..
Malam masih panjang. Dan Yvine masih terlelap dalam tidurnya.
Langkah kaki di kegelapan tak membuatnya terganggu atau bahkan kesulitan.
Sesuatu yang berkilau berada di tangan kekar yang tidak terlihat jelas.
Dengan benda yang mengandung cairan itu, Dia menusukkannya pada urat nadi Yvine, hingga membuat Anak itu sedikit mengaduh dalam tidurnya.
30 detik berlalu. Tangan itu giliran meraih pergelangan kaki Yvine, mengangkatnya perlahan, dan menciumnya dengan waktu cukup lama.
Ujung bibirnya tertarik, selaras dengan tangannya yang memutar lawan arah pergelangan kaki Yvine. Menimbulkan warna merah di areanya.
Dia merangkak naik, dan mengukung Yvine yang terlihat tak nyaman. Menyingkirkan helaian rambut Yvine yang menutupi sebagian dahinya.
..
Denting jarum jam membangunkan Yvine. Matanya yang sayu mengintip jam dinding yang rupanya baru menunjukkan pukul 5 pagi.
Meski begitu, rasa kantuknya sudah hilang, Yvine memiringkan kepalanya yang terasa pegal, lantas meregangkan otot tubuhnya.
"Berapa lama aja Aku tidur?"
Yvine tentu heran, Dia tidur dari sore, tapi baru bangun di pagi harinya.
Dia mendesah, lalu menurunkan kakinya untuk segera pergi ke kamar mandi. Yang sayangnya Dia malah terjatuh di lantai dinginnya.
"Argh!" Teriaknya.
Rasa nyeri yang tiba-tiba merasuk ke sebagian kakinya membuat Yvine merasa gelisah.
Pintu di dobrak dengan keras. Menunjukkan Jordan yang segera menyalakan lampu.
"Cia? Kamu kenapa?"
Jordan panik mendekat ke arahnya. Dan mengangkat tubuhnya untuk di naikkan lagi ke atas ranjang.
Yvine sendiri masih belum tersadar, Dia masih tenggelam dalam rasa terkejut dan nyeri kakinya.
"Cia? Hei ... Ci."
"Bagus!"
Teriakan itu memotong ucapan yang akan keluar dari mulut Yvine. Nova berdiri di ambang pintu dengan tangan menyilang.
"Pagi-pagi udah bikin ribut. Ngapain lagi?" Cecarnya.
Jordan mengernyit. Dia menoleh pada Nova dan menatapnya penuh kesal.
"Apa sih Ma! Mama yang ribut." Balasnya kesal.
Jordan memeluk Yvine dan membawanya keluar, membiarkan Yvine itu menangis.
"Ugh! Its hurt a ... lot Ka."
Jordan mengangguk, mengusapi punggung Yvine dengan sayang. Niatnya akan membawa Adiknya ke Rumah sakit, agar bisa di tangani dengan cepat.
"Kenapa Jo?"
Entahlah. Yvine tak mengambil perhatian mengapa begitu banyak Orang yang sudah terbangun di jam sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pray For Glory
Random'I've been woken up, for many times ... Breaking of the first silent, in that time.' -english isn't my first language, I apologize if i typed it wrong later on. -Tidak di peruntukan bagi yang masih di bawah umur. Bijak dalam mencari buku yang akan...