-Karna bayi itu, takdir mempertemukan Jeno dan Haechan untuk menjalin sebuah hubungan sebagai keluarga-
Budayakan follow, vote, dan comment temannn🤗
Intinya, jangan salah lapak. Ini bxb. NCT shipper. Nohyuck.
JANGAN JADI SIDERS VRENNN😭 KALIAN MOOD...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Melody lagu pernikahan sudah terdengar sejak tadi. Katedral yang dijadikan sebagai tempat berlangsungnya janji suci itu sudah ramai oleh para tamu. Tidak banyak, hanya kerabat dan tempat sekerja kedua keluarga itu saja.
Riuhan tepuk tangan memeriahkan tempat itu kala Haechan, dengan menggamit lengan Mark, masuk kedalam katedral.
Haechan sangat gugup, dan Mark tau lantaran bisepnya diremas kuat oleh sang adik.
"Santai Chan. Mereka nggak akan gigit lo," gurau Mark bermaksud mengurangi kegugupan Haechan.
"Kak, gue udah cakep kan?" Masih sempat Haechan ikut bercanda sekarang.
"Cakep banget."
"Terus ngapain Jeno natap gue terus?"
Mark ikut menoleh kearah Jeno yang terus menatap adiknya.
Bagaimana tidak, Jeno yang berdiri melihat Haechan dari samping pastor sangat kagum dengan Haechan yang sangat manis dengan baju pengantin yang sedikit kebesaran itu.
Haechan-nya cantik. Laki-laki yang hendak menjadi pasangan sah nya itu sangat menarik dengan make up tipis yang ia gunakan. Juga..... bibir cherry-nya yang berwarna merah natural yang sangat membuat Jeno ingin berlari kearahnya dan mencium Haechan.
"Kendalikan dirimu Lee. Ini bukan saatnya memikirkan hal lain."
Jeno melirik Taeyong lempeng. Ia jengah dengan gurauan sang ayah.
"Jagain adik gue," bisik Mark pada Jeno.
"Siap."
Sekarang Haechan sudah berdiri disamping Jeno, menggamit lengan seseorang yang akan menjadi suami sahnya, dan menghadap pastor yang akan melantunkan janji suci, menjadikan kedua insan yang saling mencintai dihadapannya bersatu secara sah dimata hukum dan agama.
Kini giliran Jeno yang mengucap janji suci.
"Seo Haechan, mencintaimu adalah kebahagiaan bagiku. Menikahimu adalah anugerah untukku, dan menjagamu adalah kewajiban yang harus kutepati. Aku tak pandai merangkai kata-kata sebenarnya, terlalu rumit. Namun izinkan aku mengatakan hal ini meski terdengar tak masuk akal sekalipun. Terima kasih sudah mencintaiku, membuka hatimu dan mengizinkan aku menyatukan serpihan hati yang sempat retak. Terima kasih mengizinkanku untuk menjadi pria paling bahagia karena berhasil memilikimu dari apa yang kubayangkan. Aku tak bisa berjanji menjadi pria yang sempurna, aku masih belajar. Tapi aku akan berusaha menjadi yang terbaik. Membahagiakanmu dan menyayangimu hingga maut memisahkan. Aku mencintaimu, Lee Haechan."
Riuhan tepuk tangan terdengar. Haechan tersenyum dalam tangisnya, ia bisa merasakan ketulusan Jeno dalam setiap perkataannya.