan Angga.
Angga mematikan ps 5 itu lalu menatap Farrel. "jujur sama gue, hubungan lo sama Devano tuh apaan?" tanya Bryan.
Farrel mengerutkan dahinya. "ga ada apa apa kok. Kenapa emangnya?"
"kok lo bisa se gercep itu ke Devano? Anu, nggak. Maksud gue, masalah kalau ada sangkut pautnya sama Devano, lo mesti juga ada disana. Trus gue juga ngeliat.. Kalau perhatian lo ke Devano tuh lebih gede daripada ke kita bjir. Mana dulu sok sok an bawa Devano ke psikolog." ucap Bryan.
"jangan jangan... Lo mulai suka ya ama Devano?" pertanyaan Bryan membuat Farrel berdecak.
"no. Gue masih straight bro." tegas Farrel.
Angga melempar tissu ke Farrel. "gausah tsundere gitu. Bilang aja kalau lo juga punya rasa ke Devano."
"gue bilang, gue masih straight! Gue gabakal suka ama bocah nakal macem dia."
"jilat ludah sendiri gaenak loh rell... Ayo dong terbuka Ama kita. Kita udah bareng bareng dari sperma ampe sekarang. Masa lo gamau cerita sih?" ucapan Bryan membuat Farrel pun juga berpikir.
Farrel menghela nafas. "gue juga bingung sebenarnya ama perasaan gue sendiri.. Entah mengapa.. Gue ngerasa nyaman dekat Devano."
"lo pernah mikir nggak? Dengan cara lo yang merhatin Devano begitu... Bisa aja dia jadi suka ama lo." lagi lagi, ucapan Angga membuat Farrel termenung.
"lo kalau halau masih harapan ke Devano. Perlakuin dia sewajarnya. Jangan sok sok An perhatian tapi sebenarnya nggak ada apa apa." sarkas Angga.
Nah. Angga ini tipikal orangnya bisa baca pikiran. Dia tau jika Farrel masih bingung tentang perasaannya ke Devano.
'masa gue belok?'
(•ω•)
Tok tok tok!
"sebentaaarr!" Devano terburu buru membuka pintu dia masih siap siap untuk pergi ke sekolah. Dia saja belum menggunakan sepatu, dan masih menggunakan kaos kaki. Hari ini dia memakai sragam pramuka. Ah,ini adalah sragam favoritnya setelah jersey volynya.
Devano membuka pintu dan terkejut melihat tubuh bongsor Farrel berdiri di depan pintu dengan seragam pramuka lengkap. Bahkan menurut Devano, Farrel terlihat sangat tampan jika menggunakan baju pramuka itu.
Farrel menaikkan satu alisnya menatap penampilan Devano. "kok belum siap?"
Devano memiringkan kepalanya. "ha?"
"ayo siap siap. Ku tunggu, kita berangkat bareng." ucapnya sembari menyelonong masuk ke dalam rumah Devano dan duduk di sofa.
Devano mengekori Farrel, dia juga duduk di sofa sebrang Farrel sembari memakai sepatunya. Beberapa hari ini, dia tertidur di meja belajarnya, karena seminggu lagi akan ada ujian kenaikan kelas. Dan itu membuat punggung nya sakit. Dia sedikit meringis saat akan membuat simpul di tali sepatunya.
Devano meringis sakit sembari memegangi atas pinggangnya. Farrel yang tidak sabaran langsung berdecak dan duduk di bawah Devano lalu mengikat tali sepatu Devano. Devano yang melihat itu terkejut. Jarang jarang ketos nya bersikap seperti ini.
Sejenak, Devano terpesona dengan tatapan yang di berikan Farrel dari bawah. Mereka berdua saling menatap.
"Hey pesonamu
Dan wajahmu mengalihkanku
Pesona indah wajahmu mampu mengalihkan duniaku
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling in love with an upperclassman[END]
Teen Fiction"FARREL BANGSAATTT!!" "no. Gue masih straight bro." Bercerita tentang seorang lelaki bernama Devano arutala pasha yang tidak sengaja jatuh cinta dengan musuhnya yang bernama Michaell farrello. Bagaimana tanggapan Farrel selaku ketua osis jika dia m...