Bagian 17

50 20 29
                                        

Happy reading kawann!!

***

Mentari mulai menampakkan dirinya, tanda kehidupan hari ini akan dimulai.

Hari ini Senja bangun kesiangan, tapi ia tak khawatir karena hari ini adalah hari minggu.

Ia memulai hari ini dengan memasak telur yang masih ada sisa di kulkas— pemberian dari ibu Azura yaitu Salma.

Ia pun mulai menyalakan kompornya,  karena tak ingin ribet ia hanya akan memasak telur mata sapi yang pasti sudah bisa dilakukan oleh semua kalangan perempuan termasuk dirinya.

Selesai ia makan, ia taruh peralatan makan tersebut ke wastafel lalu ia memulai mencuci piring dan lanjut mencuci bajunya.

Semua telah selesai, ia akan melihat hanphonenya terlebih dahulu baru setelah itu ia akan mandi.

"Afgar ngapain telfon gue ya?" bingung Senja.

Tak ingin mengambil pusing ia pun segera mengklik tombol 'panggil' pada kontak Afgar.

"Halo," sapa Senja.

"Hai," balasnya.

"Eum... Hari ini lo sibuk?" Lanjut Afgar, Senja yang diberikan pertanyaan itu pun lantas bingung. Untuk apa Afgar menanyakan apakah dia sibuk hari ini atau enggak.

"Enggak sih." Akhirnya Senja lebih memilih untuk menjawab jujur.

"Nanti gue jemput Lo sekitar jam 11 siang, bisa?" tanya dari sebrang.

"Mau apa Gar?" tanya balik Senja.

"Oke bisa, nanti gue jemput ya."

Setelah mengatakan hal itu Afgar memutuskan panggilan secara sepihak meninggalkan senja yang dibuat bingung akan perkataan dari Afgar.

Sebenarnya ia masih bingung, namun jika terus-terusan ia berdiri di dalam kamar ini tanpa ingin beranjak maka ia tak akan mandi dan berakhir bau badan.

Ia pun melangkahkan kakinya untuk menuju kamar mandi yang ada di samping dapur.

Saat ia selesai dari kamar mandi ternyata terdapat panggilan lagi dan ia pikir itu dari Afgar namun ternyata salah itu dari sahabatnya.

"Kenapa Ra?" tanya Senja setelah mengangkat telefon dari temannya itu.

"Ja, temenin aku beli sesuatu yuk," pinta Azura.

Kali ini Senja dibuat bingung mengapa dua orang secara sekaligus ingin mengajaknya pergi keluar, apa iya dia harus membagi dirinya menjadi dua? konyol sekali bukan jika jawabannya iya.

"Gimana ya Ra, tapi sorry tadi Afgar baru aja mau ngajak aku jalan," ujar Senja dengan hati-hati.

"Oh, yaudah deh," jawab Azura.

"Kenapa gak coba ajak Putra, siapa tahu dia ada waktu buat lo," saran Senja.

"Gak ah gengsi gue, masa gue chat dia duluan, emang gue cewe apaan," seru Azura.

"Tapi kalo yang ngajak dia dulu lo mau kan??" goda Senja pada temannya itu.

"Ya gak tau," jawabnya.

"Yaudah selamat bersenang-senang dengan my crush hahaha," lanjut Azura lalu panggilan tertutup.

Senja yang memiliki ide pun mencoba untuk menghubungi putra, bertujuan menyuruhnya untuk menemani Azura jalan. Dan, ternyata hal itu langsung disetujui oleh putra. senja yang mengetahui jawaban dari putra pun menyunggingkan bibirnya membentuk bulan sabit.

Jam terus berputar hingga kini menunjukkan pukul 07.55 wib, ia pun beralih untuk menyapu. Dengan menggunakan daster bermotif bunga-bunga juga rambut yang ia cepol satu di bagian belakang dan menyapu di pekarangan rumahnya membuat ia seperti ibu-ibu rumah tangga.

Jiwa yang lelah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang