Happy Reading
*
*
*"Harusnya Lo gak ngasih tau Zarina, harusnya Lo ngilang tanpa kabar,"
"Biar dia tau apa yang lo rasain za, biar dia tau gimana rasanya orang yang dia sayang ngilang gitu aja tanpa kabar" ucap Levino kesal.
Alfarez memasukkan anggur ke mulut Levino agar lelaki itu berhenti berbicara.
"Jangan kasih tau siapa-siapa gue masuk rumah sakit",
"Karena gue bilangnya ke Zarina gue ikut bokap gue jadi gue harap mulut Lo di tutup rapat-rapat" ucap Alfarez sembari mengupas apel.
"Lo gak bosen sendirian di sini berhari-hari?" Tanya Levino mengalihkan pembicaraan.
"Bosen lah, makanya gue nyuruh Lo kesini" jawab Alfarez.
Levino menghela nafas, baru setengah jam ia disini dan ia sudah bosan.
"Za, jalan-jalan yok! Bosen gue" ajak Levino.
"Orang sakit malah di ajak jalan-jalan, tapi ayok lah" ucap Alfarez.
Mereka pun berjalan-jalan ke taman rumah sakit. Levino sebenarnya sedikit khawatir dengan Alfarez yang mengiyakan ajakannya untuk berjalan-jalan.
"Kalau misalkan gue mati, tolong bilangin ke Zarina kalau gue ke luar negeri dan gak pengen ngeliat lagi" ucap Alfarez tiba-tiba.
Levino menghela nafas, hatinya terasa sakit.
"Bapak Lo kaya, mustahil dia ngebiarin Lo mati gitu aja" ucap Levino.
"Kalau emang kayak gitu, kenapa mama gue bisa death? Padahal suami dia kaya?" Balas Alfarez kemudian berjalan lebih dulu.
Levino segera menyamakan langkahnya dengan Alfarez. Tiba-tiba Alfarez menghentikan langkahnya, Levino pun ikut berhenti.
Levino terdiam kaku melihat darah yang bercucuran keluar dari hidung Alfarez. Alfarez dengan cepat menyadarkannya.
Levino segera membawa Alfarez untuk kembali ka kamarnya dan memanggil dokter.
***
"Kenzie" panggil Zarina sembari melambaikan tangannya.
Kenzie tersenyum dan melambaikan tangannya sebagai balasan. Zarina segera menghampiri Kenzie.
"Alfarez masih belum masuk sekolah?" Tanya Zarina.
Kenzie mengangguk. Zarina hanya bisa menghela nafas, ia tidak bisa melakukan apa-apa selain menunggu.
"Mau gue temenin ke kantin?" Tanya Kenzie melihat ekspresi murung Zarina.
"Gak perlu, lo fokus deketin Anna aja"
"Gue mau ke perpustakaan, bye!" Ucap Zarina sembari melambaikan tangan dan pergi.
"Bang, lo sebenernya sukanya sama kak Zarina apa kak Anna?" Tanya Alysha yang tiba-tiba berdiri disebelah Kenzie.
"Anna, Zarina itu cuma teman tidak lebih" jawab Kenzie.
"Sebenarnya aku gak setuju Abang sama kak Anna,"
"Karena kak Anna belum selesai sama masalalu nya, pasti itu bakal bikin Abang sakit sendiri" ucap Alysha.
Kenzie hanya diam, ia tak tahu harus menjawab apa. Kata-kata Alysha terlalu benar.
"Ayo temenin Abang ke kantin, Abang traktir!" ajak Kenzie mengalihkan pembicaraan.
Alysha tersenyum lebar, ia segera menarik tangan Kenzie ke kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skylove 2
Ficção Adolescente"Langit selalu menjadi saksi tentang cerita kita, tentang kesedihan, tentang kerinduan, tentang penderitaan, tentang kenangan kita, tentang semuanya"