20. demam tinggi

930 47 4
                                    

🍃

🍃🍃🍃

"Lo mau ngapain ray?" Tanya diaz sesaat setelah ia membuka pintu kamar mandi lalu mendapati wajah rainer tepat di hadapan nya dengan ekspresi wajah khawatir.

"Lo kenapa yas, sakit?" Tanya rainer tanpa memperdulikan pertanyaan dari ketua nya itu.

"Gue gak pa.."

"Badan lo panas banget diaz, lo demam ini" ujar kanzhia memotong perkataan dari diaz di saat ia merasakan panas dari suhu tubuh tangan diaz yang ia pegang lalu beralih memegang dahi pemuda tersebut.

"Perasaan lo aja zhi, gue gak papa!" Jawab diaz dan berjalan melewati semua sahabat nya.

Namun baru beberapa langkah, tubuh nya hampir tersungkur ke depan andai saja ian dan juga agam tidak memegangi tubuh nya dengan cepat.

"Gak papa apa nya, ini lo sakit sat" kesal agam

"Orang sakit malah lo bentak, gak ada otak lo gam" ujar flora kesal.

Namun agam hanya mendecih kesal dan tidak menanggapi gadis yang sedang mencari masalah dengan nya itu.

"Bawa ke kamar aja yan!" Ujar agam.

"Lo ambilin paracetamol di kotak obat ken" ujar ian hingga membuat kenan dengan cepat menganggukan kepala nya dan bergerak untuk mengambil obat yang ian maksud.

"Gue siapin air es buat ngompres diaz ya bang" ujar kanzhia berinisiatif hingga membuat semua anggota geng counter yang lain tersenyum mendengar gadis tersebut yang terlihat cekatan.

"Tuhh zhia gercep flo! Gak kaya lo.."

"Akhhh..." Ujar yudha meringis menahan sakit di saat kaki nya yang hanya di lindungi kaus kaki di injak oleh gadis tersebut.

"Kaya gue gimana maksud lo hah? Coba ngomong" ujar flora menatap yudha dengan tatapan penuh amarah.

"Enggak flo enggak, ini mulut gue emang suka gerak sendiri" ujar yudha sembari memukul mulut nya sendiri karena bisa-bisa nya ia memancing amarah gadis yang ada di sebelah nya ini.

Sedangkan flora!
Gadis itu hanya berjalan mengikuti yang lain untuk menuju ke kamar, agar bisa melihat kondisi abang nya, diaz.

▪️

"39°C. Ini tinggi banget, kalo udah di kompres dan suhu tubuh nya gak turun. Diaz terpaksa kita bawa ke rumah sakit" ujar ian setelah kedua mata nya menatap termometer yang ia pegang hingga membuat nya cukup khawatir akan kondisi dari sahabat nya tersebut.

"Bang yas, kenapa gak bilang kalo sakit" ujar flora menatap diaz dengan sendu.

Diaz meringis dan terlihat menahan sakit di saat tanpa sengaja flora menyentuh punggung nya karena ingin membetulkan posisi berbaring diaz yang terlihat tidak nyaman.

Membuat flora cukup panik dan mulai menjauhkan tubuh nya dari diaz.

"Yas! Lo gak papa. Di mana yang sakit? Bilang ke gue" ujar kanzhia pelan namun diaz hanya menggeleng dengan mata yang masih terpejam erat.

"Gue mau tidur" ujar diaz dan terdengar sangat lirih.

Kanzhia mengangguk mengerti lalu mengganti handuk yang ada di dahi diaz dengan yang baru, setelah itu ia pergi dari kamar tersebut dengan yang lain, berusaha memberi kenyamanan untuk pemuda tersebut.

GIVE UP(menyerah) ~ On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang