37) Cemburu

298 8 0
                                    

Sesampainya di rooftop sekolah Kafka menghempas tangan Sasya hingga Sasya terjatuh tak dapat menjaga keseimbangan tubuhnya, Sasya mendongak melihat wajah dengan raut emosi milik Kafka, dia jadi sedikit takut saat melihat Kafka dengan ekspresi yang seperti itu.

"Lo gak ada hak buat ikut campur urusan gue sama Elizha, sorry Makai nama Lo waktu itu, Lo gak usah berharap lebih dan nyebarin berita hoax itu!"

"Tap-tapi kamu kan yang bilang kalau aku itu pac-"

"Stop anjing! Gue bilang gitu karna terpaksa, posisinya disitu gue lagi sakit hati, jadi mulai sekarang stop ganggu-ganggu kehidupan gue, ini peringatan pertama dan terakhir dari gue"

"Ka, apa kamu gak mau coba buka hati kamu buat ak-"

"Gak ada yang bisa gantiin posisi Elizha di hati gue" potong Kafka

"Tapi dia udah selingkuh sama musuh kamu Ka, dia udah main belak-"

"Persetan dengan itu! Dia Segalanya Buat Gue Dan Gak Ada Yang Bisa Gantiin Dia Di Hati Gue! Baik itu Dulu, Sekarang, Dan masa yang akan datang" teriak lantang Kafka.

"Du-dulu" lirih Sasya yang terdengar oleh Kafka.

"Elizha, dia first love gue, dia yang selalu ada buat gue, dia yang paling ngertiin gue, liat wajahnya aja buat beban yang gue pikul hilang seketika mau seberat apapun itu, dia orang yang selalu gue tunggu-tunggu kehadirannya sampai Tuhan ngabulin permintaan gue dan menghadirkan dia lagi di sisi gue. Apapun yang dia inginkan selagi gue bisa ngasih gue akan lakuin segalanya buat dia" kata Kafka Lantang.

"Hati gue sepenuhnya udah jadi milik dia jadi jangan sekali-kali sentuh dia seujung kuku pun, jangan pernah ikut campur urusan gue sama dia, Lo gak ada hak, Lo bukan siapa-siapa gue" kata Kafka sambil mencengkram pipi Sasya agar gadis itu menatap wajahnya.

Dihempaskannya wajah Sasya hingga menoleh ke samping lalu dia berjalan menjauh meninggalkan Sasya dengan tangan yang terkepal erat.

"Kalau gue gak bisa dapatin Lo dia juga gak akan bisa Ka" lirih Sasya dengan senyum miring.

_🍁_

Queensha di bawa oleh Aeric menuju kelasnya, setelah sampai di depan kelas Queensha, Aeric memberikan kotak bekal itu pada Queensha lalu mengelus sayang rambut Queensha. Semua itu tak luput dari perhatian siswa-siswi yang berada di kelas maupun di sekitar kelas Queensha.

"Belajar yang rajin sayang, masalah tadi gak usah di pikirin, nanti gue jemput kesini kita makan bekal ini sama-sama oke?"

Queensha menganggukkan kepalanya dua kali merespon perkataan Aeric.

Cup

Aeric mengecup puncak kepala Queensha membuat Queensha mendongakkan kepalanya menatap wajah abangnya itu hingga ia memeluk abangnya dan menumpahkan tangisan yang sejak tadi ia tahan.

Aeric mengelus sayang rambut Queensha dengan tangannya yang satu lagi mengepal mengingat tak ada bantahan dari perkataan Sasya tadi yang di tunjukkan oleh Kafka.

Baru saja dia hendak merestui hubungan adiknya dengan Kafka namun Kafka ternyata sudah memiliki kekasih yang membuat adiknya itu menangis seperti sekarang. Ia tak akan membiarkan Kafka mendekati Queensha lagi, ia akan berbicara dengan Daddynya nanti agar Queensha dipindahkan ke sekolah lain bahkan kalau perlu mereka pindah ke luar negeri saja dan menghilangkan jejak agar Kafka tak dapat bertemu dengan adik kesayangannya ini.

Setelah dirasa tenang Queensha melerai pelukannya membuat Aeric dengan jelas melihat wajah sembab Queensha. Aeric terkekeh geli lalu menyingkirkan rambut adiknya yang menempel di pipi karna air matanya itu. Queensha yang di tertawakan seperti itu jelas marah lalu menginjak kaki abangnya kemudian masuk ke kelasnya dengan raut wajah kesal.

The Story Of Queensha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang