BAD SACRIFICE-10

5.9K 355 3
                                    

"Shenina"

Dibalut dress bunga bunga berwarna krem Shenina menoleh kearah Jonathan yang baru saja terbangun dari tidurnya. Gadis yang tengah mengepel lantai itu pun segera menegakkan tubuhnya. 

"Selamat pagi Mas Nathan" Nathan bangkit terduduk sambil mengucek matanya. Sinar matahari benar benar menyilaukan. Lelaki itu lantas melirik lada Shenina yang sudah bekerja membersihkan kamarnya.

"Tumben?"

"Kebetulan saya bangun kepagian Mas" jawab Shenina melanjutkan pekerjaannya. Jonathan terus memperhatikan gadis itu dari  kasurnya. Dari hari ke hari Shenina semakin menggoda di matanya. Bahkan hanya dengan baju dress sepaha dan surainya yang diikat berantakan pun Jonathan sampai tak bisa mengalihkan pandangannya.

"Mas mau mandi sekarang? Air hangatnya sudah saya siapkan" Jonathan tersadar dari lamunannya lallu buru buru bangkit dari kasur.

"Hari ini saya ingin pakai baju yang simple saja" pesan Jonathan.

"Baik Mas nanti saya siapkan"jawab Shenina mengepel bagian bawah kasur Jonathan. Lelaki itu tersenyum kecil sebelum memasuki kamar mandi.

_____

Shenina memandangi tas ransel milik Jonathan yang baru saja ia isi dengan makalah serta laporan tugas lelaki itu drngan tatapan sendu. Dunia perkuliahan sepertinya menyenangkan, setiap hari Shenina selalu memperhatikan tuannya yang sibuk membuat tugas lalu pergi di waktu pagi untuk mengejar waktu belajar. Setiap kali teman tema Jonathan datang pun Shenuna selau mendengarkan pembicaraan mereka seputar kampus, dosen dan kebahagiaan lain seputar kuliah.

Jujur Shrnina sangat ingin sekali mengambil pendidikan sebagai guru sama seperti cita citanya sejak dulu. Namun mengingat sulitnya ekonomi mereka. Shenina jadi mengurungkan niatnya. Ia harus mengubur cita citanya dalam dalam dan menjadi pembantu pribadi orang kaya. Yang mana itu sama sekali tak ada di list mimpinya.

"Shenina" Gadis itu terhenyak lalu memasukkan kembali makalah milik Jonathan. Tak lupa menyeletingkan ransel lelaki itu.

"Maaf mas, ini tasnya sudah saya siapkan" Kata Shenina menyimpan ransel Jonathan di sofa panjang milik lelaki itu.

"Sisir rambut saya Shenina"pinta Jonathan yang sedang memakai bajunya. Lalu berbalik menundukkan kepalanya untuk memudahkan Shenina menyisir rambutnya.

Gadis itu meraih sisir serta gel rambut yang biasa dipakai Jonathan lalu mulai merapihkan rambut tebal milik lelaki itu. Sedang Shenina menyisir rambut Jonathan lelaki itu memandangi Shenina yang terlihat serius. Lengan besar lelaki itu lantas memegang pinggang Shenina kala sang empu berjinjit menyisir puncak kepalanya.

"Mas mau gaya rambut seperti apa?"

"Apapun, asal rapi" Shenina mengangguk lalu mulai menyisir bagian depan rambut Jonathan ke samping. Membiarkan jidatnya terbuka.

Pegangan Jonathan di pinggang gadis itu semakin mengerat. Bersama tubuhnya yang maju menghapus jarak diantara mereka.

"Setelah saya perhatikan. Semakin hari kamu semakin cantik" Komentar Jonathan. Shenina mrnurunkan sisirnya. Sebelah tangan Jonathan yang semula menganggur mulai mengusap bibir Shenina yang sedikit terbuka.

"Bibir ini kenapa bisa begitu merah?" Shenina terdiam. Lalu mengusir jemari Jonathan di bibirnya.

"Kamu pake lipstik?"

"Enggak. Saya gak pake apa apa, memang dari dulu bibir saya begini"Shenina tak bohong. Entah gen dari siapa, bibir serta kulitnya selalu lebih terang dari anak anak kebanyakan bahkan hingga beranjak dewasa pun demikian. Hingga di sekolah ia dijuluki sebagai putri salju karena memiliki kulit yang putih dan bibir yag merah merona layaknya buah apel.

BAD SACRIFICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang