12. mimpi buruk

603 40 3
                                    

🍃

🍃🍃🍃

"Yas mau ikut bunda?" Tanya sang bunda yang bernama indah tersebut, membuat diaz kebingungan dan terlihat ragu untuk menjawab.

"Mau kemana bunda?" Tanya diaz

"Kita pergi jauh sayang, sejauh mungkin sampai semua orang merasa tenang karena tujuan mereka telah tercapai" ujar indah mencoba menahan suara isak tangis nya.

"Papa bunda, bang ale, bang arsen sama bang varo di ajak juga kan bunda?" Ujar diaz lagi, namun indah menggelengkan kepala nya sebagai jawaban.

"Papa sama abang-abang yas akan menyusul nanti, tapi nanti ya sayang!" Ujar indah dan mulai memaksakan senyum nya lalu menatap putra bungsu nya tersebut dengan tatapan rasa bersalah.

"Maafkan bunda sayang..
Namun
Kehidupan di dunia ini bukan untuk kita, semua terlalu berat untuk diaz dan juga bunda!

Ikut bunda sayang!
Karena, jika bunda meninggalkan diaz sendiri maka akan semakin membuat diaz tersiksa nak"

"Minum ini sayang" ujar indah sembari memasukkan satu butir obat ke dalam mulut putra nya tersebut hingga dengan cepat diaz menelan obat tersebut bahkan tanpa bantuan air.

Di usia nya yang sekarang, menelan obat tanpa bantuan air benar-benar hal yang sulit untuk di mengerti.

Indah berulang kali memasuk kan pil tersebut ke dalam mulut diaz, hingga pada butir ke 11. Diaz menahan tangan sang bunda karena kepala nya yang mulai berdenyut sakit bahkan ia mulai merasa mual karena obat tersebut yang benar-benar terasa pahit.

"Kepala yas sakit bunda, cukup!" Ujar diaz lirih dan mulai memegangi kepalanya yang mulai terasa sangat pusing.

"Satu lagi ya sayang?" Ujar indah dengan tatapan memohon hingga membuat diaz tidak tega.

Dan mau tidak mau, diri nya kembali terpaksa menelan pil pahit tersebut.

Indah tersenyum, wanita itu mulai mengeluarkan semua sisa obat yang ada di botol tersebut dan mulai memasuk kan semua pil yang tersisa kedalam mulut nya.

Perlahan, ia mulai mengunyah obat tersebut seakan yang ia makan adalah permen yang cukup manis.

Diaz meringis melihat sang bunda yang saat ini sedang tersenyum kearah nya, ia tidak dapat membayangkan betapa pahit nya obat tersebut.

Bahkan...
Ia yang menelan obat itu saja benar-benar merasakan pahit yang teramat sangat.

"Bunda, apa obat nya gak pahit?" Tanya diaz dengan wajah polos nya.

Indah menggeleng dan tersenyum lembut, entah apa yang sudah merasuki wanita itu saat ini! Karena tatapan wanita itu benar-benar terlihat berbeda hingga membuat diaz mulai merasa takut.

Namun...
Detik berikutnya! Tubuh wanita itu mengejang dengan mulut nya yang mulai di penuhi busa hingga pada akhir nya indah berbaring dengan mata yang terbuka lebar.

"Maafkan bunda sayang" ujar indah lirih bahkan hampir tidak terdengar.

Diaz menangis kencang dan berteriak memanggil nama sang bunda, ia tidak perduli pada kepalanya yang saat ini berdenyut sakit dan nafas nya tercekat.

GIVE UP(menyerah) ~ On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang