♥️♥️♥️cus baca manteman♥️♥️♥️
Dentingan jam memenuhi seluruh penjuru kamar Haechan. Memecah atmosfer keheningan kamar ini. Jeno terbangun karna Jisung yang tiba-tiba mendusel dibawah ketiaknya. Diliriknya anak itu yang masih mengisap jempol miliknya.
Jeno segera menggeser tubuh Jisung agar tidak tertindih jika Jeno akan tertidur lagi. Tak lupa Jeno menaikan selimut si bocah, serta mengusap lembut pucuk kepala Jisung yang membuat anak itu tersenyum dalam tidurnya.
Jeno lalu mendudukkan dirinya. Ia melirik kesamping. Tepatnya pada Haechan yang tidur meringkuk diatas sofa. Memang tadi Haechan memaksa Jeno untuk tidur dikasur, meskipun Jeno sudah memutuskan untuk menginap dan tetap tidur disofa.
Wajah Haechan sangat damai saat tertidur. Menggemaskan. Bentuk wajah Haechan yang kecil, namun begitu pas untuknya. Matanya yang bulat seperti beruang. Bulu matanya yang lentik. Bibir cerrynya yang membuat Jeno gila saat Haechan tak sengaja memanyunkan bibirnya seperti tadi.
Argghhh! Otak Jeno sudah kotor karna membayangkan bibir Haechan.
"Indah sekali bukan?" gumam Jeno.
Haechan terlihat imut. Berbeda seperti dirinya yang padahal pria juga. Tapi, ah, Jeno tidak bisa mendeskripsikan banyak tentang Haechan yang begitu indah. Mungkin tuhan menciptakan Haechan saat ia sedang berbahagia.
Akan tetapi bagaimana seorang Seo Haechan begitu sangat menarik dimatanya? Apa sekarang Jeno sudah tertarik dengan seorang pria? Oeh, apa yang dia pikirkan sekarang?!
Sepersekian detik Jeno terhanyut dalam lamunannya.
Tanpa dia sadari ternyata Haechan sudah terbangun dan menatapnya dengan tatapan ngeri. Ada apa dengan seorang Lee Jeno didepannya?
"Mas?"
Jeno belum tersadar. Bahkan tatapan itu seperti pedofil yang menemukan mangsanya.
"Mas, jangan menatap begitu. Itu sangat mengerikan."
Tak kunjung sadar, Haechan yang gemas langsung melempar Jeno dengan bantal sofa miliknya hingga laki-laki pemilik eye smile itu tersentak kaget.
"Mas?"
Jeno mengerjapkan matanya. Ia lalu segera turun dari ranjang dan menatap Haechan yang heran.
"Ada ap---" Ucapan Haechan terhenti kala Jeno malah beranjak pergi.
"Pindah sana ke kasur, gue tau lo nggak nyaman tidur disofa kayak gitu. Gue mau ke kamar mandi dulu." Bersamaan dengan menghilangnya pemuda itu di balik pintu kamar mandi.
Haechan dibuat heran oleh tingkah Jeno malam ini. Ditempatnya, Haechan lalu bangkit dan segera pindah ke kasur. Ia segera menutupi dirinya dengan selimut. Tak lupa ia mencium kening Jisung sebelum kembali tertidur.
Sementara dikamar mandi, Jeno mencuci wajahnya dengan kasar. Menghilangkan pikirannya atas Seo Haechan.
"Gila, seriusan gue tertarik sama Haechan?"
🐶🐻
Suara deringan alarm membangunkan Haechan yang sedang terlelap nyaman. Ia mengusap kedua matanya untuk segera bangun. Haechan menggeliat sesaat, kemudian turun dari ranjang. Berjalan menuju jendela dan menarik tali untuk membuka penutup jendelanya. Cuaca hari ini sangat cerah. Jalanan ibu kota terlihat padat pagi ini seperti biasanya.
Haechan menoleh kearah ranjang. Tersenyum gemas saat melihat Jisung yang masih betah tertidur. Padahal balita tadi sempat menggeliat saat sinar matahari mengenainya. Namun ternyata dia kembali terlelap sembari mengisap jempol mungilnya.
Lalu Heachan sedikit menggeser pandangannya kearah sofa yang mana Jeno juga masih terlelap disana. Tangannya masih bersedekap dengan keadaan yang sangat nyaman. Padahal Haechan sungguh tidak nyaman tidur disofa seperti itu.
Haechan tersenyum sesaat. Ia jadi membayangkan bagaimana ia akan melihat ini setiap harinya nanti.
"Setiap hari? Bahkan gue nggak yakin kalau Jeno bakalan kayak gini terus."
Haechan lalu berjalan kembali ke kasur hanya untuk menaruh guling dikedua sisi Jisung. Ia akan pergi kedapur untuk membuat sarapan dengan bahan yang ada.
Baru juga melangkah, tubuh Jisung yang menggeliat membuat Haechan kembali terhenti.
"Eungghhh mhaaa...."
Haechan tersenyum dan kembali naik keatas kasur. "Anak Mama bangun hmm?" kata Haechan lalu mencium kedua pipi Jisung.
"Pphaaa?"
Haechan melirik kearah Jeno, lalu kembali menatap Jisung. "Papa masih tidur. Ayo bangunkan Papa."
Haechan langsung menggendong Jisung untuk menuju Jeno.
"Nnyaanyyaaa phaaa...."
Haechan lalu memegangi Jisung yang ia berdirikan didekat Jeno. Agar jika bayi itu akan menggeplak Jeno, jadi mudah.
Haechan lalu menepuk pipi Jeno pelan, yang membuat Jeno melenguh, merasa terganggu tidurnya. "Bangun Mas, udah siang ini. Jangan biasakan tidur sampai siang."
"Pphhaaaa nyyuunnnn....." Jisung ikut menggeplak tangan Jeno yang menyedeku.
"Bangun Mas! Ini udah siang. Nggak ngantor hmm?"
"Nnyunnnn phhaaa.... nnyooo bbuubbuuubbrrr....."
Jeno seakan tuli. Ia tidak bangun, dan malah merubah posisi membelakangi ibu dan anak yang sangat mengganggunya itu.
"Lee Jeno, bangun!" teriak Haechan, namun tak digubris oleh sipemilik nama.
Haechan lalu meraih Jisung dan segera mendlusupkan bayi itu didepan Jeno. "Bangunkan Papa Ji."
"Pphhaaa nnunnn..... nuunyyunn phaaaa....." Jisung masih memukul badan Jeno.
Hingga kali ini Jeno membuka matanya, dan hal itu membuat Jisung terkikik.
"Mhhaaaa nyyunnnnn....."
Jeno langsung terduduk setelah memindah Jisung dikarpet bawah sofa. "Jadi ini yang menganggu Papa tidur hmm?"
"Nyaanyyaaa bbuuubbbaaaa....."
"Jadi, Ji mau jadi anak nakal hmm?"
"Nyooo phhaaa."
"Jadi mau dihukum apa hmm?"
"Huwee, nnyooo phhaaa....." Jisung langsung merangkak cepat kearah Haechan.
"Rawrr....."
Jisung malah terkikik dan semakin cepat nemplok dipangkuan Haechan. "Phaaa khaalll, nyyoooo....."
Jeno tidak berhenti, ia semakin mendekat keperut Jisung dan menenggelamkan kepalanya di perut si bayi yang membuatnya tertawa kegelian.
"Huwaaa mhhaaaa....."
"Pphhaaa nyoonyyooo......"
"Akhakkhhaakhhaakkhaaaa....."
"Yhooppp pphaaa...."
"Nyyoonnyyoooo..... iiiii....." Jisung yang masih dalam kikikannya menjambak rambut Jeno gemas dengan gusi yang dketatkan.
"Aaa, Chan, Chan, rambut gue."
"Ji, Ji, nggak boleh dong kayak gitu." Haechan langsung melepas jambakan Jisung pelan-pelan, takut rambut Jeno belar tangan bocah itu.
"Pphhaaa khhaaal, mhhaaa...."
"Papa nakal hmm?"
"Kkhhaaaalll."
Jeno mendekatkan wajahnya pada Jisung yang mencebikkan bibirnya itu. "Dasar anak Mama."
"Bbllrrrrr....."
"Aish!" Muka Jeno langsung terserang air liur si bayi yang membuat Haechan tertawa. Begitu juga si kecil yang ikut terkikik.
Seperti keluarga yang bahagia bukan?
Eh.
🐶🐻

KAMU SEDANG MEMBACA
BABY || NOHYUCK
Random-Karna bayi itu, takdir mempertemukan Jeno dan Haechan untuk menjalin sebuah hubungan sebagai keluarga- Budayakan follow, vote, dan comment temannn🤗 Intinya, jangan salah lapak. Ini bxb. NCT shipper. Nohyuck. JANGAN JADI SIDERS VRENNN😭 KALIAN MOOD...