4.

251 11 0
                                    

"mas Vano.. Sini bentar.." panggil Deya yang sedang duduk di sofa ruang tamu sembari menatap Devano yang berdiri di tangga.

Devano menghampiri adeknya itu dan duduk di sampingnya. "apa?"

Deya tersenyum watados sembari mendekati kakaknya. "bantu aku bikin tugas senibudaya dong. Ini nanti kan ada zoom. Tugas nya make up in muka orang pake make up ini... Temen temenku pada nggak bisa bantuin. Jadi.. Tolong ya mass"

Devano menimang nimang, lalu dia mengiyakan permintaan adeknya itu. "tapi aku cuma pake kaos oblong ama kolor begini.."

"nggak papa bang. Yang dinilai tuh cara make upnya bukan penampilan pasiennya."

Devano menoyor kepala Deya. "yeu. Dokter kali yang punya pasien. Ini mah namanya bahan percobaan."

Deya hanya tersenyum.

Zoom pun sudah di mulai 1 menit yang lalu. Dan sekarang, Deya sedang meng-make up i kakaknya itu.

Terlebih dahulu Deya melakukan skin preparation, mulai dari membersihkan wajah Devano dan mengaplikasikan skincare. Setelah itu mengunakan concealer untuk menutupi dark spot maupun mata panda di bawah mata Devano. Lalu meratakan concealer dengan menggunakan sponge.

Lalu, Deya juga menggunakan aegyo sal untuk menciptakan outline ilusi kantung mata pada bagian bawah mata dengan menggunakan shade coklat atau Ginger Tea. Kemudian, merapikannya agar mendapatkan hasil yang lebih natural.

Setelah itu, Deya menggunakan highlighter dan mengaplikasikannya pada tulang alis, ujung dalam mata, ujung hidung, dan tulang pipi. Usapkan dengan pelan dengan menggunakan brush, agar memberikan efek natural.

Deya juga mengoleskan maskara ke bulu mata lentik milik Devano.

Berikutnya, menambahkan riasan efek merah merona pada wajah ala Douyin Makeup dengan menggunakan blush on.

'buset bang, kenapa lebih cantikan elu daripada gue yak?' batin Deya.

Dan untuk langkah terakhir, memberikan tampilan blurred lips atau bibir yang diburamkan, efek yang diberikan pada riasan bibir ini membuat bibir kamu terlihat lebih seksi dan natural.

Deya menimang dagunya. Lalu merapikan rambut Devano, dengan memberikan sedikut poni tipis di dahi itu.

"selesaii!!" teriak Deya sembari mengangkat tangan. Lalu dia menatap kearah kameranya yang menampilkan wajah teman teman nya yang menatap kagum kearah Devano.
 
Devano arutala pasha terlihat seperti soft boy, padahal kelakuannya yang naudzubillah.
 
Devano mengambil kaca lalu mengaca, dia sedikit terkejut. "kok kayak cewe..." gumamnya.

"kan ini make up douyin mas.." ucap Deya sembari menatap kakaknya.

Devano mengalihkan tatapannya ke kamera.

Guru Deya tampak kagum. 'Deya.. Penataan make up mu dan wajah yang kamu pilih sangatlah perfect. Dan malah terlihat seperti dewe aprhodite.'

  Deya dan Devano terkejut.
 
Setelah nya, sambungan video zoom itu di matikan.

Devano kembali berkaca sembari memegangi bulu matanya. "kok keliatan beda ya? Vibes vibes anak jalanan gueh ngilang..." ucapnya.

Deya menatap sekilas Devano lalu membereskan alat alatnya. "aku ngembaliin ini dulu sama sekalian ambil pembersih." Setelah itu Deya berdiri dan berjalan menuju kamarnya untuk mengembalikan barangnya.

Tingtong!

Bel rumah berbunyi nyaring.

Devano berdiri dan berjalan menuju pintu. Setelah itu membuka pintu. "ya, siapa?" Devano mendongak untuk menatap orang yang ada di depannya.

Setelah itu Devano berdecak dan bersedekap dada sembari bersandar di pintu. "mau apa lo?" tanya nya.
 
Farrel menatap Devano dari atas sampai bawah. Lalu berhenti di kedua bola mata itu.

"gue mau ngasih titipan dari Bryan buat lo." Farrel menyerah kan totebag berwarna coklat ke Devano.

Devano menatap totebag itu sembari menerimanya. "um.. Okedeh. Bilangin makasih."

Tiba tiba muncul seorang lelaki di belakang Farrel. "hey manies, kenalin gue Algilga Erga Auski. Panggil aja mas Al." ucap Al sembari menoel dagu Devano.

BRUK!

Spontan Devano menonjok wajah tampan itu, hingga badan Al menabrak tiang penyangga di teras depan rumah Devano.

"sembarangan! MAKSUD LO APAAN?! NGAJAK ADUMEKANIK?!" Devano menarik kerah jaket Al.

Al terkejut. "heol?! Ni cewek kasar bet dah!"

Farrel melepaskan cengkraman Devano di kerah jaket Al. "sudah sudah!"

Devano masih menatap nyalang Al yang seenak jidat noel noel dagunya.

"Al." Panggil Farrel lalu berjalan meninggalkan pekarangan rumah Devano dengan di ikuti Al dari belakang. Sebelum keluar dari pekarangan rumah, Al memberikan flying kiss ke Devano.

Langsung saja, Devano melemparkan sandal jepitnya kearah Al. Namun Al segera menutup gerbang rumah Devano.
 
 
 
 

Falling in love with an upperclassman[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang