18. langit ikut menangis

586 43 4
                                    

🍃

🍃🍃🍃

"Haruskah berakhir seperti ini. Apa ini jawaban atas semua keinginan papa?" Ujar diaz lagi dan terdengar sangat lirih.

"Tolongin diaz bunda. . .
Di depan mereka yas bisa terlihat baik-baik saja, tapi pada kenyataan nya!!

Diaz takut. . .
Yaz takut sama penyakit ini bunda"

Lagi dan lagi pemuda itu kembali terisak, entah untuk yang ke berapa kali nya ia menangis hari ini dan bagimana cara nya agar ia bisa terlihat biasa saja jika bertemu keluarga nya apa lagi geng counter.

Karena di setiap ia mengingat kata-kata yang keluar dari bibir rivaldi, diri nya benar-benar merasa takut.

"Gue gak bisa terus terpuruk kaya gini! Gue gak bisa ngebuat semua orang khawatir sama gue" ujar diaz bergumam seorang diri.

Dan pada akhir nya.
Diaz kembali menyalakan mesin motor sport nya, menekan kopling pada motor tersebut. Menginjak gigi satu dan menarik pedal gas sedikit kencang sembari melepas kopling yang ia tekan secara perlahan.

Ardiaz demrick alfarezi. . .
Pemuda itu melajukan motor nya membelah kota yang di turuni hujan cukup deras, seakan langit mengerti dengan suasana hati nya sehingga langit ikut menangis menemani pemuda tampan tersebut.

💜💜💜

"Nihhh yas" ujar agam sembari memberikan sebotol minuman soda ke pada diaz hingga dengan cepat diaz mencoba mengambil minuman tersebut, namun. . .

Gerakan tangan nya malah bergerak ke samping kiri botol minuman yang di pegang agam hingga membuat agam mulai tertawa akan tingkah laku dari sahabat nya tersebut.

Agam mulai menyerahkan botol minuman tersebut langsung ke tangan diaz dengan sedikit tertawa.

"Thank's gam" ujar diaz dengan tersenyum

"Dak jelas kau yas, ngapo kau tuh?" Ujar agam dengan tertawa

"Meleset dikit gam" ujar diaz menjawab pertanyaan dari agam sembari mengusap tengkuk nya.

"Mau kemana lo yas?" Ujar agam kembali bertanya ketika di lihat nya diaz yang mulai beranjak dari sofa.

Bahkan, botol minuman soda yang ia berikan kepada pemuda itu tadi belum di buka dan juga di minum sama sekali.

"Toilet bentar, kebelet" ujar diaz sedikit berteriak.

▪️

Diaz meminum obat nya dengan sangat terburu-buru di bantu air keran. Punggung nya terasa sakit saat ini bahkan rasa mual tiba-tiba datang hingga membuat ia benar-benar menderita karena rasa sakit dan mual yang sangat menyiksa nya.

Pemuda itu mengangkat kedua tangan nya yang bergetar hebat dan mulai mengepal kan kedua tangan nya berusa agar tangan nya tidak bergetar semakin kuat.

"Gue udah minum obat, tapi kenapa tremor nya belum juga ilang?" Ujar diaz lirih lalu menatap diri nya di kaca yang terlihat cukup menyedihkan.

Wajah yang pucat.
Kedua mata yang terlihat sayu, dan.
Pipi nya yang terlihat tirus karena berat badan nya yang menurun secara derastis sejak dua minggu setelah ia mengetahui kondisi nya dari rivaldi.

GIVE UP(menyerah) ~ On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang