Capther XIV

631 32 0
                                    

Aku berjalan menyusuri koridor kantor.
Aku ingin sekali bertemu Excel.
Jenuh juga rasanya duduk diruang kerjaku sendiri.

Beberapa karyawan yg berpapasan denganku menunduk hormat dan tersenyum.

Ya, begitulah mereka..

"Apa kau sedang sibuk tuan Muda Excel ?" sapaku diambang pintu.

Aku melihatnya sedang menatap komputernya dengan wajah serius.

Aku jarang sekali melihat wajah seriusnya. Hanya dalam situasi tertentu dan penting saja dia seperti itu.
Selebihnya adalah wajah mengesalkan.

"Hai Jo. Apa kau merindukanku ?" sapanya dengan wajah konyolnya. Dia beranjak dan duduk disofa.

"Aku sedang bosan diruanganku. Thats why aku kesini." jawabku melangkah duduk disebelahExcel.

"Kau bosan ? Diruangan megahmu ? Benarkah ?"

"Memangnya salah ?"

"Tidak. Hanya saja...hm. Apa kau masih berhubungan dengan Margaretha ?" sepertinya Excel mengalihkan pembicaraan. Baiklah.

"Ya. Dia gadis baik, dia sangat mempesona. Pandai bermain piano. Pandai bernyanyi. Aku menyukainya."

"Bukankah sudah aku peringatkan padamu Jo, agar kau tak berdekatan dengannya ?"

"Memang dia kenapa ? Kau tak mempunyai alasan untuk melarangku Excel. Kau bukan kekasihku. Bukan istriku."

"Ya. Tapi aku sahabatmu dan aku peduli. Memang Carrel tak memperingatkanmu apa ?" dia mulai kesal rupanya.

"Ya, dia mengatakan padaku saat aku sakit kemarin untuk menjauhi Retha. Itu karena dia cemburu."

"Ya, dia kemarin menelponku ,mengatakan bahwa kau sakit. Suaranya penuh dengan kekhawatiran."

Kekhawatiran. Jangan mulai Excel. Cukup aku ditipu olehnya. Diberi harapan palsu olehnya. Cukup. Dia menipumu ! Tahukah kau ?!

"Dia gila. Aku rasa dia mulai gila karena terlalu lama bergabung dengan iblis-iblis itu.." ujarku dengan senyum sinisku.

"Apa kau pikir dia gila memperingatkanmu tentang keselamatanmu ? Aku rasa kau lupa dasar dari Carrel selalu bersamamu. Menjagamu. Jangan lupa Jo. Thomas IVanskov masih mengincarmu untuk meruntuhkan perusahaan ayahmu!!" Excel menatapku penuh dengan emosi.

Hei !!! Kenapa kau malah memarahiku ?!

"Jika tak ada Carrel. Kau mungkin sudah terbujur kaku dibawah sana. Bersama ribuan cacing dan hewan tanah lainnya." lanjut Excel membenahkan jas yg dipakainya.

"Berhentilah menakutiku Excel. Kau tidak tahu betapa aku sangat membencinya. Dia meninggalkanku dan pergi. Datang lagi dan memintaku menjauhi Retha. Lalu,, dia meninggalkanku lagi. Dia tak pernah ada disisiku jika memang dia menyukaiku !!"

"Apa kau lupa ?? Kau tak akan membiarkan dia hidup tenang jika masih berada didepanmu atau disekitarmu ! Kau yg mengatakan itu ! Dia hanya tak ingin membuatmu tak nyaman berada didekatnya."

"Berhentilah membelanya Excel. Kau ini temanku. Bukan komplotan mereka !!"

Aku beranjak kesal sari sofa. Meninggalkan ruangan Excel dengan marah.
Keterlaluan !! Excel itu bersahabat denganku ! Lalu mengapa dia membela Carrel !!

"Nanti malam datanglah ke club di Cansas. Kita akan berkumpul disana." tutur Excel yg kembali duduk dikursinya.

Aku melangkah keluar dan memilih kembali ke ruanganku.

Yg benar saja. Excel membela Carrel. Sidney jelas akan menjadi sekutu Nic. Apa Sidney tahu bahwa Nic adalah black devil ?? Jika memang dia tahu, harusnya dia meninggalkan Nic !

Mrs.Gun, I LoVe You !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang