Happy reading~~
*
*
*"Orang tua lu gak ada dirumah?" Tanya Roby kepada Levino. Levino hanya mengangguk.
Saat ini Roby, Dely dan Halwa berada di rumah Levino. Dely dan Halwa menyiapkan camilan dan minuman, sedangkan Roby dan Levino bermain game.
"Rumah kamu kayak di mall, serba ada" ucap Halwa sembari membawa minuman. Dely membawa beberapa camilan untuk mereka makan sembari bermain game.
Di rumah Levino terdapat beberapa mainan seperti di Timezone sehingga mereka bebas ingin bermain apa. Mereka berempat mencoba berbagai permainan yang ada dan bersenang-senang.
"Mau boneka apa?" Tanya Roby pada Dely.
"Rubah, yang itu" ucap Dely sembari menunjuk sebuah boneka rubah.
Roby pun memainkan mesin tersebut untuk mendapatkan boneka rubah. Percobaan pertama gagal, kedua pun sama, setelah berkali-kali mencoba barulah ia mendapatkan boneka rubah tersebut. Roby segera memberikan boneka rubah tersebut kepada Dely.
Halwa mencoba permainan memanah namun selalu gagal, sedangkan Levino hanya dalam sekali coba ia berhasil tepat sasaran saat memanah. Halwa mencoba lagi permainan memanah tersebut dan gagal lagi.
"Ih ini panah nya rusak deh kayaknya" ucap Halwa kesal.
Levino menertawakan Halwa yang selalu gagal sampai perut nya terasa keram lantaran tertawa. Halwa hanya menatap Levino kesal.
"Aduh perut gue keram" ucap Levino sembari memegang perutnya, namun ia tidak menghentikan tawanya.
"Jadi pacar tuh harusnya dukung pacarnya malah ngetawain" ucap Halwa.
Levino masih menertawakan Halwa membuat Halwa semakin kesal. Halwa pun menginjak kaki Levino dengan sengaja.
"Apaan gak kerasa, harusnya tuh gini" ucap Levino sembari menginjak kaki Halwa.
Halwa tidak terima kakinya di injak sehingga ia menginjak lagi kaki Levino. Mereka pun saling menginjak kaki satu sama lain. Roby dan Dely hanya menatap mereka sejenak lalu melanjutkan aktivitas yang tadi mereka lakukan.
***
Seorang gadis duduk di balkon apartemen nya sembari menyalakan putung rokok nya. Clara menatap bulan dan bintang di langit malam yang sunyi.
"Aku kira setelah aku pindah negara, aku bakal lupain kamu. Ternyata, aku salah. Aku masih mencintai kamu, aku masih berharap kalau semua yang terjadi hanyalah mimpi ku semata...
Samuel, apa rasanya menjadi bintang? Pasti kamu gak ngerasain rasa sakit lagi kan? Pasti kamu udah bahagia kan? Aku harap kamu tidak bertemu bidadari yang cantik dan melupakan ku...
Samuel, aku merindukanmu...," batin Clara.
Jessica menatap Clara yang duduk di balkon, ia pun menghampiri Clara dan duduk disamping gadis itu.
"Lo rindu Samuel?" Tanya Jessica.
Clara mengangguk, "itu pasti",
"Kenapa lo mau sekolah disini? Bukannya lebih baik Lo sekolah di Indonesia, Lo juga bisa tinggal bareng keluarga Lo yang sayang sama Lo" tanya Clara.
Jessica terdiam memikirkan jawaban yang tepat.
"Karena hidup gue monoton, gak ada yang spesial" ucap Jessica.
Clara terdiam. kehidupan Jessica terlihat menyenangkan di matanya, namun ternyata bagi Jessica kehidupan milik Jessica monoton.
Clara mematikan rokoknya, ia menatap Jessica yang asik menatap langit malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skylove 2
Teen Fiction"Langit selalu menjadi saksi tentang cerita kita, tentang kesedihan, tentang kerinduan, tentang penderitaan, tentang kenangan kita, tentang semuanya"