Happy reading
*
*
*Clara duduk di ayunan, ia menatap surat yang ditinggalkan Samuel untuknya. Clara membuka dan membacanya surat tersebut.
"Untuk Litha,
Aku selalu berandai-andai, bagaimana akhir cerita kita? Akankah berakhir bahagia? Atau mungkin sebaliknya? Jika kamu membaca surat ini, itu artinya kisah kita tidak berakhir bahagia, bukan?
Litha, dunia ini tidak adil untuk diriku maupun kamu, iyakan?
Maaf, aku menambah luka untuk dirimu yang sudah memiliki banyak luka.Dahulu, aku berpikir... Aku pasti akan menghembuskan nafas ku sendirian...
Tanpa ada yang menangisi kepergian ku..., namun, kini sepertinya kamu akan menangisi ku hingga matamu yang cantik itu sembab...Litha...
Jangan terlalu lama menangisi ku...
Tersenyum dan berbahagialah...
Temukan laki-laki yang jauh lebih baik dari diriku..Jika kamu merindukan ku saat malam tiba, tatap lah bintang di langit malam. Aku akan jadi bintang yang menemanimu dari gelapnya malam.
Jika kamu merindukan ku saat siang, aku akan menjadi langit biru yang cerah. Aku akan selalu berada di sisimu.
Di Kehidupan selanjutnya, mari bertemu kembali sebagai sepasang kekasih yang memiliki akhir bahagia.
Di kehidupan selanjutnya, akan ku pastikan kamu menjadi milikku seorang, jadi jangan ragu untuk memulai kisah baru di kehidupan ini.Aku mencintaimu...
Dari: Samuel "
Air mata nya mengalir, dengan cepat ia menghapus air matanya. Ia menyimpan kembali surat tersebut. Ia melangkah kembali ke dalam kamar yang di sediakan Levino untuknya.
"LEVINO!!! KAMI DATANG!!!" Teriak teman-teman Levino dari luar rumah.
Clara dan Levino membukakan pintu. Zarina tersenyum begitu melihat Clara, Clara pun membalas senyuman tersebut. Mereka pun masuk ke rumah Levino.
Mereka duduk membentuk lingkaran di ruang tengah. Levino mengambil beberapa camilan dan memberikan nya.
"Oke, kenalin ini sepupu gue. Namanya Lalitha Clara" ucap Levino,
"Ra, kenalin ini pacar gue. Namanya Halwa Aelyzia" sambungnya.
Merekapun berkenalan dengan satu sama lain. Sedari tadi Clara terus memperhatikan Zarina.
"Main truth or dare, yuk!" ajak Alfarez.
Merekapun bermain truth or dare, Alfarez memutar botol. Seluruh mata menatap botol yang memutar tersebut. Botol pun berhenti berputar, semua mata tertuju pada Roby.
"Gue pilih truth" ucap Roby.
"Lo gak ada niatan jadian gitu?" tanya Alfarez.
Roby menggeleng, ia memutar botol tersebut. Kini semua mata kembali fokus melihat botol tersebut, botol tersebut berhenti berputar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skylove 2
أدب المراهقين"Langit selalu menjadi saksi tentang cerita kita, tentang kesedihan, tentang kerinduan, tentang penderitaan, tentang kenangan kita, tentang semuanya"