Happy reading
*
*
*
Zarina duduk melamun disebuah ayunan di tengah taman. Entah apa yang ia pikirkan. Dely menghampiri Zarina dan duduk di ayunan sebelah Zarina.
"Sebentar lagi bakal pemilihan OSIS, kamu nyalon sama siapa?" Tanya Dely.
Pertanyaan Dely membuyarkan lamunan Zarina. Ia menoleh ke arah Dely.
"Gak tau, Alfarez gak mau nyalon" ucap Zarina sembari menghela nafas.
"Yara nyalon OSIS, wakilnya Anna" ucap Dely.
Zarina mengangguk, Anna tidak ada memberitahu nya apapun.
"Kamu sendiri... gimana?" Tanya Zarina.
"Sama Rio, aku wakilnya sih" jawab Dely,
"Kalo kamu mau nyalon, kenapa gak sama Kenzie aja? Kamu kan lumayan dekat sama dia?" Ucap Dely membuat Zarina berpikir.
"Dia gak tertarik OSIS sih, tapi nanti aku coba ajak" ucap Zarina semangat.
"Kak, bang Roby nyariin tuh! Bang Roby nya ada di depan toko es krim nungguin!" Teriak Isa, tak jauh dari mereka.
Zarina pun melambaikan tangan begitu Dely beranjak pergi. Alfarez ada acara yang tak bisa ia tinggalkan sehingga Zarina hanya sendiri.
Zarina merasa bosan, ia pun melangkah pergi tanpa tujuan. Ia menatap langit sore dan tersenyum.
"Cantik" gumamnya.
Zarina meraba saku celana nya, ia mencari-cari handphone nya. Tidak ada, ia lupa kalau ia tidak membawa handphone nya.
Zarina menghela nafas, langit nya terlalu cantik untuk di abaikan. Ia ingin memotret nya namun tak bisa.
Zarina ingin melanjutkan langkahnya namun kakinya sudah terasa lelah. Zarina melihat sekitar, ada begitu banyak orang. Nafas nya terasa sesak, Zarina terduduk lesu.
Orang-orang yang berada di sekitarnya seolah menertawakan dirinya, Zarina menatap takut. Ia memeluk dirinya sendiri, ia berkata beribu kali di dalam hatinya bahwa semuanya akan baik baik saja.
Tangan nya di tarik membuatnya mau tak mau berdiri. tak sempat ia melihat siapa yang menarik tangan nya, ia sudah di tarik lagi untuk menjauh dari sana.
Pikiran Zarina yang kalut, kini tak lagi memikirkan apapun. Ia menatap laki-laki di depannya yang membuatnya berlari menjauh dari keramaian.
Laki-laki tersebut melepaskan tangannya begitu tiba di tempat yang tak ramai. Laki-laki tersebut mengatur nafasnya, begitu pula Zarina.
"Maaf" ucap laki-laki tersebut begitu nafasnya tak lagi tersengal-sengal.
Laki-laki tersebut melangkahkan kakinya ingin menjauh dan pergi dari pandangan Zarina.
"Narendra" ucap Zarina membuat langkah Narendra terhenti.
Narendra membalikkan badannya menghadap Zarina. Ia sebenarnya tak ingin muncul dihadapan Zarina namun jika ia tak menarik Zarina dari keramaian entah apa yang terjadi pada perempuan tersebut.
"Makasih" ucap Zarina sembari tersenyum tipis.
Narendra menatap wajah pucat Zarina. Ia merogoh saku celananya dan memberikan permen lolipop kepada Zarina.
Zarina menatap Narendra bingung. Narendra memegang tangan Zarina dan menaruh permen tersebut di tangan Zarina.
"Di makan, habis itu Lo harus langsung pulang" ucap Narendra, lalu melangkah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skylove 2
Teen Fiction"Langit selalu menjadi saksi tentang cerita kita, tentang kesedihan, tentang kerinduan, tentang penderitaan, tentang kenangan kita, tentang semuanya"