BAD SACRIFICE-20

5K 348 14
                                    

"Saya ingin mengundurkan diri dari pekerjaan ini"

Shenina harap harap cemas saat melihat wajah Jonathan yang menatapnya tanpa respon. Ruangan Jonathan yang kini terang benderang karena cahaya matahari serta jendela yang terbuka lebar selebar lebarnya. Menghantarkan cahaya pada kulit Shenina yang putih. Gadis bersurai coklat itu menatap sosok Jonathan yang kini berdiri menghampiri sambil memutari tubuhnya. Sontak gadis itu langsung berbalik, berhadapan langsung dengan si pemilik wajah datar yang tangannya di simpan di belakang tubuhnya.

"Mengundurkan diri?" Jonathan tertawa kecil. Ia lantas semakin mendekatkan tubuhnya. Menghimpit Shenina hingga gadis itu mundur perlahan, menghindari lelaki itu.

"Kamu yakin? Ingin pergi dari saya?" desisnya mengerikan. Shenina semakin dibuat ketakutan saat langkah Jonathan semakin maju sehingga ia harus berjalan mundur kebelakamg. Hingga tanpa diduga ia telah sampai di ujung pembatas balkon milik tuannya.

"Mas Nathan... "Shenina menahan dada Jonathan yang semakin dekat. Ia sedikit mendorong tubuh kekar itu namun nihil, Jonathan semakin dekat dengan tubuhnya. Berusaha menempel dengan Shenina yang terbalut dress hijau pastel dengan panjang 1 jengkal dibawah paha.

"Saya mohon..."Shenina menutup wajahnya yag hendak dicium oleh Jonathan dengan kertas resign yang ia bawa. Lelaki itu menaikkan alisnya lalu menarik kertas tersebut dai pandangannya. Melemparnya dari lantai dua rumah mereka hingga membuat Shenina membelalakkan matanya.

Surat itu tetbawa angin hingga jatuh tepat di tengah tengah danau milik keluarga Argezta. Shenina gemetaran, satu satunya harapan ia untuk pergi dari sini kini hancur. Ia kemudian menoleh pada Jonathan yang tersenyum senang dengan penderitaan yang gadis itu rasa.

"Sesuatu yang sudah menjadi milik saya, tidak boleh pergi" Ujarnya menarik tangan Shenina pada pembatas balkon kemudian mencium bibirnya. Shenina kembali tak berdaya, kakinya lemah. Menandakan ia kalah dengan euphoria nafsu yang Jonathan berikan.

_______

"Jangan mencoba untuk pergi dari rumah ini, atau kamu akan melihat ibumu menderita"

Ancaman Jonathan selalu mengenai titik lemahnya hingga Shenina hanya bisa diam dan menurut layaknya burung kenari yang terkurung dalam kandang. Ia menatap wajahnya pada cermin. Wajah manis serta hidung mancung, serta surai coklat yang bergelombang indah. Sejak dulu, wajah Shenina selalu diagungkan banyak orang.

Terutama kaum adam yang gila akan visual. Padahal wajah ini adalah bencana untuknya. Kalau saja ia tak dilahirkan sebagai Shenina yang jelita, mungkin ia tak akan di tawan pleh majikannya yang arogan. Shenina menghela nafas kecil lalu memakai kacamatanya untuk membaca novel sebelum beranjak tidur.

Cklek.

Belum sempat novelnya terbuka. Remang remang pada kamarnya menemukan sosok Jonathan yang datang. Shenina segera bangkit berdiri.

"Ada apa mas Nathan datang kesini?" bukannya menjawab, Jonathan malah menatap wajah Shenina lama. Apalagi pada kacamata bulat yang bertengger di hidung mancungnya serta bondu biru yang terlihat manis menempel indah di surainya yang berkilauan. Dimata Jonathan, Shenina adalah dewi. Yang pantas untuk ia miliki.

"Kamu belum tidur?" tanya Jonathan. Shenina menggeleng kecil.

"Saya baru mau membaca buku" Jonathan lalu melirik pada novel yang Shenina pegang.  Jonathan lalu menelisik pada judul buku berwana biru pastel tersebut lalu beralih pada rak rak buku milik Shenina yang hanya dipenuhi setengahnya.

"Kamu suka membaca novel?" tanya Jonathan. Shenina berjalan mengikuti langkah Jonathan yang tengah membuka salah satu koleksi novelnya.

"Ya"

"Kenapa?" Jonathan melirik Shenina sekilas.

"Entahlah, saya merasa kehidupan saya terlalu monoton maka dari itu saya mencari hiburan lewat buku fiksi. Membaca setiap kisah berbeda juga ending yang terkadang jauh dari ekspetasi saya"  Shenina menyentuh salah satu buku miliknya.

"Kalau mas Nathan? Kenapa suka melukis? Ah terutama melukis sosok wanita?" Walaupun Shenina membenci Jonathan setengah mati namun tak dapat di pungkiri jika ia masih penasaran dengan kesukaan lelaki itu yag aneh. Serta obsesinya pada gadis bersurai coklat yang selalu ada pada karyanya.

"Saya tidak bisa menjawabnya sekarang"Ujar Jonathan menutup bukunya. Lalu menghadap kearah Shenina.

"Kenapa?" tanya Shenina penasaran. Netra gadis itu berkedip lucu.

"Jika saya menjawabnya sekarang, kamu pasti akan membenci saya" Jonathan maju satu langkah. Meraih sejumput rambut Shenina yang tergerai. Shenina yang tak mengerti terus mencari celah pada netra Jonathan yang memandangnya di tengah kegelapan.

"Shenina, apa yang kamu inginkan di dunia ini?" pertanyaan Jonathan kini berubah menjadi sebuah keingin tahuan tentang angan yang Shenina inginkan. Gadis itu menunduk meremas buku di tangannya.

"Saya, hanya menginginkan sebuah ketenangan"

"Ketenangan seperti apa yang kamu inginkan?"Shenina memandang Jonathan yang semakin penasaran akan jawabannya.

"Seperti, hidup tanpa bayang bayang obsesi seseorang"

Jonathan kini tau maksud dari ucapan Shenina. Gadis itu sengaja memancing emosinya, bersikap tenang padahal ingin menyingkirkan Jonathan dalam hidupnya.

"Jadi, apakah saya merusak ketenangan kamu. Shenina?" Shenina terhenyak. Netra Jonathan memandangnya setengah marah.

"Maksud saya bukan begitu"ujarnya gugup. Jonathan menundukkan kepala, berada segaris dengan gadis itu.

"Tapi ucapan kamu seperti mengarah pada saya" tembak Jonathan. Lelaki itu lantas menyentuh dagu Shenina.

"Maaf... " Jonathan lalu kembali menegakkan tubuhnya sedangkan Shenina memberenggut ketakutan melihat respon Jonathan serta aura lelaki itu yang langsung berubah dingin.

"Jika kamu ingin hidup dalam ketenangan. Jawabannya hanya satu" Jonathan melangkah melewati Shenina hendak keluar dai kamar gadis itu.

"Yaitu, Mati" Shenina terhenyak. Punggugnya menegak bersama jantungnya yag bergerak tak tenang.

"Selama kamu masih bernyawa, saya akan terus mengejar kamu" terdengar kekehan jahat dari sana.

"Karena kamu, adalah milik saya"

Suara pintu tertutup menjadi akhir dari kegundahan Shenina yang kini memegang dadanya kuat. Kehadiran Jonathan benar benar mencuri kewarasan Shenina hingga nyaris gila.

------

Intinya kalau aku banyak upp berarti aku lagi broken heart ya
Kalau engga upp berarti lagi happy
Tapi jangan lo pada doain gue broken heart ae ye!
Anw tutor nyembuhin cowo yg punya trauma dong
Soalnya baru deket, tapi dia gamau buka hati.
Tadinya gamau maksa.
Tapi dia TYPE GUE BANGETT ANJRITTT.

Mau banyak tingkah kaya Sasya di PS tapi gue takut dapet cowo kaya Zayn in the real life wkwkkwk

Syaran nya dong suhu buat nyairin cowo sedingin kutub antartika🙏🏻🙏🏻

BAD SACRIFICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang