BAD SACRIFICE-14

6.4K 300 24
                                    

"Apa arti sempurna, sesungguhnya?"

Jonathan meremas kuas ditangannya kuat sambil menatap tajam pada kanvas penuh coretan abstrak di depannya. Netra lelaki itu memancarkan sebuah amarah yang tertahan dan emosi yang hendak meledak.

Mahesa. Bisa bisanya lelaki itu menunjukkan sebuah ketertarikan pada seorang Shenina—gadisnya. Miliknya.

Jonathan yang mati matian menyembunyikan gadis itu dalam sanubarinya malah harus mendengar kenyataan jika paras Shenina mampu memikat banyak mata. Bahkan rekan rekannya yang buaya.

Jonathan jelas tak terima. Shenina baginya gadis suci, yang hanya boleh di lihat dan di nikmati olehnya seorang. Gadis pilihan yang harusnya tetap terkurumg dalam sangkar tanpa celah agar tak ada yang mampu melihatnya kecuali sang pemilik sangkar itu sendiri.

Fokusnya terbelah dan lukisannya semakin hancur berantakan. Bahkan belum setengahnya Jonathan sudah melempar kuasnya kasar lalu membanting kanvasnya hingga terjatuh di lantai kemudian menginjaknya marah.

"Gak mungkin cowo kaya si Jo suka sama modelan pembantu kaya dia kan? Haha lo mungkin bercanda" Tawa Mahesa menggelegar.

"Yoi, haha seumur-umur gue gak pernah liat si Jo suka sama Cewe. Sampai gue nyangka dia belok?" Lanjut Samuel memprovokasi keadaan.

"Sial!" Jonathan menyabet wine diatas mejanya. Air berwarna merah itu langsung membakar tenggorokannya. Sebelum melempar botolnya yang telah kosong itu ke lantai dingin hingga menimbulkan suara pantulan yang memggema.

"Lagian dia gak cocok sama lo yang hidupnya terlalu monoton" lanjut Mahesa tanpa sadar membangkitkan sisi lain dari Jonathan yang tersinggung akan ucapannya.

"Maksud lo, dia lebih cocok sama lo yang buaya?" Celetuk Jayden.

"Of course, bukannya cewe polos lebih suka bad boy?" Mahesa tergelak lagi. Sambil menyabet gelas winenya untuk ketiga kali.

"Kalau gue bisa dapetin cewe secantik dia. Udah pasti gue bakal tobat jadi Playboy" Suara gelakan teman temannya terdengar sumbang mengabaikan Jonathan yang merasa di permainkan oleh obrolan mereka.

"Brengsek! Si cantik itu. Harusnya kamu saya kurung dari dulu!" Jonathan menendang botol wine di bawah kakinya hingga terpecah akibat menubruk tembok.

"Wajah kamu, dan tubuh kamu. Sial! Sebelum orang lain, saya yang harus menikmatinya. Karena kamu milik saya Shenina"Suara Jonathan terdengar tajam dan penuh penekanan. Sambil menatap pecahan kaca Jonathan menggeram, meremas kepalanya. Terlalu sering memendam perasaan dan kecewa sendirian membuat lelaki itu mudah kehilangan kendali. Terutama dalam menyiksa dirinya sendiri.

______

PRANG.

Shenina terkejut saat mendengar suara pecahan kaca bersuara nyaring memasuki ruangan kamarnya. Gadis itu segera menutup buku novelnya lalu bangkit dari kursi. Berjalan menuju kamar majikannya. Khawatir terjadi sesuatu pada Jonathan.










"Mas Nathan!" Shenina mengetuk pintu kamar Jonathan drngan terburu buru. Surai coklatnya yang terurai bebas ikut bergoyang kecil menandakan betapa lembut rambutnya.

"Mas Nathan... "

Cklek.

Rupanya tak terkunci.

Shenina lalu nyelonong masuk kedalam kamar gelap tersebut. Gadis itu melangkah dengan nafas naik turun tak beraturan. Netra coklatnya sedikit menyipit mencari keberadaan tuanya buntut dari suara pecahan kaca yang menggema sampai ke kamarnya.

"Mas Nathan... " Shenina memanggil nama Lelaki tersebut saat siluet tinggi tepat berada di hadapannya. Di tengah kegelapan malam dan hanya di terangi sinar bulan dari celah jendela. Shenina dapat merasaan kehadiran Jonathan dan nafas panas lelaki itu.

"She... "Suara berat nan serak seketika memasuki telinganya. Shenina memgangkat wajahnya. Aroma alkohol menyeruak saat Jonathan mendekat kearahnya. Lalu membungkuk, menyamakan tingginnya.

"Mas Nathan mabuk?" tanya Shenina dengan suara pelan lebih tepatnya mencicit kecil. Namun bukannya menjawab Jonathan malah memegang kedua sisi pipi Shenina lembut

"Shenina... "Netra Shenina membulat tubuhnya mendadak gemetar saat suara rendah Jonathan dan sentuhan lelaki itu semakin menempel pada pipinya bahkan kini jempol lelaki itu menemakn bibir bagian bawahnya. Samar sama Shenina dapat melihat betapa sayunya tatapan tuannya dari jarak dekat.

"Saya gak bisa menahan diri lagi"

Tanpa aba-aba Jonathan mencium bibir ranum Shenina di kegelapan malam. Menempelkan bibirnya sambil sedikit menekannya, tak memberi kesempatan Shenina untuk mengambil nafas sedikit pun. Bibir Jonathan bergerak liar, menyesap daging lembut itu bagaikan permen manis nan candu. Shenina hendak mendorong tubuh tuannya namun Jonathan malah menahan kedua tangan gadis itu di belakang punggungnya. Hingga Shenina kesulitan bergerak.

Aroma alkohol dan nikotin bercampur menjadi satu. Shenina dapat merasakan betapa pekatnya bau itu di hidungnya sampai pangutan meteka terlepas dan Jonathan mulai mendaratkan ciumannya pada rahang serta leher jenjang gadis itu. Sebelah tangannya yang bebas memegang pundak Shenina, menurunkan lengan baju gadis itu. Shenina memekik kecil saat Jonathan dengan sengaja menggigit lehernya bagaikan vampir di novel fantasi yang Shenina baca.

"Ah Shit... "Geram Jonathan tak nyaman dengan posiai mereka. Kaki Shenina melemas dan hampir terjatuh kalau saja Jonathan tak menahan pinggangnya.

"Mas... Berhenti" pinta Shenina namun bukan Jonathan namanya jika menuruti ucapan gadis itu. Jonathan segera mendorong Shenina ke tembok lalu mulai menghimpit tubuh gadis itu. Kembali menciumnya.

Kali ini lebih kasar dan menuntut hingga Shenina di buat ketakutan. Kedua tangan Shenina ditahan diatas kepala gadis itu. Sedangkan tangan Jonathan yang lain mulai menggerayangi tubuh mulus Shenina dari balik baju tidur tipisnya.

"Engh... Ah... Mas..." Shenina tak kuat menahan desahannya saat jemari Jonathan sampai pada buah dadanya. Meremasnya kecil disana sambil mencium leher Shenina penuh nafsu.

"Bagus, panggil nama saya Shenina"
Bisik Jonathan seduktif. Shenina menggigit bibirnya berusaha menahan suara cabul dari mulutnya.

"Emh... " Jonathan membuka bibir Shenina dengan jempolnya.

"Jangan di tahan"Bisik Jonathan memandang wajah putih bersih Shenina yang memandangnya sayu. Ikut tenggelam dalam gairah yang sama.

"Ha... Ah.. Mas Nathanh... "

"Saya suka desahan kamu"Mulut Shenina sedikit terbuka. Ia terus mengerang saat Jonathan semakin liar menjamah tubuhnya. Ia kehilangan akal, sentuhan Jonathan benar benar membuatnya mabuk kepayang.


Suara erangan dan desahan terdengar menggema ditengah kegelapan malam. Sinar bulan ikut menjadi saksi betapa panasnya percintaan mereka malam ini. Hingga tanpa mereka tau seseorang dengan netra tajamnya menyaksikan pergumulan mereka dari celah pintu yang terbuka.

Dengan netra yang terus menatap. Penuh peringatan.


______

Aku masih agak deg2an bikin adegan kaya gini. Padahal aku udh 18++ tapi tetep aja ya say dag dig dug ser kita ngetiknya hwhwhhw.

Pingin bisa bebas gitu bikin scene fluffy atau yang mature gitu. Tapi aku sebagai penulis suka malu ehe🙏

Biasa bikin adegan brutal langsung banting stir. Jadi kaya, buset bukan gue banget.

Tapi gapapa. Aku sedang berusaha memaksakan diri biar bisa mengeskplor alur biar gak monoton.

Zadii mohon dimaklum ya puh sepuh🙏

.-----

BAD SACRIFICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang