Tidak ada yang dapat memprediksi dengan tepat apakah hari ini akan datang hujan atau justru kemarau panjang, sebab seakurat apapun teknologi masa kini, pasti ada saja kegagalan yang terjadi. Maka, seharusnya kita tidak menaruh kepercayaan penuh pada prediksi itu.
Sama halnya seperti Arion.
Ia hanyalah murid sekolah dasar saat Mama positif hamil anak keempat. Rasanya begitu menyenangkan saat Arion membayangkan masa depanㅡkeseruan dan kegembiraan yang mengisi hari-hari karena di dalam rumah akan semakin ramai.
Sejak Adara mulai sibuk di jenjang sekolah menengahnya, Arion lebih banyak menghabiskan waktu bersama Arsen. Mulai dari bermain bola, mengganggu Mama membuat kue, dan banyak kegiatan lainnya yang mereka lakukan berdua.
Saat itu, Arsen pernah bertanya, "Kak, kalau adik kita sudah lahir, apa kita bisa main bola lagi? Soalnya ... kalau ada adik, kita jadi bertiga, jumlahnya ganjil. Kalau gantian main pun, kayaknya gak bakal seru."
Lucunya, selepas Arsen overthinking dengan hal sepele semacam itu, besoknya Mama pulang dari Rumah Sakitㅡsetelah menjalani pemeriksaan rutin untuk kandungannyaㅡada satu lagi berita baik yang terdengar; adik baru mereka adalah kembar.
Hari demi hari, di antara pergantian bulan yang terasa begitu cepat, antusiasme Arion dan Arsen dalam menantikan kehadiran anggota baru di dalam keluarga tak pernah memudar, bahkan meningkat selaras dengan membesarnya perut Mama.
Arion, Arsen, dan Adara tentu tidak sabar dengan kelahiran adik kembar mereka. Namun, bukan berarti mereka menginginkan Mama cepat melahirkan. Mereka ingin semuanya berjalan dengan baik, walaupun takdir yang tertulis berkerja sebaliknya.
Pada bulan ke tujuh, Mama mengalami kontraksi.
***
"Kak Iyon, kok kita belum boleh ketemu si kembar?" Arsen sedikit menggoyangkan tangan Arionㅡyang ia panggil dengan panggilan Iyon. Sang kakak hanya menggelengkan kepala pelan, sama-sama tidak mengetahui alasannya.
Tapi, satu hal yang bisa mereka berdua plus Adara simpulkan adalah adik kembar mereka tidak baik-baik saja. Papa tampak murung, Mama juga terlihat sering merenung. Entah apa yang keduanya pikirkan, tapi sebagai anak-anak baik, mereka berusaha untuk tidak membuat masalah.
***
Dari balik kaca tebal yang membentangkan jarak antara Arion dengan si kembar, ia bisa melihat AbrahamㅡPapaㅡtengah menjenguk salah satu dari kedua adik kecilnya. Walaupun melihat dari kejauhan, tapi Arion bisa melihat bagaimana tubuh itu dikelilingi oleh bermacam-macam alat yang ia sendiri tidak tahu fungsinya apa.
Athan namanya, adik bungsunya, bayi yang lahir sekitar 10 menit setelah Atala lahir. Mama yang memberikan nama itu, katanya Athan itu berarti abadi dan Atala berarti muda. Entah itu semacam doa atau apa, Arion tidak tahu, tapi ia sangat menyukai nama tersebut.
YOU ARE READING
Growing Pain: Breathless
FanficHanya cerita sederhana tentang anak laki-laki berusia 15 tahun dan keempat kakak yang menjaganya dengan penuh perjuangan, sebab ia rapuh; jiwanya bisa hilang kapan saja.