🍃
🍃🍃🍃
"Terus lo mau ngapain bang?" Tanya diaz gugup.
"Mau bawa lo ke ruang operasi! Terus ngebedah otak lo biar bisa gue masukin ke dalam toples yang berisi cairan formalin supaya lo gak ngelawan gue lagi" ujar rivaldi dengan tersenyum mengerikan.
Diaz terdiam dan bergidik ngeri menatap dokter muda yang ada di hadapan nya saat ini, membayangkan perkataan yang rivaldi lontarkan saja benar-benar membuat nya takut.
"Gue pergi dulu bang! Nanti gue telpon lo" ujar diaz sedikit berteriak ketika pandangan mata nya dan juga kaila saling bertemu hingga membuat nya dengan cepat menghampiri gadis tersebut.
Sedangkan rivaldi hanya menggelengkan kepala nya melihat tubuh adik nya tersebut lalu beranjak pergi ketika perawat memanggil nama nya.
"Lo kenal sama dokter rivaldi?" Tanya kaila kepada diaz setelah pemuda itu mengakhiri obrolan nya bersama rivaldi dan langsung mendekat ke arah kailasha yang jarak nya tidak terlalu jauh.
"Udah selesai sift malam lo?" Tanya diaz tanpa mengidahkan pertanyaan dari gadis tersebut, membuat kaila cukup kesal namun masih menjawab pertanyaan dari diaz dengan anggukan kepala nya.
"Pertanyaan gue belom lo jawab yas" ujar kai sedikit kesal.
"Hah! Lo nanya apa kai?" Tanya diaz membuat kailasha hanya bisa menghela nafas kasar.
"Lo kenal sama dokter rivaldi?" Ujar kaila mengulangi pertanyaan nya.
"Ohh bang rival! Dia temen baik abang gue" jawab diaz dengan tersenyum
"Siapa? Abang lo kerja atau praktik di rumah sakit ini juga?" Tanya kaila.
"Oh bang ale!" Ujar diaz terlihat bersemangat namun pada akhir nya kalimat nya terhenti di saat ia menyadari bahwa diri nya tidak bisa dan tidak harus mengatakan bahwa abang nya merupakan direktur tempat gadis itu bekerja.
"Kenapa?" Tanya kaila yang terlihat sangat penasaran menunggu jawaban dari pria tampan tersebut.
"Enggak, abang gue kerja di rumah sakit lain! Mereka selalu ambil kelas yang sama waktu kuliah dan bang rivaldi sering banget main ke rumah gue. Tapi pada akhir nya mereka praktik di rumah sakit yang berbeda" jawab diaz
"Hmmm" jawab kaila sembari menganggukan kepala nya setelah mendapat jawaban dari pemuda tersebut dan jawaban dari diaz benar-benar membuat nya cukup puas.
"Lo udah makan kai?" Tanya diaz lagi.
Kailasha menggeleng kan kepala nya, bahkan! Sejak semalam ia belum makan dan hanya makan sebungkus biskuit kecil yang ada di loker milik nya.
Diri nya bahkan belum sempat makan berat karena sejak kemarin pasien gawat darurat terus saja berdatangan dan memenuhi ruang UGD membuat ia benar-benar sibuk juga kuwalahan karena harus menghadapi sifat-sifat keluarga pasien yang membuat kaila cukup frustasi.
"Yok cari makan dulu" ujar diaz sembari menarik tangan kaila dengan cukup lembut hingga membuat gadis tersebut terdiam seakan terhipnotis oleh perlakuan lembut dari pemuda tersebut.
"Mau kemana?" Tanya kaila yang masih mengikuti langkah kaki diaz yang seperti nya membawa nya ke arah parkiran motor.
Namun..
KAMU SEDANG MEMBACA
GIVE UP(menyerah) ~ On Going
Ficção AdolescenteDIAZ COMEBACK 🍃 mereka benar... meski mempunyai ibu yang sama. bukan berarti mempunyai derajat yang sama pula. karena pada fakta nya. gue hanyalah anak haram, yang membunuh ibu gue sendiri. dan karena itu! gue pantas untuk MENDERITA dan MATI.. lebi...