𝖿᥆ᥣᥣ᥆ᥕ ძᥲһᥙᥣᥙ sᥱᑲᥱᥣᥙm mᥱmᑲᥲᥴᥲ 📖
ȷᥲᥒgᥲᥒ ᥣᥙ⍴ᥲ 𝗍іᥒggᥲᥣkᥲᥒ ȷᥱȷᥲk👣
•••
Seorang gadis berpenampilan seksi dengan bibir merah merona nya berjalan anggun menaiki beberapa tangga kecil menuju Mension megah pria yang berstatus sebagai tunangannya.
"Sam pasti akan menyukai hadiah dariku, akan lebih menyangkan juga jika didalam nanti dia mengenalkanku sebagai tunangannya didepan semua orang, agar bisa membungkam bibir mereka yang telah meledekku," mengibaskan rambut panjang bergelombang miliknya, Aluna dengan sepatu hak berwarna merah senada dengan pakaiannya kembali berjalan lebih cepat.
Namun sampai didepan pintu berdaun dua dirinya malah dihadang bawahan Samuel.
"Apa-apaan kalian ini? Singkirkan tangan kotor itu aku ingin masuk!" tegas Aluna dengan kilatan amarah dalam matanya.
"Maaf Nona, anda dilarang masuk oleh Tuan muda," ujarnya membuat Aluna terkekeh tak percaya.
"Kau pikir aku percaya? Menyingkir sekarang juga atau aku akan teriak! Apa kalian lupa jika aku adalah tunangan Tuan kalian?!" balas Aluna melotot garang sembari menunjuk wajah mereka yang kini saling melirik bimbang. "Menyingkir!"
Mereka mendengus dan terpaksa membukakan jalan untuk gadis keras kepala itu.
"Kenapa kau membiarkannya masuk?! Tuan akan marah!" temannya yang lain menyenggol.
"Untuk mempermalukannya, kau tau wanita keras kepala itu tidak akan bisa dihentikan. Tenang saja Tuan Samuel sudah mengizinkan jika dia tetap ngotot, lagian bukankah menyenangkan bisa melihat drama dari dekat," senyum miring diberikan olehnya di akhir.
"Yang penting jangan membawa-bawa namaku!" balas temannya sebelum kembali ke posisi semula.
Sementara didalam sana, ruang yang tampak seperti istana tersebut sudah dipenuhi banyak orang-orang kelas atas dengan baju mewah juga perhiasan mereka, tak ingin kalah. Aluna melepas jaket berbulunya dan menyampirkannya pada lengan hingga mengekspos bahu telanjang gadis itu sebelum kembali berjalan kederetan depan untuk melihat sang tunangan.
"Permisi aku tunangannya," ujar Aluna membelah bisik-bisik para gadis kecentilan itu.
Mereka bertiga menoleh lalu menutup mulut seakan menahan tawa ejekan.
"Mimpinya tinggi sekali.""Dasar perempuan tidak tau diri."
Aluna mengepalkan lengannya, untuk sekarang ia harus menahan emosi terlebih dulu, begitu sampai dibarisan depan senyum yang tadinya mengembang kini memudar sedikit-demi sedikit begitu matanya melirik dua insan yang tengah menari didepan sana.
Aluna mematung melihat bagaimana Samuel tersenyum lembut dengan tatapan dalam pada gadis berambut pirang di dekapannya, lengannya mengepal kuat hingga membuat jari-jari mulus itu berdarah karena tusukan kuku jarinya sendiri.
"Kau semakin pintar melontarkan rayuan Mr. Anthaleo," kekeh si gadis kemudian melotot saat Samuel menarik pinggang seksinya semakin rapat. "Hei kau... Pria kecil tidak boleh seperti ini! Siapa yang mengajarimu hm?"
Samuel, dengan kemeja hitam licin juga sedikit jambang di dagunya terkekeh merdu, ia mendekatkan wajah lalu berbisik didepan wanita yang dicintainya itu.
"Pria kecilmu ini sudah dewasa Nona," tak kalah perempuan itu ikut memancing Samuel dengan lengannya beralih merangkul leher pria itu.
"Benarkah?"
"Ingin mencobanya?" ujar Samuel memiringkan wajah diikuti perempuan itu yang kini memejamkan mata bersiap memulai ciuman mereka.
Sebelum tiba-tiba seseorang menarik rambut tergelungnya dengan kasar dan menghempaskan nya ke lantai, semua orang memekik terkejut begitupun Samuel yang menatap datar gadis didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Aluna (Ending)
Teen Fiction{𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟐} 𝑭𝒐𝒍𝒍𝒐𝒘 𝒅𝒂𝒉𝒖𝒍𝒖 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂 ᵕ̈ ⚠︎☠︎𝗖𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗚𝗶𝗹𝗮!☻ Aluna Lavanya Andrie harus mengalami kesialan yang sedikit horor dalam hidupnya. Berniat menggalaui guru idamannya yan...