16. hasil menyakitkan

754 47 6
                                    

🍃

🍃🍃🍃

"HAH! kenapa jas?" Ujar diaz sedikit terkejut.

"Pertanyaan dari ray, lo belom jawab yas" ujar jasver

"Ohh.. gue cuma di suruh bang rival buat service mobil dia ray" ujar diaz, namun alasan dari pemuda itu tidak membuat semua anggota nya dapat mempercayai nya.

Terlebih lagi, diaz bahkan terlihat berfikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan dari rainer.

"Bohong lo" ujar ikbal menatap diaz dengan penuh selidik.

"Hah? Apaan sih lo bal. Lo ngarepin jawaban apa dari gue? Kalo masih gak percaya lo tanya sendiri sama bang rival" ujar diaz terlihat kesal

membuat baik ikbal, kenan dan anak-anak counter yang lain mulai menghela nafas pelan dan terpaksa mempercayai perkataan dari pemuda tersebut.

"Bang yas, gue ikut ya?" Ujar flora pada akhir nya setelah ia terdiam cukup lama.

"Gak usah flo! Lagian, mau ngapain ikut gue? Zhia juga bilang kalian ada kelas kan sore ini. Awas aja kalo ketahuan bolos bakal gue aduin ke bang arsen" ujar diaz membuat kanzhia dengan cepat menganggukan kepala nya membenar kan perkataan dari diaz

Sedangkan flora menghentakan kakinya merasa kesal dengan respon yang diaz berikan, membuat semua anggota counter hanya bisa tertawa karena respon dari gadis itu terlihat menggemaskan di mata mereka

"Yaudah, pergi sono. Udah mau sore ini, ntar bengkel nya tutup" ujar kenan sedikit mendorong tubuh ketua nya itu membuat diaz dengan cepat menganggukan kepala nya.

"Abis gue Pulang dari bengkel langsung ke pabrik gam, kita ketemuan di sana. Nanti gue kabarin" ujar diaz sedikit berteriak.

"SIAP BOSS!!"

💔💔💔

Diaz memasuki ruang praktik rivaldi dengan detak jantung yang berdegup dengan sangat kencang karena entah kenapa di saat kedua kaki nya menapaki rumah sakit militer tempat praktik kedua rivaldi.

Diri nya merasa takut dengan apa yang akan rivaldi sampai kan kepada nya tentang hasil pemeriksaan nya.

"Bang. Lo abis nangis?" Tanya diaz di saat dirinya mendapati kedua mata rivaldi yang memerah dan terlihat sembab.

Rivaldi menggeleng.
Laki-laki itu meminta diaz untuk duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan nya, jarak mereka pun hanya di batasi dengan meja kerja milik rival.

"Kenapa nangis bang?" Tanya diaz pelan.

Pemuda itu berdiri dan malah mendekat ke arah rivaldi yang masih duduk di kursi kerja nya.

"Enggak, gue gak nangis dek!" Ujar rival menjawab pertanyaan diaz yang terdengar cukup mengkhawatirkan nya.

"Apa hasil nya seburuk itu bang?" Tanya diaz seakan sudah mengerti dengan situasi yang rival ciptakan.

Hingga...
Rival mulai meneteskan air matanya lalu memeluk tubuh diaz dengan sangat erat membuat diaz benar-benar kebingungan akan sikap rivaldi yang terlihat sangat terluka.

"Bang, kenapa?" Ujar diaz bertanya dengan lirih.

"Lo duduk dulu dek" ujar rivaldi pelan meminta diaz untuk duduk sembari tangan nya bergerak mengambil map putih besar dari dalam wadah map yang berada tepat di belakang nya.

Diaz menatap rival dalam diam
Pemuda itu hanya diam sembari menatap pergerakan rivaldi yang benar-benar membuat nya bingung

Hingga pada akhir nya, mata nya tertuju ke sebuah map yang rivaldi serahkan kepada nya dengan meletakkan nya di atas meja.

"Ini hasil CTscan sama rontgen gue bang?" Tanya dias sedikit ragu.

Rivaldi mengangguk tanpa ada niatan membuka mulut nya untuk bisa menjawab pertanyaan dari diaz, hingga...

"Bisa langsung jelasin ke gue aja gak bang? Gue bener-bener gak ngerti sama sekali sama isi surat ini" ujar diaz sembari mengembalikan dua map besar tersebut ke rivaldi.

Karena, setelah ia membuka isi dari hasil tes nya tersebut, Bukan nya mendapat jawaban.

diri nya malah di buat bingung karena ia tidak mengerti sama sekali isi dari surat tersebut.

"Langsung ke intinya aja bang" ujar diaz seakan sudah mengetahui jalan fikiran rivaldi.

"Ewing's sarcoma! Saat ini ada sel kanker yang ada di tubuh lo dek" ujar rivaldi menjawab pertanyaan dari diaz dengan suara yang tertahan.

"Bang!!"

"Stop semua aktifitas lo sama geng counter kalian dek! Gue akan mulai pengobatan buat lo dari sekarang" ujar rivaldi lagi

Sedangkan diaz.
Entah apa yang ada di fikiran pemuda itu saat ini, diri nya hanya diam seakan sedang berfikir keras dengan kedua mata yang memerah menahan tangis, sungguh...

Kata-kata yang keluar dari bibir rivaldi seakan telah menghancurkan dunia nya.

"Tapi gue baik-baik aja selama ini bang, gak ada yang sakit" ujar diaz.

"Itu karena menurut pemikiran lo sendiri yang ngerasa kalo diri lo baik-baik aja, padahal. Pada kenyataan nya lo ngerasa sakit"

"Apa yang ngebuat lo gak mau jujur ke gue tentang kesehatan lo dek, apa lo gak mikirin kondisi kesehatan lo sendiri diaz. Hidup dengan satu ginjal udah terlalu sulit dan sekarang lo malah mengidap kanker tulang yang bahkan bisa jauh lebih berbahaya" ujar rivaldi menjelaskan dengan panjang lebar dan hal itu sukses membuat diaz bungkam.

"Gue okay bang!" Ujar diaz.

Membuat rivaldi mulai jengah dengan jawaban yang adik nya itu berikan kepada nya, bagaimana lagi ia harus mengatakan ke diaz bahwa kondisi kesehatan nya tidak baik-baik saja.

"Stop aktivitas lo sama anak-anak counter dek, abang mohon!!" Ujar rival sedikit memohon.

"Enggak bang! Gue gak bisa. Bagi gue mereka keluarga, jika gue stop aktivitas gue itu sama saja gue memutus hubungan gue sama mereka" ujar diaz tidak mau kalah.

"Diaz! Apa lo gak bisa baca kondisi tubuh lo? Masih menjalani aktivitas seperti biasa bersama mereka hanya akan membuat kondisi tubuh lo semakin memburuk" ujar rivaldi mencoba memberi penjelasan kepada adik dari sahabat nya tersebut.

"Lo tau gak bang, kalimat apa yang papa bilang ke gue baru-baru ini?" Tanya diaz membuat rivaldi yang mendapat pertanyaan yang tidak bisa ia jawab itu hanya bisa menggeleng pelan.

"Hidup menderita dalam penyesalan!" Ujar diaz lagi melanjut kan kalimat nya seolah menjawab pertanyaan yang ada di fikiran rivaldi.

Rival terdiam lalu menatap tidak percaya diaz dengan tatapan sendu nya, membuat diaz yang melihat tatapan dari rivaldi hanya bisa menghela nafas kasar.

"Tapi kata-kata dari bokap lo gak ada hubungan nya sama sekali dengan kondisi lo ardiaz" ujar rivaldi dengan serius.

Diaz tertawa dan menatap rival dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Tentu saja ada bang" ujar diaz dengan sedikit tertawa

"Dek, apa maksud lo?"

TBC

🔥 NEXT or NO? 🔥

GIVE UP(menyerah) ~ On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang