Pagi ini Queensha bangun sebelum subuh, dia berniat belajar memasak dan akan membuatkan bekal untuk Kafka sebagai permintaan maafnya telah melukai kekasih lelaki itu. Queensha terkekeh miris, ia berniat membuang perasaannya itu dan tak bersikap egois, ia berpikir kemarin mungkin ia terlihat sangat egois karna Kafka memiliki kehidupannya sendiri, dia berhak memilih pasangannya.
Queensha mengecup pipi Daddy dan Maminya lalu bergerak hati-hati untuk turun dari ranjang itu. Setelah berhasil dia melangkah menuju pintu dan pergi ke dapur. Di dapur maid yang sedang membereskan rumah terkejut melihat Queensha yang menyengir lebar sambil melangkah ke arah mereka.
"Nona mau apa? Ada yang bisa bibi bantu?" Tanya Nining sopan.
"I-itu Eca mau masak nasi goreng" kata Queensha tersenyum kikuk.
"Biar bibi saja yang masakkan" tawar Salah satu maid bernama Riyah
Queensha dengan cepat menggelengkan kepalanya dan kekeh ingin membuat nasi goreng itu sendiri.
"Ca kok kamu disini?" Tanya Zalerfa yang baru saja turun dari kamar utama saat meraba sampingnya yang ternyata tak ada Queensha membuat ia langsung mencari anak sambungnya itu.
"Eca mau buat nasi goreng tapi gak di bolehin sama bibi" curhat Queensha sambil cemberut dan memeluk Zalerfa dari samping. Hal itu membuat para Maid diam mematung. Karna baru kali ini mereka melihat interaksi Zalerfa dan Queensha yang sedekat itu.
Zalerfa terkekeh lalu membalas sekilas pelukan Queensha itu kemudian menatap wajah Queensha dengan senyuman terbaiknya.
"Ayo masak bareng Ma-mami aja" kata Zalerfa sedikit terbata saat menyebut dirinya mami.
"Yes!" Sorak Queensha sambil jingkrak-jingkrak kesenangan.
"Cuci dulu bahan-bahannya ya habis itu kamu potong tipis-tipis bawang merah, bawang putih sama sayurnya tapi hati-hati nanti tangannya kena pisau" kata Zalerfa menginterupsi karna Queensha benar-benar ingin mengerjakannya tanpa campur tangan orang rumahnya.
Queensha mulai melakukan perintah itu dan tak sengaja tangannya terkena pisau saat sedang mengiris bawang putih.
"Awsss"
"Ca tangan kamu" kata Zalerfa terkejut mendengar ringisan anaknya itu lalu membawa Queensha ke arah wastafel guna mencuci tangan Queensha yang dialiri darah itu.
"Morning" sapa Aeric dari belakang tubuh Queensha dan juga Zalerfa.
"Kalian lagi ap- Ya Allah tangan kamu kenapa ca?" Tanya Aeric yang tadinya sedikit ngantuk menjadi segar bugar melihat tangan adiknya itu.
"Gak apa-apa cuma luka kecil, Eca lagi belajar masak tau" kata Queensha dengan Cengiran khas dirinya.
Aeric menatap tajam adiknya namun Zalerfa malah menundukkan kepalanya membuat Queensha dan Aeric saling tatap. Mungkin Zalerfa mengira Aeric akan memarahinya karna dirinya yang tak becus sehingga Queensha terkena pisau.
"Mah kok nunduk?" Tanya Aeric spontan. Membuat para Maid disana melototkan matanya heran dengan dua anak majikannya itu, sejak kapan mereka akrab dengan ibu sambungnya itu?.
"Maaf gara-gara Ma-"
"Bukan salah Mami Eca yang salah kok gak hati-hati" jelas Queensha memotong ucapan Zalerfa.
"Iya Mah, bukan salah Mamah, Bocil aja yang salah karna gak hati-hati megang pisau, lagian sok-sokan mau belajar masak, megang pisau aja masih gemetaran" ejek Aeric diakhir kalimatnya.
"Kok Abang jadi nyalahin Eca sih! Abang gak boleh ikut-ikutan tau!" Kata Queensha kesal disalahkan.
"Loh kan kamu yang bilang gitu tadi Abang cuma menegaskan ulang aja" kata Aeric nyolot.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Queensha
KurzgeschichtenIni tentang Queensha, Gadis yang sangat disayangi oleh keluarganya, Ibunya meninggal saat ia masih berumur 5 tahun. Juga tentang Persahabatannya dengan Aulia dan Kisah Percintaannya Dengan Ketua geng BlackTiger. Kafka Rajendra Nicholas seorang teman...