Bel pulang sekolah baru saja berbunyi membuat siswa-siswi SMA Nicholas berbondong-bondong ke arah parkiran ingin segera pulang ataupun nongkrong bersama teman mereka.
Inti BlackTiger pun melakukan hal yang sama, mereka berjalan ke arah parkiran khusus BlackTiger. Memang di sekolah ini anggota BlackTiger dan inti BlackTiger memiliki parkiran khusus di sebelah barat lapangan.
"Ck kemana sih ni anak" dari depan anggota inti BlackTiger melihat Aeric yang sibuk mendubel sambil memegang handphone miliknya.
"Bikin khawatir aja!" Monolog nya lagi.
"Ngapain Lo kesini?" Nyolot Bintang dari arah belakang Aeric.
"Terserah gue lah,gue sekolah disini juga bayar kali, jadi mau kemana aja bukan urusan Lo juga!" kata Aeric menatap tajam anggota inti BlackTiger.
Fathir terlihat mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya mengapa Aeric terlihat khawatir.
"Gak ada,dari tadi gue cari tapi gak ketemu,gue telfon gak aktif" kata Aeric langsung.
"Lah maksud Lo apa anjay, gila ni anak gak ada yang tanya ngomong sendiri" kata Bintang tersenyum miring menatap Aeric.
Aeric pergi dari sana setelah menendang tulang kering Bintang yang membuat bintang mengumpat kasar.
Lalu setelahnya terlihat Fathir yang berlari menuju motornya dan menunggangi kuda besi itu lalu melajukannya seperti orang kesetanan.
"Ck gak ada yang waras apa hari ini" kata Elang.
"Mas El gak liat betapa warasnya aku hari ini?" Tanya Raden dengan muka sok imutnya.
"Jijik anjir" kata Elang lalu berjalan meninggalkan dua temannya itu.
"Lah kita di tinggal?" Tanya Bintang.
"Gak usah ngomong Lo ayo jalan buruan!" Kata Raden malas.
"Jalan mah jalan aja kali gak usah pakai ngegas ngomongnya" kata Bintang menatap Raden sinis.
"Aulia nitip martabak manis dekat rumah Lo,tapi dia sendirian di rumah,gue boleh minta tolong beliin?" Tanya Raden mengubah topik pembicaraan mereka.
"Siap" kata Bintang lalu mereka berjalan bersama ke arah motor mereka yang masih terparkir apik disana.
_🍁_
Di ruang rawat Queensha sedang adanya perdebatan antara dua makhluk keras kepala itu.
"Minum za!" Kata Kafka memaksa.
"Nggk" kata Queensha lalu menutup mulutnya dan menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dengan gerakan cepat.
"Za minum!" Kata Kafka yang mulai lelah membujuk Queensha meminum obat,dari selesai dia makan hingga sekarang Kafka masih berusaha sabar membujuk Queensha.
Tadi saja soal makanan Queensha protes karna nasi untuk pasien rumah sakit terasa hambar dan akhirnya Kafka mengalah dengan memesankan makanan yang Queensha mau tapi kali ini tak mungkin ia akan membiarkan Queensha sakit karna tak minum obat.
Queensha masih terus menggelengkan kepalanya semakin bruntal.
Kafka yang sudah lelah membujuk secara halus pun langsung memegang kedua pipi Queensha dengan sebelah tangannya lalu mencengkeramnya dan memasukkan obat itu dan memberikan Queensha air mineral niatnya Queensha ingin memuntahkan obat itu tapi Kafka dengan teganya menutup mulut Queensha dengan tangannya sehingga Queensha tak dapat berbuat apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of Queensha
Krótkie OpowiadaniaIni tentang Queensha, Gadis yang sangat disayangi oleh keluarganya, Ibunya meninggal saat ia masih berumur 5 tahun. Juga tentang Persahabatannya dengan Aulia dan Kisah Percintaannya Dengan Ketua geng BlackTiger. Kafka Rajendra Nicholas seorang teman...