Aluna 25

46K 2.6K 163
                                    


𝖿᥆ᥣᥣ᥆ᥕ ძᥲһᥙᥣᥙ sᥱᑲᥱᥣᥙm mᥱmᑲᥲᥴᥲ 📖

ȷᥲᥒgᥲᥒ ᥣᥙ⍴ᥲ 𝗍іᥒggᥲᥣkᥲᥒ ȷᥱȷᥲk👣





•••



Aluna dengan terpaksa mengikuti semua kemauan Oma nya pagi ini, setelah ia mandi air hangat dirinya diharuskan memakai sebuah dres pendek diatas lutut berwarna putih namun modelnya percis seperti anak-anak SD!

Kini dirinya duduk didepan cermin dengan sang Oma yang tengah menata rambutnya, ia menunduk cemberut sembari memainkan jepitan lucu diatas mejanya.
"Oma... Apa aku tidak diizinkan sekolah hari ini?"

Aluna lihat didepan cermin Oma dengan rambut di gelungnya menggeleng.
"No, kamu tidak diizinkan untuk sekolah hari ini sayang. Nah, sudah selesai lihatlah, betapa imutnya cucuku ini, Oma jadi tak sabar membawamu ke Belanda dan memamerkan mu pada tetangga disana."

Terima nasib aja Lun, salah lo juga, batin Aluna mendesah pasrah.

Didepan cermin itu, dirinya mematut diri dengan binaran cukup kagum atas dandanan neneknya ini, Oma mengecup pipi Aluna gemas.

"Untuk seminggu ini Omma akan berada disini bersama Opa dan Uncel mu, kamu ingat dulu itu kamu anaknya manja banget kalau udah sama Uncel mu itu sampai kamu numpahin kopinya diatas lembar surat yang ia buat selama semalaman penuh pun dia gak marah sama sekali," jelas sang Oma bercerita tentang masa kecil Aluna.

Senyum simpul Aluna berikan, ia cukup sedih membandingkan kenapa hidupnya dulu tak seberuntung Aluna ini.

Seandainya keluarga gue dulu kaya gini, harmonis kaya keluarga lo Lun. Mungkin gue gabakal mati dan terdampar disini.

Oma yang tak sengaja menangkap raut sedih cucunya segera memutar kursi duduk Aluna hingga berhadapan, ia menangkup wajah imut itu.
"Hei why? Kenapa cucuku ini bersedih? Aluna gabisa bohongin Oma kalau lagi sedih, katakan kenapa hm?"

Aluna memutar otak untuk mencari alasan.
"Iya, Luna sedih kenapa Oma Elsa gak kesini juga?"

"Apa kamu tidak senang Oma disini? Kenapa masih nanyain Oma Elsa? Dia itu sibuk mengurus butik nya sayang," Cristina bertanya sedih dan dengan segera dibalas gelengan Aluna.

"Enggak, Luna seneng Oma Cristina kesini. Luna cuman tanya doang padahal semuanya udah berkumpul cuman Oma Elsa yang gak ada," jawab Aluna mulai berdiri sembari memeluk Oma nya. "Oma jangan sedih, Luna sayang kalian semua."

Dibalik punggung Aluna, Oma Cristina mengelus rambutnya dengan mimik wajah sedih.

Bukan tanpa sebab Oma kemari sayang, ada masalah besar yang harus kami lakukan untuk melindungi mu... Batinnya kemudian melepas pelukan itu.

"Yasudah Oma duluan kebawah ya," ucapnya diangguki Aluna, wanita paruh baya itu kemudian pergi dari kamar cucunya.

Aluna menarik nafas pelan, ia mengambil ponselnya dan berjalan menuju pintu balkon yang telah terbuka menampakkan sinar matahari yang mulai menyingsing.

"Enaknya sih jalan-jalan tapi gimana lewatnya kalo penjagaan nya ketat kaya gitu," Aluna memegang pembatas kaca dengan menatap kebawah dimana para pria bertubuh kekar tengah berjaga disetiap sudut.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Aluna (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang