17. terlalu parah?

731 54 6
                                    

🍃

🍃🍃🍃

"Dek, apa maksud lo?" Ujar rivaldi menatap ardiaz dengan tatapan sendu.

"Apa yang papa inginkan sudah terjadi dengan adanya penyakit ini bang. Mungkin semua yang terjadi sama gue sekarang adalah karma karena dosa-dosa yang udah gue perbuat ke papa dan saudara gue bang"

"Dan mungkin juga, dengan adanya kanker di tubuh gue ini semua dosa-dosa gue perlahan bisa sedikit di ampuni tuhan" ujar diaz lagi melanjutkan kalimat nya.

"Dek?"

"Gue hanya perlu pengobatan biasa tanpa harus mengurangi atau mengubah hari-hari yang biasa gue jalani. Karena tanpa counter, gue mungkin gak akan bisa bertahan dan pada akhir nya mengambil jalan pintas yang seperti bunda lakuin" ujar diaz panjang lebar membuat rivaldi mulai menatap mata diaz dengan tatapan kasihan yang sulit untuk di jelaskan.

"Gue benci tatapan mata lo itu bang!" Ujar diaz pada akhir nya

"Hah?"

"Gue benci tatapan kasihan itu bang, mata lo seolah berbicara ~terlalu berat hidup anak ini~" ujar diaz membuat rivaldi tidak percaya karena apa yang di katakan diaz tentang diri nya memang benar adanya.

Karena saat ini, diri nya benar-benar mengasihani pemuda yang sekarang sedang duduk tepat di hadapan nya.

"Tapi seenggak nya lo harus jalani pengobatan ya dek? Pengobatan yang memberi angka kesembuhan cukup tinggi. Karena sel kanker itu bisa saja menyebar dengan sangat cepat" ujar rivaldi mencoba menjelaskan kepada adik nya itu.

"Apa penyakit gue seburuk itu bang?" Tanya diaz pelan dan menatap mata rivaldi tanpa berkedip untuk menunggu jawaban

"Lo membutuhkan biopsi dek" ujar rivaldi.

"Apa itu bang?" Tanya diaz terlihat serius.

"Biopsi prosedur pemeriksaan yang di lakukan dengan mengambil sebagian kecil jaringan sel atau cairan tubuh lo untuk dapat di periksa, lewat biopsi ini juga nanti dokter onkologi dapat mengetahui kondisi kanker lo agar bisa di deteksi secara menyeluruh" jawab rivaldi berusaha menjelaskan dengan bahasa yang mungkin lebih mudah di mengerti oleh adik nya tersebut .

"Ewing's sarcoma bukan penyakit biasa yang jika minum obat beberapa kali bisa sembuh, ewing salah satu penyakit tulang yang sangat berbahaya. Apalagi, sel kanker itu ada di antara tulang punggung dan paha lo dek" ujar rivaldi lagi melanjutkan kalimat nya.

Ardiaz terdiam.
Pemuda itu terdiam sembari mencoba mencerna kata-kata yang rivaldi lontarkan kepada nya.

Ia merasa takut!
Namun entah kenapa perasaan takut itu seolah tergantikan oleh perasaan tenang ketika ia menyadari bahwa semua yang terjadi kepada nya merupakan sebuah keinginan yang selama ini di tunggu sang papa.

"Apa separah itu bang?" Tanya diaz pelan.

"Kanker yang lo derita bahakan memiliki gejala yang cukup serius dek, jika lo ngerasa ada yang aneh sama tubuh lo atau lo ngerasa bener-bener sakit. Gue mohon langsung hubungin gue ya dek? Gue bakal selalu ada buat lo" ujar rivaldi lagi.

"Gejala kaya gimana bang maksud lo?" Tanya diaz sedikir ragu.

"Demam yang naik turun berkepanjangan, tubuh mudah lelah, patah tulang tanpa sebab yang jelas, yang lebih parah nya lagi bisa saja menyebabkan kelumpuhan" jawab rivaldi dan terdengar ragu.

GIVE UP(menyerah) ~ On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang