Happy reading!!
***
Di sela-sela hujan sore ini terdapat dua insan yang sedang menikmati makanan bakso hingga salah satu dari mereka memecahkan keheningan di tempat ini.
"Ja, habis ini mau gak mampir kerumah gue bentar?" tanya Afgar, setelah menyelesaikan makanannya hanya meninggalkan sisa teh hangat miliknya yang tinggal separuh.
"What?" tanya balik Senja.
"Lo mau gak, gue ajak kerumah, sebentar aja," pinta Afgar kembali.
"What do you want?" Senja tak bisa berpikir jernih lagi, lagian cowok seperti Afgar mengajak senja untuk mampir kerumahnya, ini sangatlah jauh dalam prediksi BMKG.
"Yaudah deh gak jadi, lain kali aja," jawab Afgar akhirnya, dan itu membuat senja bingung dibuatnya, tadi saja ia meminta Senja berulang kali tapi sekarang... Ia malah membatalkannya dan memberi alasan yang tak masuk akal.
"Udah kan, mau pulang sekarang?" tanya Afgar lagi saat melihat senja telah meletakkan sendok miliknya dan terlihat juga disitu teh hangat milik Senja telah habis, begitupun dengan miliknya sendiri.
"Ya," balas Senja lalu berdiri dari tempat duduknya disusul oleh Afgar.
Selesai membayar makanan, Afgar segera mengendarai motornya lalu senja naik keatas motor tersebut.
Dibawah langit yang terlihat orange dengan sedikit awan hitam menjadi saksi bisu menyaksikan dua insan yang sedang berboncengan pada saat ini.
Semilir angin yang menerpa rambut sepunggung milik Senja terombang-ambing hingga menubruk Wajak mulusnya.
Dan juga dengan tangan yang sedang memegang ujung jaket milik Afgar— senja gak berani jikalau harus berpegangan lebih dari itu, karena ia sadar bahwa ia bukanlah siapa-siapa Afgar, walaupun di lubuk hati yang terdalam senja ingin sekali melingkarkan tangannya di perut Afgar, namun itu hanyalah sebatas halusinasi hingga tak terasa mereka telah sampai pada tujuan.
Senja yang menyadari telah sampai di depan rumahnya, tanpa menunggu untuk disuruh turun ia terlebih dulu turun dari atas motor Vario hitam milik Afgar.
"Makasih, nanti kalau udah ada uang gue balikin," ucap senja setelah turun dari atas motor.
"Gak usah juga gak papa," balas Afgar dengan menolehkan sedikit kepalanya kearah senja.
"Gak, udah sana pulang makasih untuk tumpangannya." Setelah mengucapkan kalimat itu senja masuk ke dalam tanpa sapaan selamat tinggal.
Afgar yang melihat kelakuan senja hanya mampu terkekeh, lalu ia segera mengendarai motornya untuk kembali menuju rumahnya yang berbeda arah dengan rumah milik Senja.
***
Terlihat banyak sekali notifikasi pesan yang masuk di handphone milik Senja. Dan pengirimnya adalah orang yang sama, karena ia merasa tak enak ia menekan tombol telepon dalam layar tersebut.
Tak lama terdengarlah suara yang sangat memekikkan telinga dari seberang. "Senjaaa, Lo kemana aja sih, gue telfon gak diangkat, gue chat gak Lo bales, setidaknya kalo gak jadi main ngabarin dong," omel dari Azura membuat telinga senja langsung berdetang karena suara cempreng milik Azura.
"Ya maaf Ra, tadi gue lupa hehe." Senja merasa sangat bersalah karena ia melupakan janjinya dengan Azura.
"Yaudah, jadi kesini gak?"
"Jadi, tapi--"
Belum selesai Senja berbicara sudah diserobot oleh Azura, "nanti gue jemput," ujar Azura dan itu membuat senja tersenyum di kamarnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa yang lelah
Genç KurguNiskala Senja Almahera, seorang gadis yang ingin sekali memiliki rumah, namun definisi rumah yang tidak berbentuk bangunan. Akankah ia mampu mewujudkan keinginan itu? Start : 1 September 2023 Finish : -