BAD SACRIFICE-03

7.8K 463 5
                                    

Ribuan kali Jonathan mengagumi Shenina. Jutaan kali hatinya mengucap nama itu dan mungkin kini sudah puluhan kali netranya melirik pada sosok gadis polos dengan netra almond yang setia memandangnya malu. Kepalanya yang tertunduk selalu membuat Jonathan gemas, dan tak sabar untuk menarik ujung rambutnya. Agar gadis itu menengadah dan menunjukkan leher mulusnya. Salah satu bagian tubuh gadis itu yang selalu membuatnya gagal fokus.

"M-mas, Nathan"

Ah suara merdu itu. Kenapa semakin Jonathan mendengarnya semakin ia merasakan hawa panas menjalar di sekujur tubuhnya.

Jonathan mendekatkan bibirnya pada belakang leher gadis itu. Hingga membuatnya memekik kecil, lalu Jonathan mencengkram pundaknya dari belakang. Dengan sebelah tangan yang masuk pada sela sela jari gadis itu, yang masih menempel di pintu.

"M-mas..." Jonathan menghirup dalam dalam aroma manis yang menguar dari leher gadis itu. Sedangkan sang empu semakin memberenggut takut. Pikirannya melayang pada tragedi dimana sahabatnya harus pergi karena di lecehkan majikannya sendiri.

"Kamu belum jawab pertanyaan saya tadi pagi. Kamu pakai parfum apa?" Shenina terdiam, ia mengigit bibirnya pelan sebelum menjawab pertanyaan putra majukannya tersebut.

"Memangnya untuk apa mas Nathan?" Nathan memandang kulit putih pada perpangkalan leher itu lama. Cengkramannya pada pundak perlahan mulai berpindah, memeluk atas dada gadis itu lalu menjatuhkan kepalanya pada leher gadis itu.

"Saya suka wangi kamu"

Shenina terdiam. Tubuhnya membatu seolah mati rasa. Tak bisa digerakan atau bahkan bereaksi berlebuhan. Hanya guliran netra hazel miliknya yang berputar sedangkan yang lainnya terdiam seolah beku dengan perlakuan Jonathan yang kurang ajar.




Cup





"Candu"

Tubuh Shenina menegang saat sesuatu yang lembab menempel di belakang lehernya.

"Saya suka kamu"



Netra Shenina terbelalak.


______

"Bibi! Jonathan sudah pulang?" Suara Zenna Argezta selaku nonya besar di mansion Argezta menggema membuat dua pembantu pribadinya memghampiri dengan terburu buru. Bi Mella meraih tas brandednya sedangkan Bi Nana melepas blazer milik majikannya kala wanita dewasa dengan lipstik merah bata itu melangkahkan kakinya menuju tangga.

"Sepertinya sudah Bu, tadi sekilas saya lihat Shenina antar makanan ke kamar tuan muda"Netra wanita itu sedikit menyipit.

Anak anaknya memang sangat terobsesi dengan gadis miskin!

Zenna lantas memandang kedua pembantunya tajam sebelum berbalik menaiki tangga sambil melipat kedua tangannya diatas dada. Menghampiri kamar putra keduanya dengan wajah angkuh dan netra penuh emosi.










Tok


Tok



Tok

"Jo kamu sudah pulang sayang?!"








Jantung Shenina seolah turun ke perut kala suara ketukan pintu tepat di sebrang wajahnya yang menempel pada papan besar pembuka ruangan tersebut. Gadis itu sudah dilanda kepanikan sekitar 100 persen namun Jonathan masih menciumi bahu gadis itu santai.

"Mas...aku mohon berhenti"Bisiknya merintih.

"Ibu datang Mas" Lanjutnya sedikit melirik pada Jonathan yang yang membuka matanya yang semula terpejam lalu mulai menegakkan tubuhnya.

Tok





Tok





"Jo buka pintunya! Mama mau bicara!" Shenina lamgsung menjauh dari pintu kala kenop pintu bergerak naik turun tak beraturan. Ia lantas melirik pada Jonathan yang mengisyaratkan gadis itu untuk bersembunyi di kamar mandi.






________


BRAKK






"Mana pembantu itu?!" Teriak Zenna saat membuka kamar putranya kasar. Terlihat Jonathan memandang ibunya dengan sebelah alis terangkat.

"Mana Gadis itu? Mella bilang dia masuk kesini!" Pekik Zenna semakin membuat wajah Jonathan tertekuk tak mengerti. Wanita itu bahkan sampai mendorong tubuh tegap Jonathan untuk melihat kesekeliling ruangan putranya tersebut.

"Mana? Dimana kamu sembunyikan perempuan itu?"

"Perempuan? Siapa? Jo sendiri disini" ujar lelaki itu pada Sang ibu yang masih menelisik pada setiap sudut ruangan. Hingga sampailah Zenna pada pintu kamar mandi.

"Kamu gak membohongi Mama kan?"Jonathan tertawa kecil. Masih santai.

"Mama pikir aku sama kaya Jayden?" Netra Zenna semakin menyipit tajam pada putranya. Layaknya api dan air, reaksi yang diberikan Jonathan tak pernah bisa Zenna pecahkan. Lelaki itu selau tenang layaknya air.

Zenna menyentuh kenop pintu kamar mandi, hendak membukanya.

"Mama hanya ingin memastikan. Kalian tidak melakukan kesalahan yang sama''




Cklek.






Zenna menaikkan sebelah alisnya. Menelusuri ruang kamar mandi yang terlihat kosong dengan lantainya yang masih keting. Pertanda sang pemilik belum memakainya. Ia juga memastikan pada belakang pintu yang kondisinya sama.

Pintu kembali tertutup. Terdengar helaan nafas kasar Zenna dan tampang lega dari wanita tersebut.

"Mama lihat sendiri kan? Dia udah pergi dari tadi" Kata Jonathan meyakinkan. Zenna pun duduk di salah satu sofa kamar putranya.

"Jo dengar, jadikan kasus kakakmu sebagai pelajaran. Jangan sampai kamu jatuh dalam perangkap gadis miskin dirumah ini sama seperti dia" Pesan Zenna. Jonathan menjatuhkan tubuhnya di kursi di samping sang ibu

"Ya, Jo tau Itu" balas Jonathan. Zenna tersenyum

"Lagipula, perempuan miskin itu sama sekali bukan selera Jo"








Sedangkan tanpa nyonya besar tau, Shenina meringkuk dari balik bak mandi kering sambil menutup mulutnya sendiri.

______

BAD SACRIFICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang