9) Tatapan itu?

511 12 0
                                    

Saat mereka sedang asyik-asyiknya menikmati istirahat dikantin tiba-tiba Kafka datang bersama dengan Fathir yang seketika membuat kantin yang tadinya sangat ramai dan berisik menjadi sepi seperti tak ada orang sama sekali disana.

"Minggir bangku gue" kata Kafka menatap tajam seseorang yang berani-beraninya duduk di tempatnya. Memang orang itu duduk membelakangi mereka yang datang dari arah belakang.

Sontak Queensha langsung mendongak melihat siapa gerangan yang menyuruhnya menyingkir itu.

"Ck Budek Lo?" Katanya kembali dengan nada yang dinaikkan satu oktaf.

"Eh iya maaf kak" kata Queensha lalu hendak berdiri dari duduknya dan berniat kembali ke kelas tapi di cegah langsung oleh Fathir.

"Duduk disini,bakso kamu belum habis" kata Fathir menarik tangan Queensha agar duduk disebelahnya yang otomatis bersebrangan dengan Kafka.

"Tapi kan-"

"Mubazir!" Kata Fathir dengan nada tegas tak ingin dibantah.

"Iya" kata Queensha lalu duduk disebelah Fathir.

"Mau di pesenin apa Ka,Thir? Sekalian mau beli kripik pisang gue" kata Elang menanyakan dua kulkas berjalan itu.

"Mie ayam" kata Fathir dan Kafka hanya terdiam melihat Queensha yang sedang menuangkan banyak sambal ke baksonya.

"Lo Ka?" Tanya Elang yang membuat Kafka menatap ke arahnya.

"Samain" kata Kafka memberi uang dua lembar 100 ribuan kepada Elang.

"Bayar punya kalian" kata Kafka lalu kembali memperhatikan Queensha tapi ia sengaja memegang handphone miliknya agar tak terlalu kelihatan.

"Siap Bos!" Kata Elang memberi hormat lalu berjalan ke arah stand Bakso & Mie Ayam Mang Ucup.

"Astaga anak ini!" Kata Fathir saat sadar ternyata adiknya ini telah menuangkan banyak sambal ke baksonya hingga membuat kuah bakso itu berwarna merah.

"Hehe kali iniiiii aja" kata Queensha cengengesan sambil menyatukan tangannya memohon pada Fathir.

"Gak! Ganti yang baru aja" Tegasnya

"Gak mau! Lagian juga ini tumben-tumbenan kaliii, ingat katamu MU-BA-ZIR!" kata Queensha sebal.

"Khem btw kalian pacaran ya?" Tanya Raden melihat keakraban dua orang itu.

Dia sangat mengenal Fathir dimana Fathir tak pernah akrab dengan yang bernama Wanita selain Bundanya,dan ini? Fathir terlihat bersikap sangat manis pada Queensha si adkelnya? Mencurigakan bukan?

Lalu Queensha tiba-tiba tertawa mendengar pertanyaan Raden yang menurutnya tak masuk akal.

Fathir sempat melirik sekitar lalu tersenyum miring dan menjawab "iya"

Jawaban Fathir membuat seluruh siswa-siswi yang ada dikantin seketika berbisik-bisik. Memang suara Fathir tak terlalu keras akan tetapi keadaan kantin yang sunyi membuat suaranya terdengar hampir sebagian isi kantin yang bertempat duduk di dekat mereka.

Queensha yang mendengar jawaban Fathir sontak melototkan matanya.

Brak

"Ngapa tu anak" tanya Elang yang baru saja datang heran melihat muka marah sang ketua.

"Pokoknya kalian harus kasih gue PJ sih" kata Aulia.

"Ck Lhiya makan! Jangan bahas PJ pj an dulu" kata Raden menegur

"Apa sih orang dah habis nih" kata Aulia memperhatikan bekalnya yang sudah habis.

"Gak demam" kata Queensha mengecek apakah tubuh Fathir demam atau tidak,karna ia tak pernah berfikir kalau Fathir akan mengatakan seperti itu.

The Story Of Queensha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang