Happy Reading
*
*
*Malam yang dingin, hujan yang turun dengan derasnya dan angin yang berhembus kencang. Sepasang kekasih berdiri berhadapan di bawah derasnya hujan.
"Eza, ayo berteduh dulu baru kita ngomong" ajak Zarina sembari menarik tangan Alfarez.
Alfarez melepaskan tarikan tangan Zarina. Ini adalah pilihan yang sulit baginya.
"Ri, ayo kita akhiri hubungan kita" ucap Alfarez.
Zarina terdiam, ia pikir Alfarez mengajaknya bertemu untuk meminta maaf karena selama berminggu-minggu laki-laki itu tak menemuinya ataupun memberi kabar padanya.
"Alasannya?" Tanya Zarina.
Alfarez hanya diam, ia tak sanggup lagi berbicara.
Derasnya hujan membuat mereka tak lagi menyadari air mata mereka yang mengalir deras.
"Kamu gak ada kabar selama berminggu-minggu za, tiba-tiba kamu malah bilang gini?"
"Kalau pada akhirnya kamu mutusin aku..., ngapain kamu dulu ngejar ngejar aku?"
"Kamu yang duluan ngedeketin, bahkan dulu waktu kita putus kamu juga yang ngajak aku balikan"
"Semua yang kita lakuin buat apa kalau akhirnya kayak gini?" Ucap Zarina sembari mendorong Alfarez mundur.
Alfarez hanya diam, ia membiarkan Zarina mendorong dirinya. Ia membiarkan gadis itu meluapkan emosi padanya.
"Lo jahat za" ucap Zarina sembari berlari meninggalkan Alfarez sendirian.
Alfarez terduduk lemas, ia menangis meluapkan rasa sakit di hatinya.
"Maaf ri, maaf" gumam nya sembari memukul dadanya yang terasa sesak.
Ia mengucapkan maaf berulangkali, ia merasa bersalah menyakiti hati gadis yang ia cintai.
Setelah malam itu Alfarez menghilang bak ditelan bumi. Tak ada yang tahu ia pergi kemana.
***
Hingga hari kelulusan pun tiba, seorang gadis membawa sebuah bucket bunga. Ia melambaikan tangan begitu melihat seseorang yang ia kenal.
"Happy graduation, sayang" ucap Clara sembari memberikan sebuah bucket kepada Jonathan.
Mereka berpacaran setelah kejadian di studio Jonathan. Mereka sama-sama telah usai dengan masa lalu dan ingin memulai halaman baru.
"Cie yang baru pacaran" goda Levino.
"Yang lo maksud gue apa Dely nih?" Balas Clara.
"Dua-duanya" ucap Levino dan halwa bersamaan.
Jonathan merangkul Roby, ia menepuk-nepuk pundak Roby.
"Sabar, makanya kalo dibilangin tuh jangan keras kepala" bisik Jonathan.
Roby hanya menghela nafas, ia tahu ia terlambat. Roby menyesali perbuatannya di masa lalu yang terlambat mengungkapkan perasaan.
Roby menatap tangan Dely dan Rio yang sedari tadi bergandengan. Hatinya terasa sakit tapi tak apa, itu adalah akibat perbuatannya sendiri.
"Happy graduation guys" ucap Anna dan Kenzie yang baru saja tiba.
"Ini lagi pasangan baru malah telat" sindir Levino.
Pasalnya Anna dan Kenzie tak memberitahu mereka kalau berpacaran.
"Alfarez mana?" Tanya Zarina sembari membawa sebuah bucket mawar merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skylove 2
Teen Fiction"Langit selalu menjadi saksi tentang cerita kita, tentang kesedihan, tentang kerinduan, tentang penderitaan, tentang kenangan kita, tentang semuanya"