Ketemuan

3.3K 47 4
                                        

Pagi yang cerah, setelah makan pagi kami beraktivitas di tempat yg berbeda ,Aldi sekolah, ibunya ngajar, aku jaga toko. Seperti biasa... Aldi selalu nunggu ibunya pergi duluan ... Baru dia pamitan sama Ayahnya. Biar bisa cipika cipiki,,. Ke ayahnya. Aku pun selalu keluar paling Akhir. Takut Aldi Qilaf bila di teras bisa bisa di liat tetangga. Makin Hari Aldi makin berani . Menganggap ayahnya seperti pacar.

Sampai Ditoko ada beberapa pelanggan sudah menunggu..mereka belanja buat di jual lagi diwarung warung mereka. Gak sempet bersih bersih , syukurlah hari ini rame, pelanggan bergantian berdatangan.

Klunting suara notifikasi WA dari hpku
(Aldi : Yah Aldi gak ketoko , banyak tugas yah)

(Aku ; okey Al , belajar yg Rajin )

(Aldi ; Siap Ayah)
 

   
Wah Aldi gak bantuin.. rasanya sepi gak ada Aldi. Entahlah tiap ada dia aku merasa terhibur, dan tambah semangat.

Pelanggan mulai berdatangan sampai jelang sore, syukurlah toko ramai lagi.

Kuberesi uang jualan hari ini dan hasilnya lumayan 18.550.000

Langsung ingat pak Ardo yg minjami uang beberapa hari kemarin. Aku WA pak Ardo;
(Saya ; Sore pak Ardo, posisi dimana ya pak, saya mau ngembaliin uang bpk. Trimakasih pak)

Wa nya centang dua. Belum terbaca.

Dalam hatiku; Pak Ardo, siapa beliau ini, kenapa sebaik itu dan percaya begitu saja sama aku, padahal belom kenal betul.

Klunthing WA ((Pak Ardo ; SHARELOCK.  kalau sudah sampai telvun aja , saya tunggu.))

Setelah aku menutup toko segera ku Meluncur mengikut arah Google map yang dikirim pak Ardo. Hanya beberapa menit dan.... Ini kan Hotel dimana aku sama Aldi pernah transit disini. Baru aja mau telvun pak Ardo, tiba-tiba..

Petugas Hotel; "Sore pak," 

Aku; "Sore..."

Petugas Hotel ; " Apa betul tamunya Pak Ardo?"

Aku; "Betul pak , nama saya Pak Fahry , .."

Petugas Hotel ; "mari pak saya Antar"

Aku mengikuti bpk petugas,
Dan Akhirnya sampai didepan sebuah pintu rumah yg ada di belakang Hotel.
"Silahkan masuk mas Fahry!!.." sapa pak Ardo mempersilahkan masuk.

Aku Duduk di kursi tamu, "Pak Ardo , trimakasih ya pak kemarin sudah di tolongin, ini pak dihitung dulu. Maaf lho sudah ngrepotin." Jelasku.

"Sabar mas Fahry ,santai dulu,udah itu gampang... Saya itu nunggu mas Fahry .. pingin bisa ngobrol sama  Mas Fahry." Tuturnya

"Boleh Pak Ardo hehe  silahkan mau ngobrol apa , Monggo .."

Pak Ardo kayak orang salah tingkah,

"Maaf Mas Fahry sebelumnya, saya cerita tentang saya dulu ya biar Mas Fahry tahu siapa saya,. saya pemilik hotel ini mas, masih punya dua hotel lagi di kota lain.  Saya hidup sendiri , saudara saudara saya sudah pada sukses di Jakarta sana"

"Trus istri pak Ardo?? " tanyaku
Pak Ardo menjawab ; "Dari muda saya gak tertarik sama perempuan , saya Gay , saya seperti mas Fahry, tapi saya suka yang dewasa, atau se umuran,  kalau mas Fahry sukanya kan brondong"

Kata-kata pak Ardo bikin aku kesal. Bikin aku emosi"Jaga mulut bpk!!!. Saya punya Istri saya Bukan gay.. saya bukan homo sepert pak Ardo. Ini uang Pak Ardo... Permisi.. !!! " aku menuju pintu. Tapi pak Ardo dengan sigap menutup pintu dan menguncinya.

"Apa-apaan ini ... Ada apa ini pak? Apa mau bapak?" Emosiku keluar.

" Duduklah dulu pleace mas . Sabar akan saya jelaskan. Minggu lalu kedua pegawaiku libur , saya menggantikannya memakai seragam di hotel depan ,nah dari pendaftaran cek in itu , saya kan sempet ngopy KTP mas Fahry , jadi saya tahu nama dan alamat anda. Saya antar mas Fahry sama pemuda itu ke kamar. Dan saya pergi. Saya kembali ke kamar ngantar air minum dan snack,  itu fasilitas kami.  Pintu kamar tidak kalian tutup dengan sempurna   kalian hanyut dalam asmara tidak sadar pintu kalian sedikit terbuka.
Saya mengakui kalau saya Gay mas Fahry, jadi maaf waktu itu saya melihat  kalian sampai finis , dengan senang hati. Maafkan saya" tutur Pak Ardo.
Kepalaku mau pecah, aku mengusap rambutku dengan erat agar pusingku berkurang, aku malu, tak berani menatap pak Ardo.
Beberapa menit kemudian aku ceritakan siapa Aldi pemuda yg bersamaku, semuanya tentang aku dan keluargaku . Dari kelebihan dan kekurangan.
Kini Pak Ardo tahu masalahku. Pak Ardo menepuk Bahuku dan ; "Mas Fahry yg tegar, Anda laki laki gentel jangan menangis seperti ini. Kalau ada masalah apapun jangan ragu bilang padaku. Aku akan bantu sebisaku. Sekarang pulanglah mas"  Anak istrimu menunggu.






Ayah Mu Kesayangan Mu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang