𝖿᥆ᥣᥣ᥆ᥕ ძᥲһᥙᥣᥙ sᥱᑲᥱᥣᥙm mᥱmᑲᥲᥴᥲ 📖
ȷᥲᥒgᥲᥒ ᥣᥙ⍴ᥲ 𝗍іᥒggᥲᥣkᥲᥒ ȷᥱȷᥲk👣
•••
Dengan langkah gontainya Aluna menuruni anak tangga, terlihat sekali bawah mata gadis itu menghitam karena kekurangan tidur apalagi untuk sekarang ia tidak boleh bolos karena masih pelajar baru.
Beberapa Maid menyapa Aluna yang hanya dibalas gumaman gadis itu sesekali menguap ngantuk.
"Pagi Nona Aluna, saya ingin mengatakan jika Tuan Muda sudah berangkat lebih dulu ke sekolah," ucapan seorang Maid membuat mata Aluna terbuka lebar.
"Apa?! Dia meninggalkan ku lebih dulu! Ck, benar-benar menyebalkan!" kesal Aluna menghentakan kakinya kesal.
"Tapi Non, Tuan muda pergi dahulu sebab suruhan temannya yang berjanji akan mengantarkan Nona ke sekolah dengan nya," sayangnya Aluna tak mendengar dan terus bejalan kemeja makan, melihat itu sang Maid menggeleng pelan sebelum pergi.
Baru hendak menarik kursi, indra penciuman tajam Aluna menangkap bau harum sebuah masakan dari arah dapur.
"Bibi pasti masak menu baru, baunya enak banget! Samperin ah," kikik Aluna berlari kesana dengan rambut tergerai. "Masak apa--"
Ucapannya terpotong karena melihat tubuh tegap seorang pria yang tengah menumis beberapa bumbu kedalam teflon, Aluna melangkah lebih dekat saat tangan kekar itu begitu lihai menceplokan telur diatas roti panggang yang telah dioles mentega.
Ngiler banget gue lihatnya, batin Aluna menelan ludah sembari berjalan ia memilin almamaternya saat berdiri disebelah pria yang ternyata adalah Alastair. Harus basa-basi dulu!
"Kenapa kau yang memasak? Bukankah ada Maid disini?" tanya Aluna melirik wajah Alastair yang sudah terlihat mendingan.
"Aku terbiasa mandiri, masakan orang lain tidak akan sama dengan masakanku," jawabnya santai tanpa melirik sedikitpun pada Aluna. "Kenapa kau tidak sarapan? Ini sudah jam delapan kurang."
Aluna meringis menggaruk rambutnya.
"Sepertinya aku kesiangan gara-gara kurang tidur semalam, apalagi kudengar Archio berangkat lebih dulu.""Dia mengatakan ada tanding basket pagi ini jadi terpaksa pergi lebih dulu," jawab Alastair masih sibuk dengan pekerjaannya.
Aluna mendekat dan menusuk-nusuk pinggang Alastair yang hanya menggunakan kaos putih dengan tatapan mengarah pada apa yang pria itu buat.
"Ngomong-ngomong apa yang kau masak?"Alastair menahan Aluna agar tak mendekat kedepan kompor listrik itu.
"Menjauhlah ini terlalu berbahaya untuk gadis pendek sepertimu.""Tapi aku mau, aku ingin mencicipi nya sedikit saja ayolah biar aku bisa memberikan penilaian!" Aluna ingin mengambil piring berisi sandwich telur itu namun Alastair lebih dulu memindahkannya, sontak saja kedua alis Aluna mengerut tak suka.
"Tidak, jangan yang ini, aku membuatkanmu masakan lain yang lebih cocok. Sekarang kembalilah kemejamu atau tidak akan ada makanan," ancam Alastair mengetuk hidung mancung Aluna, dengan patuhnya gadis itu segera berlari keluar dapur yang mana membuat Alastair terkekeh lucu. "Menggemaskan."
Sembari menunggu, Aluna membuka aplikasi instagramnya yang telah dibanjiri like dan komentar.
"Tumben pengikut gue membludak kaya gini?" tanyanya pada diri sendiri dengan heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Aluna (Ending)
Teen Fiction{𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟐} 𝑭𝒐𝒍𝒍𝒐𝒘 𝒅𝒂𝒉𝒖𝒍𝒖 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂 ᵕ̈ ⚠︎☠︎𝗖𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗚𝗶𝗹𝗮!☻ Aluna Lavanya Andrie harus mengalami kesialan yang sedikit horor dalam hidupnya. Berniat menggalaui guru idamannya yan...