Bagian 07

80 56 13
                                    

Hai pembacaku yang setia

Aku kembali lagi, hehe

Oke langsung saja ya

happy reading!

***

Bel pulang sekolah telah berbunyi nyaring, semua siswa dan siswi berhamburan dari ruang kelasnya masing masing untuk segera pergi menuju parkiran sekolah namun tidak dengan dua manusia yang masih setia duduk dibangku kelas itu.

"Udah sepi, yok keluar," ajak Azura dengan membawa tangan milik Senja.

Senja yang dibawa tangannya hanya bisa pasrah menghadapi kelakuan temannya yang satu ini.

"Pulang bareng gue aja ya, Ja," ucap Azura.

"Gue mau pulang dulu Ra, mau bersih-bersih badan terus juga rumah sama toko, baru nanti kerumah lo," jawab Senja menjelaskan.

"Lagian lo sih, Ja, kenapa itu toko gak kamu jual aja, lagian kan bisa dipisah antara toko sama rumah." Saran dari Azura membuat senja menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak menyetujui apa yang disarankan oleh temannya itu.

"Why," tanya Azura tidak mengerti.

"Gue gak mau Ra, terlebih itu kan peninggalan almarhum bibi, setidaknya kalo gue gak bisa meneruskan usaha toko itu, gue bisa merawat toko itu," ujar Senja.

"Hm, yaudah deh terserah lo aja," pasrah Azura, karena sarannya tidak diterima.

Sedangkan Senja hanya bisa tersenyum menanggapinya. Sedikit lagi mereka akan sampai ditempat parkiran dan terlihat di sana hanya ada beberapa manusia yang masih berkeliaran.

"Gue duluan ya, udah dijemput," pamit Azura kepada Senja dan diangguki oleh Senja.

"Hati hati," ucap Senja ditujukan kepada Azura yang berjalan keluar gerbang untuk menuju mobilnya yang telah ada di depan sana.

Senja berjalan untuk menuju sepeda miliknya yang berwarna biru yang ia taruh di bawah pohon rindang—berada di sekitar area tempat parkir.

Berhasil telah mengambil sepeda miliknya, sekarang ia mulai mengayuh sepedanya untuk pulang menuju rumah.

Namun karena tadi hujan sempat mengguyur bumi , alhasil banyak genangan air yang cukup banyak terlihat di sepanjang jalan, terlebih area jalan ini masih sangat jelek. Entahlah sudah pernah diajukan untuk perbaikan tapi sampai sekarang tak diperbaiki.

Terdengar suara klakson mobil dari arah belakang Senja, dan seketika Baju milik Senja basah kuyup dibuatnya akibat terkena guyuran air yang dilindas oleh mobil hitam di depan sana yang mulai memelankan lajunya, dan turun untuk menghampiri Senja.

"Eh, sorry gue sengaja," ucap Sinta.

"Haha, kasian banget sih, mangkanya jangan pake sepeda itu terus, kena sial kan lo," sahut Sani dengan mulutnya yang sarkas.

"Eh, jangan dibully guys nanti dia nangis, gak ada tempat ngadu hahaha," timpal Sindi dengan entengnya.

Senja yang mendengar kalimat hinaan itu hanya bisa menatap mereka sendu, mau bagaimana lagi memang itu lah kehidupan senja, mau ia lawan juga percuma karena mereka anak orang kaya.

Jiwa yang lelah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang