50) Penakut

358 11 0
                                    

Suasana ruang rawat Queensha sangat sepi, hanya terdengar suara dari handphone milik Megan. Merasa bosan memperhatikan handphone miliknya Megan mengangkat pandangannya melihat apa yang sedang di lakukan pujaan hatinya itu. Megan mengerjapkan matanya beberapa kali lalu terkekeh kecil.

Ia berjalan menuju branker Queensha dimana Queensha terlihat sedang tertidur dengan posisi duduk, dan jangan lupakan brownies coklat yang masih ia pegang juga kondisi sekitar bibirnya belepotan akibat coklat yang lumer.

Megan memperhatikan Queensha yang sedang tidur itu, sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman yang sangat manis. Tangannya kemudian terulur mengambil brownies yang ada di pangkuan Queensha lalu ia mengambil tissue dan memberikan sedikit air pada tisu itu lalu mulai membersihkan daerah bibir Queensha yang belepotan itu dengan hati-hati takut mengganggu tidur manis sang pujaan hati.

Setelah selesai dia menaruh tangannya di bagian tengkuk Queensha dan juga lututnya lalu ia membenarkan letak Queensha tak lupa menyelimuti tubuh pujaan hatinya itu.

"Gue terlalu penakut ya, bicara tatap mata aja gue gak mampu, jantung gue juga baperan banget, kalau Deket Lo ritmenya kenceng banget" gumam Megan lirih sambil menyingkirkan rambut yang menghalanginya untuk melihat wajah Queensha dari dekat.

Cup

"Maaf gue lancang, gue cuma cemburu liat Fathir cium Lo tadi, jadi gue bersihin deh bekasnya" kata Megan terkekeh kecil setelah mengecup singkat kening Queensha.

Megan menarik tubuhnya dan duduk di kursi sebelah branker itu.

"Gila, kayaknya gue punya penyakit jantung deh, harus periksa nih" kata Megan sambil memegang dadanya.

Cklek

"Eh ada orang ternyata" kata Zalerfa tersenyum dan berjalan ke arah Queensha.

Megan berdiri lalu menyalimi tangan Zalerfa yang membuat Zalerfa tersenyum tipis dan mempersilakan Zalerfa untuk duduk.

"Udah lama di sini?" Tanya Zalerfa menatap wajah Megan yang sudah keringat dingin.

"I-iya Tante" jawab Megan dengan senyuman kikuknya.

"Aeric mana?" Tanya Zalerfa lagi namun pandangannya mengarah pada Queensha dan tangannya membelai lembut rambut putrinya

"Lagi anterin temannya Eca Tan" kata Megan lalu Megan berjalan ke arah sofa dan mendudukkan dirinya di sana.

"Untung datangnya pas udah selesai nyium, kalau ketauan tadi bisa habis gue" batin Megan yang kemudian fokus ke arah handphonenya.

Megan memilih beranjak lalu mengambil kunci motornya di atas meja yang berada di depannya.

"Tan, pamit ya, ada urusan" kata Megan dengan senyum Canggung.

"Kok cepet banget, gak apa-apa loh kalau kamu masih mau di sini" kata Zalerfa menatap heran anak muda di depannya ini.

"Udah lumayan lama di sini Tan, tadinya mau langsung balik tapi kasian Eca sendirian jadi saya temenin sampai ada yang datang eh malah dianya ketiduran " kata Megan masih berdiri di dekat Queensha.

Zalerfa terkekeh lalu mengucapkan terima kasih karena Megan sudah menemani anaknya lalu Megan pun berlalu dari sana setelah menyalimi tangan Zalerfa.

_🍁_

Mansion mewah milik keluarga Mahendra terpampang jelas di hadapannya. Aeric menatap datar Aulia yang menatapnya sebentar lalu menundukkan kepalanya.

"Lo adeknya Raden?" dari sekian banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan hanya itu yang berhasil keluar dari mulutnya.

"Iya kak" kata Aulia dengan kepala yang masih menunduk.

The Story Of Queensha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang