Halo, apa kabar
Semoga sehat selalu yaw...
Sorry baru bisa update lagi, hehe
Happy reading
***
Terlihat di ruang kelas terdapat Afgar dengan putra yang sedang berbincang dengan serunya, ternyata mereka membahas tentang pertandingan basket antar sekolah yang besok akan dilakukan di sekolahnya. Walaupun putra memang gak berperan sebagai pemain basket nantinya, namun tetap saja ia ingin membahas persoalan acara yang besok akan diadakan di sekolah ini. Jika ada yang bertanya mengapa tidak para guru yang menyusun acara? Jawabannya tidak, karena mereka ingin melatih anak didiknya untuk belajar menyusun sebuah acara.
"Yaudah deal ya, gue mau balik kelas dulu," pamit Putra setelah dirasa urusannya dengan Afgar telah selesai.
Afgar pun menjawab dengan deheman singkat, lalu ia mengeluarkan handphone untuk menghubungi anggota tim basketnya untuk sepulang sekolah nanti agar mereka berkumpul di lapangan basket milik komplek.
***
Bunyi bel sekolah terdengar nyaring hingga penjuru sekolah menandakan sekolah telah selesai dilanjut esok hari lagi. Para murid berhamburan keluar kelas tak terkecuali Afgar, kali ini ia mempunyai tujuan lain yang biasanya sepulang sekolah pulang terlebih dahulu namun hari ini berbeda karena ia akan langsung menuju lapangan basket bersama teman-teman setimnya.
Dengan mengendarai motor Vario miliknya dengan santai yang membuatnya membutuhkan waktu hampir setengah jam untuk sampai di lapangan basket milik komplek.
Disana sudah terdapat teman-teman nya yang berkumpul, afgar pun saling menyapa dengan sapaan ala lelaki.
"Rion udah kesini?" Tanya Afgar kepada Galen selaku center Di tim basketnya, cocok sekali dengan postur tubuhnya yang tinggi dan juga besar.
"Belum, paling tu anak pulang dulu, ngabarin ibunya kalo nanti pasti pulang telat," jawab Galen dengan memainkan bola basket yang ada ditangannya.
"Ouh,"
"Yaudah selagi nunggu dia, kita latihan dulu aja," ajak Afgar selaku ketua basket mengingat karena waktu akan terus berputar.
Mereka pun latihan dengan sendirinya, ada yang latihan men-dribbling bola, passing, shooting dan lain sebagainya hingga Rion menampakkan batang hidungnya.
"Sorry telat," ucapnya setelah masuk ke arena lapangan basket.
"Gak papa, ayo buru," jawab Afgar lalu Rion pun segera menuju lapangan dan langsung mengambil posisi.
Mereka bermain hingga lupa waktu karena saking asyiknya sampai handphone milik Afgar berbunyi pertanda ada yang menelfon dirinya.
Afgar pun berlari menuju tas yang tadi ia taruh di pinggir lapangan, dan membuka handphone miliknya, tertera nama 'bunda' terpampang jelas di sana.
Ia pun menggeser tombol hijau lalu terdengar suara dari seberang. "Afgar, kapan pulang nak?" Tanyanya.
"Bentar lagi," jawab Afgar lalu terdengar balasan lagi. "Yaudah jangan sampai malem-malem ya, nanti kalo ketahuan ayahmu dia bisa marah." Nasihat dari bundanya membuat Afgar memutar bola mata malas.
"Ya." Tanpa menunggu balasan dari bundanya, Afgar mematikan panggilan tersebut dengan sepihak.
Lalu Berjalan kembali ke arena lapangan.
"Kenapa ga?" Tanya Galen menghampirinya.
"Disuruh balik," balas Afgar singkat lalu Galen pun menganggukkan kepalanya pertanda mengerti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa yang lelah
Fiksi RemajaNiskala Senja Almahera, seorang gadis yang ingin sekali memiliki rumah, namun definisi rumah yang tidak berbentuk bangunan. Akankah ia mampu mewujudkan keinginan itu? Start : 1 September 2023 Finish : -