BAD SACRIFICE-24

4.4K 283 19
                                    

Fajar menyingsing. Cahaya matahari mulai menyusup dari sela jendela namun rangkulan pada pinggang ramping Shenina sama sekali tak beranjak justru semakin erat. Laksana berlayar dalam danau surga yang indah, Shenina sama sekali tak mengingat apa yang terjadi tadi malam karena pikiran kosong yang mengelabui hati. Gadis itu hanya mampu menatap pada jemari yang kini menyentuh tubuhnya lembut. Helaan nafas pada leher jenjangnya juga terasa sangat hangat pertanda sang empu telah menemukan kenyamanan sesungguhnya.

Tak pernah terbayangkan olehnya jika akan berakhir di ranjang yang sama dengan sang tuan untuk kesekian kalinya. Setelah sebelumnya selalu menempatkan diri mrnjadi pembantu pribadi. Kini tubuh trgapnya saja bisa ia rengkuh.

Layaknya mimpi dan angan lalu. Shenina menghela nafas kecil. Bohong jika sudut hatinya tak merasa perih saat Jonathan hanya menganggapnya sebagai pelarian dan cinta kedua. Namun, logikanya membalikkan kata. Jika sedari awal, Shenina lah yang menempatkan Jonathan sebagai pelampiasan kala Bintang memilih pergi dengan orang lain.

Harusnya Shenina tak sakit hati. Karena dulu pun, Jonathan pernah berada di posisi yang sama,dengan Shenina yang menjadi penjahatnya.

Namun tetap saja. Hati lembut seorang perempuan tak bisa dibohongi. Ia merasa hina saat Jonathan mengajukan sebuah hubungan rahasia yang tak bisa ia tolak. Lelaki itu memerangkap Shenina dalam kasih yang semakin menyakiti.

"Selamat pagi Mas Nathan" sapa Shenina kala Jonathan bangun dari tidurnya dan langsung mengecup pipi gadis itu lembut sebelum melepas pelukannya.

"Tidur kamu nyenyak tadi malam?" Shenina bangkit dari kasur sambil menopang tubuhnya yang menyentuh kasur.

"Nyenyak mas. Mas Nathan gimana?"Jonathan menolehkan wajahnya. Menatap netra hazel Shenina yang terlihat sayu.

"Saya gak pernah tidur senyenyak ini. Mungkin efek pelukan kamu. Saya yang insomnia bisa tidur dengan pulasnya" Shenina meundukkan kepala saat kedua pipinya dirasa memanas. Jonathan terkekeh kecil lalu memakai sendalnya setelah menalikan handuk kimono. Hendak menuju kamar mandi, namun sebelum itu ia menyempatkan diri untuk mengusap surai coklat Shenina seraya mengecup pucuk kepala gadis itu.

"Saya mandi dulu"Shenina mengangguk.

"Iya Mas"

Shenina memandangi punggung Jonathan yang kini mrnghilang bersamaan drngan pintu kamar mandi yang tertutup. Gadis itu menghela nafas kasar sembari menengadahkan kepala menatap langit langit kamar.

"Ibu maaf" gumamnya kala wajah ibunya membayangi diri.

"Shenina berdosa" ungkapan penuh luka. Kini ia bukanlah Shenina yang terjaga. Ia sudah kehilangan segalanya bahkan kehormatan yang selama ini ia lindungi.

Drrt

Drrt


Shenina melirik pada ponsel Jonathan yang bergetar pertanda adanya telpon masuk. Jemari lentik gadis itu lalu meraih ponsel tersebut dengan raut wajah penasaran.

"Mas Jayden?"gumamnya saat nama Jayden terpampang jelas disana. Bersamaan dengan itu Jonathan membuka pintu keluar dari kamar mandi dengan surai basah dan handuk yang mengalung di lehernya.

"Mas Nathan ini ada telfon"kening Jonathan mengkerut.

"Dari siapa?"Tanyanya berjalan menghampiri Shenuna yang masih menggenggam ponselnya.

"Mas Jayden"Jonathan langsung menghentikkan gerakan mengetingkan rambutnya dan langsung metaih ponselnya dari tangan Shenina.

"Hallo?"

"Bajingan brengsek lo dimana bangsat?!!"

"Hah?"

"Hoh hah hoh hah lo sekarang dimana Sat? Mama nyariin lo! Dia bahkan nyuruh gue buat nyari lo ke semua hotel di Jakarta! Gak ngotak emang! Gue bahkan belum tidur gara gara lo ya setan!" Jonathan melirik pada Shenina yang menutup mulutnya takut bersuara dan orang di sebrang sana curiga.

BAD SACRIFICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang