22. CAMP COUNTER

609 46 7
                                    

🍃

🍃🍃🍃

"Ini di mana yas?" Tanya kaila setelah sedikit kesusahan turun dari motor lalu membuka helm yang ia kenakan.

"Camp counter, tempat gue sama anak-anak counter yang lain kumpul" jawab diaz

Kaila menganga lalu menatap diaz dan bangunan yang ada di hadapan nya secara bergantian, bagaimana tidak?

Yang ia tau, pemuda yang ada di sebelah nya saat ini merupakan ketua geng motor yang bernama COUNTER.

Namun, bangunan yang sekarang tertangkap di penglihatan nya sama sekali tidak mencerminkan bahwa tempat itu merupakan tempat berkumpul geng motor pada umum ny.

Bangunan yang hampir 70% berbahan kaca, sedangkan di sekitar nya terdapat banyak tanaman bahkan sebagian bunga-bunga telah bermekaran hingga membuat kaila merasa nyaman meski hanya menatap tempat tersebut.

"Ayo kai masuk!" Panggil diaz meminta kaila untuk mengikuti nya masuk ke dalam camp.

"Lo yakin ini camp han?" Tanya kaila lagi.

Diaz mengangguk dan menatap kailasha dengan penuh tanda tanya.

Bagaimana tidak?
Gadis itu masih menatap sekeliling camp mereka dan terlihat enggan untuk mengikuti nya masuk ke dalam.

"Kenapa kai? Ada yang aneh sama tempat ini?" Tanya diaz.

"Enggak yas, camp kalian gak seperti camp anak-anak geng motor pada umum nya. Sejak kapan camp anak geng motor bisa seindah ini, kalian bahkan merawat tanaman dengan sangat baik" ujar kaila, masih menatap kagum tempat tersebut

"Ohhh, tanaman-tanaman ini? Ini semua flora yang rawat. Gue sama anak-anak yang lain cuma bantu tanam sama beli pupuk nya doang" jawab diaz

"Flora! Cewe?" Tanya kaila lagi.

"Ayo masuk, semua pertanyaan yang ada di otak lo bakal terjawab kalo lo ikut gue masuk" ujar diaz dan pada akhir nya gadis itu mulai mengikuti pemuda tersebut untuk masuk ke dalam camp counter.

▪️

"Guys!" Pangil diaz pelan sembari meletak kan plastik yang berisi makanan yang ia beli ke atas meja.

Membuat ikbal dan juga agam yang sedang bermain PS mulai menoleh, lalu menatap diaz dengan kedua mata yang terbuka lebar. Lebih tepat nya menatap kailasha yang berdiri sedikit di belakang diaz.

"Yas. . ." Ujar agam dan langsung berdiri di saat melihat wajah kailasha.

"Yang lain kemana? Lo bilang semua udah pada kumpul" ujar diaz bertanya kepada agam dan ikbal.

"Lagi revisi design yang bakal di produksi nanti, mereka ada di ruang rapat sekarang. Yas.. tuh cewe siapa? Cantik!" ujar agam dan mulai berbisik di telinga diaz di akhir kalimat nya

"Punya gue gam, lo pepet gue hajar lo" ujar diaz kesal sembari menendang kaki agam hingga membuat pemuda itu meringis menahan sakit membuat ikbal mulai tertawa dan kaila cukup kebingungan.

"Anj. . . Kan gue gak tau sat" protes agam

"oh iya kai, kenalin nih temen-temen gue" ujar diaz.

"Kaila. ." Ujar kailasha memperkenalkan diri.

"Agam!"

"Ikbal!" Ujar agam dan ikbal secara bersamaan membuat kaila mulai tersenyum, menanggapi kedua pemuda yang ada di hadapan nya saat ini.

"Yaudah, gue mau anterin kaila pulang dulu. Selesai rapat kalian pada makan gih"

"Lo dah makan yaz?" Tanya ikbal

"Belom, nanti juga gue langsung balik ke sini" ujar diaz dan hendak pergi.

Namun langkah kaki nya terhenti di saat telinga nya menangkap suara seseorang yang memanggil nama nya, yang ia yakini adalah flora.

"Bang yas, mau kemana?" Ujar flora dan berlari mendekati diaz meninggal kan kanzhia yang berjalan beriringan di sebelah nya

"Gue mau anterin kaila pulang dulu flo!" Jawab diaz.

"Kaila?" Tanya flora sembari menatap kailasha dengan penuh tanda tanya.

"Dia yang nemuin liontin gue flo" bisik diaz di telinga flora.

"Ohhh, yang lo bilang cewe gi..."

Perkataan flora terhenti di saat di rasakan nya diaz mendorong bahu nya dengan pelan, membuat gadis itu dengan cepat tersadar karena diri nya yang hampir keceplosan.

"Hai kaila. . ."

"Dia lebih tua dari lo flora, bahkan lebih tua dari gue juga" ujar diaz memberi penjelasan.

"Semoga kita cepat akur ya kak kai" ujar flora hingga membuat kailasha tersenyum gemas menanggapi gadis tersebut.

"Kak kaila pacar nya bang diaz?" Tanya flora.

Kanzhia terdiam dan terlihat menunggu jawaban yang flora lontar kan kepada gadis yang ada di samping diaz tersebut.

"Ehh bukan kok, gue cuma temen nya diaz" jawab kaila cepat hingga membuat kanzhia mulai tersenyum dan bisa bernafas lega.

"Tapi, bentar lagi kaila bakal jadi pacar abang lo ini flo. Udah di kasih lampu hijau" ujar diaz sedikit bercanda.

Membuat flora tertawa pekan, kaila yang terlihat salah tingkah. Sedangkan kanzhia hanya menunduk kan kepala nya merasa kecewa dengan jawaban tiba-tiba yang diaz berikan.

"Haii kak kaila. . ." Ujar kanzhia dengan tersenyum.

Kaila juga tersenyum dan terlihat cukup kebingungan sembari menatap diaz dengan penuh tanda tanya menunggu jawaban.

"Nama nya kanzhia. Lo bisa panggil dia zhia kai" ujar diaz seakan menjawab pertanyaan dari kaila yang terus menatap nya.

"Yaudah, kalo gitu kita langsung cabut" ujar diaz dan kailasha tersenyum sembari melambaikan tangan nya dengan pelan dan langsung di balas oleh ke empat orang tersebut dengan lambaian tangan pula.

"Hati-hati bang yas, jaga calon kakak ipar gue" teriak flora.

Diaz tertawa pelan dan langsung pergi dari camp counter bersama dengan kailasha, hingga menyisakan ikbal, agam, flora dan juga kanzhia di sana.

Namun. . .
Tatapan mata kanzhia terlihat sayu dan sarat akan luka, membuat baik agam, ikbal dan flora mulai menatap iba ke arah kanzhia

"Zhia?" Panggil ikbal dan flora secara bersamaan hingga membuat kanzhia dengan cepat menoleh ke arah ketiga sahabat nya.

"Lo okay zhi?" Tanya flora, dan kanzhia hanya mengangguk sebagai jawaban sembari tersenyum lembut.

"Ayo makan! Gue dah laper" ujar kanzhia terlihat bersemangat sembari membuka plastik yang diaz bawa.

Sedangkan baik flora, ikbal maupun agam hanya bisa menghela nafas pelan sembari menatap kanzhia yang terlihat merespon mereka dengan semangat dan senyuman palsu.

💊💊💊

Diaz dan rivaldi terlihat sedang fokus menyantap makan malam mereka.

Lebih tepat nya. Hanya rivaldi yang menikmati acara makan malam nya, sedangkan diaz hanya mengaduk bubur nya tanpa ada niatan untuk memakan nya.

"Lo makan! Atau mau gue opname malam ini" ujar rivaldi sedikit mengancam, hingga dengan cepat diaz memasuk kan bubur itu kedalam mulut nya, meski dalam kondisi terpaksa.

"Bang. . .?" Panggil diaz kepada rivaldi hingga pria itu mulai menghentikan kegiatan nya dan mulai menatap diaz.

"Hmmm?"

"Dosis obat gue, bisa di tambahin bang?"

TBC

🔥 NEXT or NO? 🔥

GIVE UP(menyerah) ~ On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang