33

134 11 1
                                    

                       Barudak Thunder.

Algilga.
Pepepepeee! Ingpo ntar malem nongkrong skuy. Dirumah gueh

Angga
Boleh. Mumpung ntar malem free

Bryan.
@Farrelo lo gmn pak? Bisa kagak?

Farrelo
Sorry, gue gbs, gue kan dirumah sakit

Algilga.
Wah? Pak ketos bisa sakit yah ternyata

Angga
Yang sakit ukan dia bangsat!

Algilga.
Oojhhh... Trus siapa nya? Cewenya nih pastii....

Bryan.
Devano cok. Dia pingsan pas latian pbb kemarin. Masa lo gatau sih Al?

Algilga.
Devano yg mana sih bjir? Gue kemaren pas pbb mbolos ya sat. Jdi gue gatau

Angga
11 Ips-2

Algilga.
OOOOHHH YANG MANIS CANTIK ITU?! bjir? Dia opname?! Dirumah sakit mana?? @Farrelo

Angga
Bhayangkara

Algilga.
Gjdi nongkrong rumah gue, kita nongkrong di rumah sakit aja😋

Bryan.
Goblok! Dirumah sakit gaboleh nyebat cok

Algilga.
Bodo amat sieh. Yang penting, mas Al mau jenguk in princess duluu
Bye bitch😙😙😙😙

Angga
Najis Al.



Farrel menghela nafas kasar membaca chatan teman temannya itu. Dia memejamkan matanya sejenak dan bersandar di sofa. Oh iya. Bay the way, Deya sudah pulang. Dia pulang sejenak ingin mandi namun nanti balik lagi.

Farrel melirik Devano sekilas. Dia melihat Devano sedang lahap memakan jeruk sembari memandangi gerimis tipis yang ada di luar jendela. Posisi dia membelakangi Farrel.

Farrel perlahan berjalan mendekati ranjang Devano lalu berbaring di kasur itu. "huuh... Enak juga ya ternyata rebahan disini." ucapnya sembari melirik Devano.

Devano tidak menanggapi ucapan Farrel. Biasanya anak itu akan berbalik badan dan memberikan siraman rohani berupa umpatan umpatan. Namun kali ini, jangankan berbalik badan, memberi umpatan saja tidak.

Farrel yang menyadari ada yang aneh, langsung duduk dan perlahan memiringkan badan Devano agar menatap nya. Dia terkejut, wajah Devano memerah menahan tangis, juga bibir bawahnya di gigit. Lalu airmata yang sudah di pelupuk mata dan sepertinya tidak dapat di tahan. Farrel mengusap airmata yang mengalir di pipi Devano. "lo kenapa?" tanyanya sembari menahan tawa.

Devano membuang muka sembari terhisak. "nggak.. Nggak papaa" suaranya terdengar parau, kerah kemejanya juga mengekspose bahu nya yang ramping nan putih.

Farrel langsung memeluk Devano dan terkekeh. "dasar cengeng..."

Devano memberontak di pelukan itu dia mendorong Farrel untuk turun dari ranjang. Farrel pun menurut dan turun. Dia berdiri menatap Devano yang masih duduk di ranjang. Devano mendongak untuk menatap Farrel. "lo kok kadang baik, kadang jahat sih?"

Farrel terhenyak. Lalu dia terkekeh dan mengelus surai poni Devano ke belakang agar tidak menutupi netra cantik itu. Ah, perlu Farrel akui, mata Devano terlalu lentik untuk anak laki laki seusianya. "namanya juga manusia." jawabnya

Devano mengukir abs Farrel. "ngapa nggak sekalian jahat aja. Nanggung tau" ucapnya dengan diakhiri pout. Mana sambil ngelusin perut Farrel yang notabene menggunakan kaos tipis, warna putih lagi. Deya kalau liat ini mesti langsung di lariin ke IGD sih.

Falling in love with an upperclassman[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang